Jeng..jeng..
" Kamu pas meeting tadi bagus banget " Puji seorang laki-laki yang merupakan rekan kerja (nama kamu) dan juga Alwan, sekarang mereka sedang berjalan keluar dari ruang meeting.
" Hehe terima kasih pak " Ucap (nama kamu) sambil tersenyum kecil.
" Oh ya, nama saya Mahesa, panggil aja Esa " Ucap laki-laki bernama Esa itu sambil mengulurkan tangan kanannya.
" (nama kamu) pak Esa " Ucap (nama kamu) sambil meraih jabatan tangan dari Esa.
" Jangan panggil pak, panggil Esa aja "
" Iya, Esa "
" Ohya, kenalin juga " Ucap Alwan yang langsung melepaskan jabatan tangan (nama kamu) dan juga Esa, membuat langkah keduanya berhenti dan ganti Alwan yang menjabat tangan Esa.
" Ya kalo sama masnya saya udah tau, kan masnya ini anaknya pak Andrio "
" Bukan itu, kenalin gue ini tunangannya (nama kamu) " Ucap Alwan cepat sambil melepaskan jabatan tangannya dengan Esa.
Alwan langsung melepaskan jabatan tangannya dengan Esa.
" Ohya sayang, kita langsung ke cafe aja yuk! " Ucap Alwan yang sengaja diberi penekanan di kata 'sayang' nya. Mungkin supaya Esa tidak lagi mendekati tunangannya itu.
(nama kamu) hanya mengangguk menanggapi. Tanpa menunggu lagi, Alwan langsung saja menarik lembut pergelangan tangan kiri (nama kamu).
" Duluan Esa "
" I...iya "
***
" Aku gak suka deh kamu deket-deket sama Esa " Ucap Alwan yang memulai pembicaraan, kemudian menyeruput kopinya." Kenapa sih Al, lagian kan Esa itu rekan kerja kamu juga " Ucap (nama kamu) setelah mencomot roti kering pesanannya.
" Ya gak suka aja, pasti Esa suka deh sama kamu "
" Apasih kamu, ya nggak mungkin lah " Ucap (nama kamu) dengan sedikit terkekeh.
" Aku serius loh sayang, tadi tuh pas aku bilang kamu tunangannya aku, wajahnya dia tuh berubah seratus delapan puluh derajat " Ucap Alwan bak seorang ibu yang sedang menceritakan sebuah dongeng kepada anaknya sebelum tidur, dramatis.
" Yaudah sih terserah dia, yang penting kan aku miliknya kamu " Ucap (nama kamu) yang tidak terlalu ambil pusing masalah Esa.
" Pokoknya nanti aku bakal bilang sama papa biar kamu gak ada satu pun kerjaan yang harus satu tim sama dia " Ucap Alwan.
" Kalo kamu lakuin itu aku bakal marah, kita harus belajar profesional dong sayang " Ucap (nama kamu) sambil tersenyum. Memang benar, senyuman (nama kamu) mampu menenangkang siapa pun lawan bicaranya yang sedang panik. Buktinya saja, Alwan langsung diam tidak berusaha membantah.
" Ohya Al, kamu kalo nggak sibuk nanti malem anterin aku dong " Ucap (nama kamu).
" Kalo buat kamu, gak bakalan sibuk lah " Ucap Alwan sambil tersenyum, (nama kamu) juga ikut tersenyum.
" Yaudah, aku tunggu ya "
" Mau kemana emang? Malam mingguan? " Ucap Alwan setelah meneguk habis capuccino hangatnya.
" Nganter undangan, ini kan masih juma'at hm.. "
" Undangan kita? Wahh aku gak nyangka loh kamu ngasih kejutan begini " Ucap Alwan dengan sok dramatis.
" Ya kali, undangannya abang sama kak Vika " Ucap (nama kamu) dengan ketus, membuat Alwan terkekeh kecil, kemudian tangan kanan laki-laki itu bergerak mengacak pelan puncak kepala (nama kamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Dia
Teen Fiction[SELESAI] Cerita ini berawal dari kisah perencaan perjodohan (nama kamu) dengan putra semata wayang rekan bisnis papanya. Namun, (nama kamu) Celistya Ananta tidak setuju, karena dia mencintai Iqbaal Dhiafakhri yang merupakan sahabatnya sejak kecil...