🌼22🌼

183 20 3
                                    

Jeng..jeng..

Tidak ada yang istimewa lagi dengan (nama kamu) dan Alwan di danau tadi. Karena setelah ia melihat notifikasi di akun instagram-nya tadi ia langsung meminta Alwan untuk mengantarkannya pulang saat Alwan sudah kembali dari toilet.

Dan disini lah (nama kamu) sekarang, di kamarnya. Ia berulang kali memastikan apakah benar akun yang tadi menyukai fotonya itu benar-benar Iqbaal atau tidak? Dan memang ternyata benar. (nama kamu) berkali-kali stalk akun itu dan memang benar itu asli milik Iqbaal.

" Sayang " Ucap Harnum yang sudah menampakkan wajahnya dari balik daun pintu kamar (nama kamu).

" Masuk mah " Ucap (nama kamu) pelan setelah menoleh dan mendapati Harnum.

Harnum pun langsung melangkah mendekati (nama kamu) dan duduk disamping putrinya itu.

" Kamu kenapa? " Ucap Harnum begitu lembut untuk didengar.

" Memangnya aku kenapa mah? " Ucap (nama kamu) sambil menatap ke arah mamanya.

" Tadi Alwan nelpon mama, dia bilang ada yang beda sama kamu. Dia gak berani nanya langsung ke kamu " Terang Harnum sambil menatap dalam mata putrinya itu.

" Aku gak papa mah " Ucap (nama kamu) lirih.

" Yaudah mama gak mau desak kamu, yang penting mama mau bilang kalo ini tentang Iqbaal coba deh kamu inget Alwan dia itu tulus banget sayang sama kamu " Ucap Harnum sambil mengelus rambut (nama kamu) yang tergerai bebas.

(nama kamu) hanya tersenyum seadanya menanggapi ucapan Harnum. Ia juga tidak tahu akan seperti apa nantinya perasaannya saat Iqbaal benar-benar kembali nanti.

" Ohya mah, aku mau izin ke rumahnya bunda ya " Ucap (nama kamu) yang langsung beranjak setelah mendapati anggukan dari Harnum.

***
" Iya sayang, bunda pasti senang kamu balik. Dan masalah beasiswa itu tidak penting nak, yang penting itu kamu baik-baik aja " Ucap seorang wanita berhijab sambil tersenyum.

Sepasang mata indah merekam kejadian ini dan hal itu semakin membuat sang pemilik mata itu merasakan sakit di dadanya.

" Iya sayang, bunda akan jemput kamu ya minggu depan " Ucap Rike yang langsung menjauhkan handphone-nya dari telinga kanannya.

" Bun.. " Ucap (nama kamu) lirih sambil memunculkan penuh badannya di ambang pintu.

" Sayang... " Ucap Rike dengan wajah yang sedikit tegang dan langsung menghampiri (nama kamu).

" Ayo duduk dulu sayang " Ucap Rike lembut sambil menyentuh kedua bahu milik (nama kamu).

" Bunda tadi telponan sama Iqbaal kan? " Ucap (nama kamu) dengan sedikit bergetar tanpa menatap Rike.

" Sayang.... "

" Iya apa enggak bund? " Ucap (nama kamu) lagi dengan cepat.

Rike terdiam cukup lama dan menunduk.

" Iya sayang " Ucap Rike kemudian.

(nama kamu) benar-benar sedih saat ini, bukannya lebay tapi sungguh, hatinya benar-benar sakit saat ini. (nama kamu) ingin beranjak, namun Rike langsung mencekal lembut pergelangan tangan milik (nama kamu).

" Bunda akan jelasin sama kamu " Ucap Rike sambil menatap sendu ke arah (nama kamu).

(nama kamu) hanya mengangguk pelan, kemudian Rike merengkuh kedua bahu milik (nama kamu) dari belakang dan menuntunnya untuk duduk di sofa ruang tamunya.

" Bunda minta maaf sayang " Ucap Rike setelah mereka sudah duduk di sofa, kemudian Rike menggenggam kedua tangan (nama kamu).

" Iqbaal mau pulang minggu depan dan dia gak ngasih tau aku bund? " Ucap (nama kamu) pelan, pandangannya sudah kabur karena air mata yang sudah memupuk di kedua matanya.

Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang