🌼56🌼

112 18 1
                                    

Perhatian, ini bukan ending. Ending di part selanjutnya, kalian sudah bisa simpulkan bukan gimana endingnya wkwk.. Tapi nanti setelah baca ini, tetep baca part terakhirnya ya. Biar afdol hahaha...

Jeng..jeng..

Setelah pulang dari rumah (nama kamu) tadi, Iqbaal hanya mengurung diri di kamar. Mengabaikan panggilan Rike untuk sarapan maupun makan siang. Iqbaal benar-benar tidak memiliki nafsu untuk apa pun. Rasanya ia ingin waktu berhenti berputar sekarang juga.

' Gue bodoh, semuanya salah gue ' Ucap Iqbaal membatin, tangan kanannya mengusap kepalanya gusar. Frustasi.

' Sebenernya gue udah lama suka sama lo Baal waktu sekolah dulu, bahkan sebelum lo ada rencana ngajak jadian Steffi. Steffi pacar pertama lo kan? ' Ucapan (nama kamu) yang tadi benar-benar terputar di memori otaknya beberapa kali. Andai saja Iqbaal lebih peka waktu itu, mungkin semuanya tidak terlambat seperti ini.

#FlashbackOn

Setelah acara api unggun selesai, semua murid-murid yang mengikuti kemah diminta untuk istirahat. Karena besok pagi akan melakukan jelajah seperti biasa. Jelajah tidak akan dilakukan pada malam hari, karena sekolah SMA Rajawali mengadakannya di luar lingkungan sekolah. Jadi jelajah malam akan digantikan dengan jelajah pagi.

Dua orang murid yang merupakan seorang laki-laki dan perempuan masih terlihat belum memasuki tenda. Keduanya masih terlihat asyik berbincang sambil duduk di sebuah kayu, bekas pohon yang tumbang, sepertinya. Sambil menikmati sisa-sisa kayu bakar yang digunakan untuk acara api unggun tadi. Untung saja semua guru sudah tidur, kalau tidak pasti mereka berdua akan terkena marah.

" (nam..), gue suka sama lo " Ucap seorang laki-laki yang sedari tadi duduk di samping gadis itu, ya gadis itu adalah (nama kamu). Dan tentu saja laki-laki itu adalah Iqbaal.

Iqbaal menggamit tangan (nama kamu) sambil tersenyum. Sedangkan, (nama kamu) terlihat sangat gugup di mata Iqbaal. Iqbaal tidak tahu pipi gadis itu sedang memerah atau tidak karena kurangnya penerangan saat ini.

Lalu, Iqbaal mengeluarkan setangkai bunga mawar merah yang dipetiknya tadi sore di sekitar tempat kemah mereka.

Perlahan namun pasti, (nama kamu) mengambil setangkai bunga mawar itu dan tersenyum.

" Lo mau gak jadi pacar gue? "

(nama kamu) terlihat sedang berpikir cukup lama, hingga akhirnya Iqbaal terkekeh melihat ekspresi wajah sahabatnya itu.

" Kok ketawa? "

" Tadi, gue latihan buat nembak Steffi. Gimana, apanya yang kurang? " Ucap Iqbaal membuat (nama kamu) terdiam seribu bahasa. Iqbaal hanya bisa melihat ekspresi aneh yang ditunjukkan oleh wajah (nama kamu). Ada apakah gerangan?

" Ohya, bunganya buat lo deh. Besok gue cari lagi " Ucap Iqbaal sambil terus menatap kearah (nama kamu) yang tak kunjung bersuara.

" Kenapa lo diem? "

Mata Iqbaal melotot saat samar-samar ia melihat gadis dihadapannya meneteskan air mata. Iqbaal bingung, apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya itu.

" Lo nangis? "

(nama kamu) terkekeh.

" Gue terharu, gak nyangka lo udah mau main cinta-cintaan aja. Baru kelas dua juga " Ucap (nama kamu) kemudian. Iqbaal langsung ikutan terkekeh.

" Gue kira lo baper "

" Ya kali gue baper sama lo "

" Yaudah ya, gue istirahat dulu. Kalo bu Mimi bangun bisa kena ceramah kita " Ucap (nama kamu) yang langsung berlalu begitu saja dari hadapan Iqbaal.

Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang