🌼26🌼

183 20 16
                                    

Siap-siap yaa!!😂

Jeng..jeng..

Sudah tiga hari berlalu, (nama kamu) rasanya malas sekali untuk melakukan kegiatan apapun hari ini. Karena memang Rike sudah mewanti-wantinya untuk ikut bersamanya menjemput Iqbaal siang nanti. Harnum juga belum memberikan jawaban tentang pertanyaan (nama kamu) yang telah lalu yaitu apakah ada surat-surat Iqbaal sebelum surat kelima untuknya itu? Sungguh kepala (nama kamu) ingin meledak saat ini, namun seperti biasa ia tidak bisa melakukan apa-apa hanya tetesan air mata yang mewakilinya.

" Sayang.. " Ucap Harnum lembut saat sudah memutar knop pintu kamar (nama kamu) dan memunculkan wajahnya disana.

Tidak ada jawaban dari gadis itu, rasanya ia sangat enggan sekali untuk berbicara dengan mamanya selagi mamanya itu tidak mau jujur kepadanya. Sudah tiga hari pula (nama kamu) tidak bertegur sapa dengan Harnum dan (nama kamu) hanya dua kali makan saja selama tiga hari ini.

" Sayang, ayo sarapan " Ucap Harnum yang tampak khawatir melihat wajah putrinya sedikit memucat.

Tetap sama, tidak ada jawaban dari gadis itu. (nama kamu) masih tetap pada posisinya yaitu menumpuhkan lipatan tangannya di bantal dan meletakkan wajahnya disana. Wajahnya sudah sangat sembab dan kantung matanya juga sudah tercetak dengan jelas, begitu pun dengan bibirnya yang mulai memucat.

" Kamu ada janji ya sama bunda? " Ucap Harnum yang kini sudah melangkah mendekati putrinya, (nama kamu) segera memposisikan dirinya duduk dan mengambil posisi diujung kasur king size-nya itu, memberikan jarak pada Harnum yang saat ini sudah duduk di kasur itu juga.

" Kamu masih marah sama mama? " Ucap Harnum sambil menatap (nama kamu). (nama kamu) sama sekali tidak menggubris ucapan Harnum ia hanya tetap diam dan menatap ke arah jendela yang gorden-nya belum tersingkap.

" Aku cuma mau mama bilang jujur " Ucap (nama kamu) sangat pelan, namun Harnum bisa mendengarnya dengan jelas.

" Oke mama akan jujur sama kamu, asal kamu jangan marah atau ngambek lagi ya sama mama? " Ucap Harnum membuat (nama kamu) menolehkan pendangannya kearah mamanya itu.

" Surat-surat itu disembunyikan sama papa " Ucap Harnum setelah menghembuskan napas beratnya.

" Kenapa disembunyiin ma? " Ucap (nama kamu).

" Karena biar kamu bisa mencintai Alwan " Ucap Harnum.

" Tanpa papa nyembunyiin surat itu pun aku sudah mulai suka sama Alwan mah, hanya saja masih juga ada Iqbaal dihati aku " Ucap (nama kamu) panjang lebar dengan suara yang sedikit serak.

" Papa gak yakin sayang, makanya papa lakuin itu " Ucap Harnum.

" Lagian aku juga bisa kok mah menjaga diri untuk gak lagi sering bersama Iq..bb..baal nantinya " Ucap (nama kamu) yang sungguh tersendat saat mengucapkan nama Iqbaal.

" Mama percaya sama kamu " Ucap Harnum sambil tersenyum, kemudian wanita itu beranjak dan menghampiri (nama kamu) diujung kasur seberangnya.

Harnum mengelusi rambut putrinya yang sedang digerai dan nampak sedikit kusut saat ini.

" Nanti bunda jemput kamu jam berapa? " Ucap Harnum lagi.

" Jam sebelas, biar nunggu disananya cuma tiga puluh menit aja " Ucap (nama kamu) pelan. Sungguh hati (nama kamu) saat ini sedang hancur dengan kenyataan bahwa papanya lah yang telah menyembunyikan kabar yang telah diberikan oleh Iqbaal kepadanya melalui sepucuk surat.

Saat (nama kamu) ingin kembali membenci papanya ia teringat dua kalimat yang waktu itu diucapkan oleh Haris padanya.

" Karena itu papah kurang setuju kalo kamu deket sama Iqbaal "

Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang