Jeng..jeng..
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya gadis yang ditunggu-tunggu pun menampakkan wajahnya. Salsha berjalan santai sambil memunculkan seulas senyuman manisnya, seperti biasa.
Salsha menangkap ada yang aneh dari tatapan kedua sahabatnya ini. Kalau untuk (nama kamu) sih Salsha bisa maklum, mungkin gadis itu masih sedih dengan kejadian tadi pagi. Tapi Cassie? Tatapan gadis itu sedikit membuat Salsha ketakutan.
" Kalian kenapa sih? " Ucap Salsha yang sudah berdiri di hadapan kedua sahabatnya.
" Gapapa kok Sha " Ucap (nama kamu) lembut dan langsung beranjak berdiri.
" Yaudah karena lo udah dateng, gue duluan ya. Udah ditungguin Alwan soalnya " Ucap (nama kamu) yang langsung beranjak pergi tanpa menunggu jawaban dari Salsha, tidak seperti biasanya.
" Yaudah yuk Cass pulang " Ucap Salsha yang langsung mendapati tatapan tajam dari Cassie.
" Gue ada salah? " Ucap Salsha dengan ragu.
" Enggak. Nanti malem gue nginep di rumah lo ya " Ucap Cassie pelan, membuat Salsha mengangguk dan tersenyum.
***
" Alwan, bisa anterin aku ke kantor pos enggak? " Ucap (nama kamu) dengan sedikit keras agar Alwan yang sedang memboncengnya mendengar.Sedetik kemudian Alwan mengangguk. Senyum (nama kamu) mengembang, ia sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah mengirimkan sosok seperti Alwan. Yang selalu ada untuknya.
Setelah beberapa menit perjalanan yang ditempuh dengan motor ninja abu-abu, akhirnya mereka pun sampai di tempat yang banyak orang berlalu lalang.
" Alwan, kamu pulang duluan aja ya? Ini antriannya masih lama banget " Ucap (nama kamu) yang baru saja melangkahkan kakinya menuju kantor pos beriringan dengan Alwan.
Alwan menatap kedua bola mata (nama kamu) penuh arti. Lalu kedua tangannya menangkup pipi chubby gadis itu.
" Aku akan selalu ada buat kamu " Ucapan Alwan membuat pipi (nama kamu) memanas, dan matanya berkaca.
" Jangan nangis nanti cantiknya ilang " Ucap Alwan yang melepaskan tangkupan tangannya dari pipi (nama kamu).
" Yaudah aku tunggu sini. Kamu masuk aja " Ucap Alwan yang hanya ditimpali anggukan oleh (nama kamu).
Sejujurnya (nama kamu) sangat merasa bersalah pada cowok tampan itu, namun bagaimana lagi hatinya masih milik Iqbaal yang saat ini sedang jauh disana.
" Sekeras-kerasnya batu, pasti bisa berlubang kalau terus-terusan ditetesi air. Begitupun kamu, aku yakin suatu saat nanti kita bisa saling mencintai " Ucap Alwan sambil tersenyum mantap dan memandangi tubuh (nama kamu) yang sudah menjauh dari hadapannya.
***
Setelah hampir setengah jam, (nama kamu) pun sudah terlihat berjalan mendekati Alwan yang sedang sibuk berkutat dengan ponselnya." Lama ya nunggunya? " Ucap (nama kamu) membuat Alwan sedikit tersentak, lalu buru-buru memasukkan HP nya ke saku celana jeansnya.
" Enggak kok. Ohya, kamu dapet alamat lengkapnya Iqbaal darimana? " Ucap Alwan membuat (nama kamu) menautkan kedua alisnya.
" Kamu kok tahu aku ngirim surat untuk Iqbaal? " Ucap (nama kamu).
#FlashbackOn
" Hei.. Lo siapa? " Ucap Alwan yang memergoki seorang cewek berambut pirang sedang merogohkan tangan kanannya ke tas milik (nama kamu).
Cewek itupun menoleh dengan wajah ketakutan ke arah Alwan. Setelah itu, ia tersenyum miring sambil melangkah mendekati Alwan.
" Gue mau ajak lo kerjasama, kita bakal sama sama ngejahuin (nama kamu) dari Iqbaal " Ucap cewek itu sambil tersenyum lebar di hadapan Alwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Dia
Jugendliteratur[SELESAI] Cerita ini berawal dari kisah perencaan perjodohan (nama kamu) dengan putra semata wayang rekan bisnis papanya. Namun, (nama kamu) Celistya Ananta tidak setuju, karena dia mencintai Iqbaal Dhiafakhri yang merupakan sahabatnya sejak kecil...