Jeng..jeng..
Acara akad nikah Kiki dengan Vika berjalan dengan lancar, meskipun sempat terhenti dengan kehadiran Haris yang tiba-tiba tadi.
Dari tadi siang sampai sekarang ini tidak akan ada apa-apa, karena Kiki dan Vika baru akan menggelar resepsi pernikahan mereka besok malam.
" Aku gak nyangka mas, kamu masih ada disini " Ucap Harnum sambil terus-terusan menyandarkan kepalanya ke bahu Haris. Perlahan tangan kanan Haris membelai rambut Harnum yang tidak terlalu panjang.
" Ciyee mama yang kangen sama papa " Ucap (nama kamu) mencoba menggoda sambil membawa dua gelas sirup rasa jeruk pada sebuah nampan cokelat, lalu meletakkannya di hadapan Haris dan Harnum.
Harnum langsung mengangkat kepalanya dari bahu Haris, sedikit malu dengan godaan putrinya itu.
" Emang kamu gak kangen sama papa? " Ucap Harnum.
" Kan kangennya udah pas pertama kali kita ketemu lagi waktu itu ya pah " Ucap (nama kamu) sambil terkekeh pelan.
" Maksudnya? " Ucap Harnum yang tidak mengerti dengan maksud dari ucapan putrinya itu.
" Ya kan.... " Ucapan (nama kamu) sengaja digantungkan, gadis itu berpikir harus memulai bicara dari mana? Takutnya ia salah bicara dan akan membuat mamanya salah paham.
" (nama kamu) udah ketemu aku sebelumnya, beberapa hari yang lalu " Ucap Haris, membuat (nama kamu) tersenyum kikuk.
" Terus kenapa kamu gak bilang sama mama? " Ucapan Harnum dengan nada yang mulai tidak santai.
" Aku cuma gak mau mama kepikiran, apalagi abang kan mau nikah. Dan saat itu papa juga belum mengingat semuanya mah, pokoknya gak mungkin aja kalo aku ngasih tau mama. Maaf ya mah " Ucap (nama kamu) panjang lebar sambil terus mengusapi punggung tangan mamanya yang ia genggam.
" Iya, sayang " Ucap Harnum begitu lembut sambil tersenyum, membuat (nama kamu) merasa sangat lega dalam hatinya.
" Yaudah deh ma, aku mau ke kamar ya. Udah malem juga nih " Ucap (nama kamu) yang langsung berdiri dan beranjak menaiki tangga setelah mendapat jawaban dari Haris dan Harnum.
***
(nama kamu) masih belum bisa untuk sekedar memejamkan kedua matanya, gadis itu masih memikirkan perjanjiannya dengan Alwan beberapa hari yang lalu.Jujur, (nama kamu) sudah mencintai Alwan, bahkan sudah sepenuh hati. Namun, untuk menikah ia belum siap. Tapi, janji adalah janji dan harus ditepati, apa lagi papanya juga sudah kembali bersamanya.
(nama kamu) langsung menimang benda pipih di tangan kanannya setelah berpikir cukup lama, lalu gadis itu terbangun.
Drrrrrrrrrttttttt....
Tidak seberapa lama, (nama kamu) melihat panggilannya sudah diterima di seberang sana.
' Ada apa, sayang? '
" Hmm... Ada yang mau aku bicarain, tapi gak bisa lewat telepon " Ucap (nama kamu) dengan jujur, lalu gadis itu berdiri untuk mengurangi kegugupannya.
' Aku harus kesana? '
" Jangan Al, besok aja. Kamu jadi dateng kan ke resepsinya abang sama kak Vika? "
' Iyaa, aku pasti dateng lah ' Ucap Alwan yang langsung terkekeh.
' Eh iya, papa sama mama aku gak percaya kalo papa kamu beneran masih hidup deh ' Ucap Alwan lagi.
" Ya besok deh ajak om Andrio sama mama Aurel kesini. Biar bisa buktiin kalo emang papa aku masih hidup "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Dia
Teen Fiction[SELESAI] Cerita ini berawal dari kisah perencaan perjodohan (nama kamu) dengan putra semata wayang rekan bisnis papanya. Namun, (nama kamu) Celistya Ananta tidak setuju, karena dia mencintai Iqbaal Dhiafakhri yang merupakan sahabatnya sejak kecil...