🌼42🌼

106 18 1
                                    

Jeng..jeng..

Malam sudah sedikit akan larut, jarum jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

Alwan masih berada di rumah (nama kamu) setelah mengantarkan undangan Kiki dan Vika yang terakhir barusan.

" Ini Al diminum dulu " Ucap (nama kamu) sambil meletakkan segelas wedang jahe di meja, di hadapan Alwan.

Alwan tiba-tiba saja meminta minuman itu kepada (nama kamu), Alwan bilang merindukan minuman tradisional itu, yang terakhir diberikan oleh (nama kamu) setelah mereka pergi jalan-jalan malam sekitar dua Minggu yang lalu.

" Makasih sayang " Ucap Alwan yang dibalas dengan senyuman oleh (nama kamu).

Alwan langsung menyeruput wedang jahe itu setelah (nama kamu) duduk di sampingnya. Alwan menyeruputnya hingga menyisakan setengah.

" Kok gak dihabisin? " Ucap (nama kamu).

" Iya, nanti dihabisin sayang " Ucap Alwan sambil tersenyum.

" (nama kamu) ini kuenya " Ucap Harnum dari arah dapur yang terdengar jelas di telinga (nama kamu).

" Bentar ya, " Ucap (nama kamu) yang langsung saja berlalu.

***
" Tadi aku kayak denger suaranya (nama kamu) ya bunda " Ucap Iqbaal yang baru saja menuruni anak tangga rumahnya dan melihat Rike yang sedang menyeruput teh hangat di meja makan.

" Iya, dia nganter ini, " Ucap Rike sambil menunjuk benda berbentuk persegi panjang yang berwarna biru berpadu dengan orens di hadapannya.

" Undangan " Lanjut Rike saat Iqbaal sudah sampai di anak tangga yang terakhir.

' (nama kamu) kan suka warna orens, jangan-jangan bener itu undangan.... '

*Brukkk* Iqbaal yang sedang melamun tidak sengaja menendang tempat sampah yang ada di samping tangga. Rike menyadari wajah putranya sedang gelisah, Rike seolah tau apa yang sedang ada di pikiran putranya itu langsung berkata,

" Undangannya Kiki "

Iqbaal yang sedang memunggungi Rike karena memasukkan sampah yang sedikit berserakan itu tersenyum kecil. Hatinya terasa sedikit lega, setidaknya ia tidak akan benar-benar kehilangan (nama kamu) dalam waktu dekat.

Iqbaal langsung menghampiri Rike, lalu duduk di samping bundanya itu.

" Teteh bilang, Minggu depan mau kesini " Ucap Iqbaal setelah terdiam beberapa detik.

" Kamu bilang ya sama teteh? " Ucap Rike pelan dan diangguki cepat oleh Rike.

" Teteh juga berhak tau bunda " Ucap Iqbaal.

" Kasihan nak, tetehmu itu bolak-balik jadinya "

" Gak apa-apa bund "

***
Setelah Alwan pulang tadi, (nama kamu) langsung memutuskan untuk ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya yang sedikit lelah sambil menatap langit-langit kamarnya.

' Sikapnya Iqbaal tadi kok berubah banget ya? ' Ucap batin (nama kamu).

(nama kamu) sangat sedih dengan perubahan sikap Iqbaal kepadanya, dalam dua tahun ini memang mereka tidak pernah berkomunikasi sama sekali, meskipun beberapa kali pernah bertemu.

Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, (nama kamu) yang sedang melamun tidak menyadarinya.

" Lagi mikirin cowok yang tadi ya " Ucap Vika yang tiba-tiba saja duduk di sampingnya, (nama kamu) sedikit terlonjak kaget, ia pun langsung memposisikan dirinya sedang duduk.

Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang