🌼53🌼

122 18 8
                                    

Jeng..jeng..

Waktu seolah berjalan begitu cepat, hari pernikahan (nama kamu) dan juga Alwan akan digelar tiga hari lagi. Undangan pun sudah disebar luaskan satu Minggu yang lalu.

(nama kamu) terlihat sedang melamun sambil menimang selembar undangan di tangannya, (nama kamu) berniat akan memberikan langsung undangan itu untuk seseorang yang pernah spesial di hatinya.

Lagi pula, (nama kamu) juga sudah mendapatkan izin dari Alwan. (nama kamu) pun sudah meminta Iqbaal untuk menemaninya seharian besok.

Apa nantinya (nama kamu) akan sanggup banyak berkata di depan Iqbaal, apakah (nama kamu) akan sanggup melakukan sesuatu sesuai rencananya. Semoga saja gadis itu akan bisa terlihat bahagia dengan pernikahannya, karena memang sebenarnya ia juga bahagia dengan pernikahan ini, hanya saja tidak semudah itu melupakan sosok yang bertahun-tahun menghuni hatinya.

(nama kamu) terlihat meneteskan air matanya, kalau diingat-ingat begitu banyak cobaan dalam hidupnya yang sudah dilalui.

" Sayang, ayo makan malam nak " Ucap Harnum terdengar sangat jelas di kamar (nama kamu).

" Iya mah " Ucap (nama kamu) menyahuti.

***
Setelah makan malam tadi (nama kamu) langsung memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

(nama kamu) saat ini terlihat sedang sibuk dengan benda pipih yang sedang ditempelkannya di telinga kanannya.

' Jadi besok aku gak bisa gangguin kamu dong ya, seharian besok kamu bukan milik aku ' Ucap Alwan yang langsung terkekeh diakhir. Kalau saja saat ini laki-laki itu berada dihadapnnya, pasti (nama kamu) sudah meninju hidungnya.

" Kamu mah " Ucap (nama kamu).

' Tapi aku bener kan, yaudah kamu tidur gih. Biar besok fresh kencan sehariannya ' Ucap Alwan yang mencoba menggoda (nama kamu) lagi.

" Kamu gak ikhlas ya aku minta untuk.... "

' Ikhlas, sayang '

' Yaudah kamu tidur gih, udah malem. Selamat istirahat, sayang ' Ucap Alwan dengan sangat lembut, membuat hati (nama kamu) berdesir.

" Kamu juga selamat istirahat, sayang " Ucap (nama kamu) dengan tulus.

Detik selanjutnya, sambungan telepon mereka telah terputus.

***
Jam sembilan pagi Iqbaal sudah duduk santai di ruang tamu rumah (nama kamu). Untung saja Haris tadi berangkat pagi ke kantor, jadi papanya itu tidak akan berpikiran yang macam-macam karena (nama kamu) hanya cerita kepada mamanya tentang hal ini.

" Rencananya mau kemana Baal? " Ucap Harnun yang baru saja meletakkan segelas minuman sirup jeruk dingin di hadapan Iqbaal.

" Iqbaal sendiri juga gak tau tante, (nama kamu) yang ngajak " Ucap Iqbaal yang memang tampak sedikit kebingungan kenapa tiba-tiba (nama kamu) meminta dirinya untuk menemaninya seharian ini. Padahal Iqbaal tahu, kalau sebentar lagi (nama kamu) akan menikah. Iqbaal bukannya tidak punya kenalan yang sudah memberitahunya mengenai undangan pernikahan (nama kamu) dan juga Alwan yang sudah disebar seminggu yang lalu, tapi Iqbaal tidak akan menanyakan apapun kepada (nama kamu) sampai gadis itu memberitahunya sendiri.

Harnum hanya tersenyum menanggapi, sesungguhnya Harnum sedih melihat Iqbaal yang pastinya akan sangat kehilangan (nama kamu) sebentar lagi.

" Ayo diminum Baal "

" Iya tante " Ucap Iqbaal yang langsung meneguk minuman dingin itu sampai setengah gelas.

***
Malam hari hadir dengan cepatnya, (nama kamu) selalu berharap bahwa dirinya akan kuat menyampaikan tentang pernikahannya pada Iqbaal dan semoga Iqbaal bisa dengan lupa melupakan dirinya.

Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang