Jeng..jeng..
Pukul 15.00 (nama kamu) dan juga Alwan baru saja keluar dari gedung bioskop. Mereka berjalan beriringan sambil sesekali bercanda dan tertawa.
' Dilan tuh kayak Iqbaal ya, tukang gombal, banyak omong, selalu ngrhidupin suasana, wajahnya juga agak mirip ' Batin (nama kamu).
' Meskipun kata Dilan rindu itu berat, tapi menurutku rindu itu ringan. Buktinya aku masih kuat nahan rindu sampai sekarang '
" Sayang, kok ngelamun sih? " Ucap Alwan yang menyadari tatapan kosong dari kekasihnya itu.
(nama kamu) masih tidak merespon, ia masih tetap pada lamunannya.
" Hei.. " Ucap Alwan sambil memukul pelan bahu kanan (nama kamu).
" Hah? Ada apa Al? " Ucap (nama kamu) yang sedikit gelagapan.
" Kamu kenapa melamun? "
" Aku nggak ngelamun kok. Cuma lagi....... " Ucapan (nama kamu) yang sengaja dihentikan, karena ia harus berpikir sejenak.
" Lagi apa sayang? " Ucap Alwan.
" Lagi..... kepikiran soal sahabat-sahabat aku. Lagian kan aku belum ngasih tau mereka soal pertunangan kita " Ucap (nama kamu) dengan sedikit gugup.
" Salsha? " Ucap Alwan dengan intonasi bertanya. (nama kamu) mengangguk pelan.
" Kamu ngira yang ngusilin kamu itu Salsha? " Ucapan Alwan itu membuat (nama kamu) terbelalak. Apa maksud dari laki-laki itu.
" Iya maksud aku, kalo kamu nuduh Salsha berarti kamu salah " Ucap Alwan yang seolah tahu maksud dari ekspresi (nama kamu) sambil tersenyum.
Kedua mata (nama kamu) sudah berkaca-kaca, dadanya terasa sedikit sesak.
" Mak...sudnyaa? " Ucap (nama kamu) yang sudah berusaha menahan agar air matanya tidak jatuh di tempat keramaian seperti ini. Nanti malah orang-orang mengira Alwan telah menyakitinya.
" Iya bukan Salsha yang ngelakuin itu semua " Ucap Alwan.
" Tapi waktu itu kamu bilang cewek itu deket sama aku dan inisialnya S? " Ucap (nama kamu) dengan sangat pelan. Ia meruntuki kebodohannya sendiri. Kenapa ia harus secepat itu menyimpulkan bahwa Salsha cewek itu. Bukannya masih ada lagi?
" Iyaa tapi....... astagah " Ucap Alwan dengan nada terkejut sambil memegangi jidatnya.
" Kenapa Al? " Ucap (nama kamu) sambil menautkan kedua alisnya.
" Bentar ya, nanti aku jelasin sama kamu. Aku ambil dompet dulu ketinggalan di kursi tadi " Ucap Alwan.
" Maksud kamu kursi bioskop? " Ucap (nama kamu).
" Iya "
" Kan udah ada pemutaran film selanjutnya sayang " Ucap (nama kamu) yang juga ikutan panik.
" Iya gapapa aku usahain entar, bentar ya " Ucap Alwan yang langsung berlarian meninggalkan (nama kamu) yang masih mematung menandangi punggu Alwan yang semakin menjauh.
" Apa temen terdekat lo yang berinisial S cuma Salsha? " Ucap seorang cewek yang tiba-tiba saja ada dibelakang (nama kamu), membuat (nama kamu) menoleh cepat ke arah belakangnya.
" Steffi? " Ucap (nama kamu) dengan sedikit menggantung.
" Inisial nama gue apa? " Ucap Steffi lagi dengan wajah judes.
Air mata (nama kamu) sudah lolos jatuh begitu saja dari kelopak matanya.
" S " Ucap (nama kamu) lirih disela isakan tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Dia
Jugendliteratur[SELESAI] Cerita ini berawal dari kisah perencaan perjodohan (nama kamu) dengan putra semata wayang rekan bisnis papanya. Namun, (nama kamu) Celistya Ananta tidak setuju, karena dia mencintai Iqbaal Dhiafakhri yang merupakan sahabatnya sejak kecil...