Jeng..jeng..
Alwan yang fokus menyetir sedari tadi sedikit teralihkan pada (nama kamu) yang belum juga berhenti meneteskan air mata, meskipun gadis itu sudah berusaha menyembunyikan isakannya, tapi Alwan masih bisa melihat dengan jelas air mata gadis itu masih terus menetes.
" Sayang, kamu sebenernya kenapa sih? " Ucap Alwan entah sudah yang keberapa kalinya.
" Kalo kamu kecewa sama aku, aku bisa ngerti kok Al. Aku emang belum bisa jadi yang terbaik untuk kamu yang selalu bisa jadi yang terbaik buat aku. Aku bener-bener minta maaf " Ucap (nama kamu) panjang lebar dengan sangat lirih.
" Kalo kamu mau kasih saran ke aku, aku harus gimana, kamu ngomong aja. Aku akan lakuin " Ucap (nama kamu) lagi, membuat Alwan semakin kebingungan.
" Kamu ini kenapa sih? " Ucap Alwan yang langsung menghentikan mobilnya. Laki-laki itu melepaskan tangan dari stir, merengkuh kedua bahu (nama kamu) untuk dihadapkan padanya.
" Kamu udah jadi perempuan terbaik buat aku, jujur, dulu aku sempat berpikir bahwa kamu tidak bisa untuk melupakan masa lalu kamu, tapi sekarang dengan sikap-sikap kamu akhir-akhir ini ke aku, aku jadi yakin kalau kamu tidak keberatan untuk menjadi pendamping hidup aku " Ucap Alwan membuat (nama kamu) perlahan menatap kedua bola mata laki-laki itu.
" Aku janji, aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk kamu, seperti kamu yang selalu menjadi yang terbaik untuk aku " Ucap (nama kamu) sangat lirih, namun masih jelas di pendengaran Alwan.
" Makasih, sayang " Ucap Alwan sambil mengusapi pipi (nama kamu).
(nama kamu) tersenyum kecil, namun sangat manis.
" I love you "
" I love you too "
Alwan langsung merengkuh tubuh (nama kamu) sebentar, lalu melepaskan kembali untuk melanjutkan perjalanan mereka.
***
Iqbaal, Ody, dan Luna baru saja memasuki sebuah rumah yang cukup besar dengan desain arsitektur yang menarik. Iqbaal sebagai kelulusan arsitek sangat menyukai desain rumah kakaknya itu." Mas Belva kemana teh? " Ucap Iqbaal yang baru saja menurunkan ranselnya.
" Kerja lah, abis ini juga pulang biasanya " Ucap Ody membuat Iqbaal mengangguk-angguk kecil, sedangkan Luna langsung berlarian kecil menuju kamarnya yang ada di lantai dua.
" Luna jangan lari-lari gitu kalo naik tangga, sayang " Ucap Ody memperingatkan.
" Iya bunda "
" Mau ke kamar sekarang atau nonton televisi disini? " Ucap Ody yang sepertinya ingin beranjak dari ruang keluarga.
" Sekarang aja teh " Ucap Iqbaal yang langsung berdiri sambil menjinjing tas ranselnya.
" Yaudah, yuk teteh anter ke kamar " Ucap Ody yang juga ikutan berdiri.
***
Malam ini udara Jakarta sangat dingin, hujan yang baru saja menyapa bumi setelah sekian lama menghilang. (nama kamu) menimang handphone-nya, lalu mengarahkan benda pipih itu ke telinga kanannya.Tidak lama dari itu, suara seorang laki-laki terdengar disana.
' Hallo, sayang. Ada apa? '
" Kamu jangan keluar kamar kalo hujan gini ya, aku takut kamu kayak waktu itu lagi " Ucap (nama kamu) dengan tulus.
Di seberang sana, Alwan terlihat mengulas senyuman.
' Iya, sayang '
Tiba-tiba saja Alwan memutuskan panggilan suara dengan (nama kamu), dan detik selanjutnya ada sebuah video call masuk dari Alwan juga, membuat (nama kamu) terkekeh pelan. Lalu jempol kanan (nama kamu) menggeser tombol berwarna biru keatas dan muncul lah wajah Alwan di layar handphone-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Dia
Teen Fiction[SELESAI] Cerita ini berawal dari kisah perencaan perjodohan (nama kamu) dengan putra semata wayang rekan bisnis papanya. Namun, (nama kamu) Celistya Ananta tidak setuju, karena dia mencintai Iqbaal Dhiafakhri yang merupakan sahabatnya sejak kecil...