🌼47🌼

101 17 0
                                    

Perhatian, part 47 nya kemarin salah. Dan itu harusnya part 48😑 maapin yak. Sekarang aku share dua nih sekalian. Nanti malem kalo nggak males, aku share langsung part 49 nyaaa. Dan intinya aku bakal share 3 part hari ini. 3 part sama yang salah kemarin. Sekali lagi, maaf ya.

Jeng-jeng..

Siang ini begitu terik, membuat siapa pun yang ingin keluar untuk menikmati hari libur menjadi malas.

Terlihat seorang laki-laki sedang duduk di bangku panjang berwarna putih yang menghadap sebuah danau.

" Ada apa lo nyari gue? " Ucap seorang perempuan berambut pirang yang baru saja hadir dari arah belakang laki-laki itu.

" Duduk, gue mau bicara sama lo " Ucap laki-laki itu dengan nada dingin, sebenarnya ia sangat malas berurusan dengan perempuan setengah tidak waras itu, tapi apa boleh buat, ini demi kekasihnya.

" Cepetan ngomongnya, gue sibuk " Ucap perempuan itu setelah duduk disamping Alwan, ya laki-laki itu adalah Alwan.

" Lo kenapa ngakuin om Haris sebagai papa lo? " Ucap Alwan yang langsung pada poinnya.

Perempuan itu, Steffi, ia tersenyum miring, Dugaannya benar. Alwan ingin bertemu dengannya pasti tidak jauh-jauh mengenai soal (nama kamu).

Alwan merogoh saku celananya sebentar, sepertinya laki-laki itu mau memberikan sebuah cek atau apa entahlah. Namun, tangannya keluar lagi tanpa mengambil sesuatu di saku celana sebelah kanannya itu.

" Oh, tunangan lo itu udah cerita semuanya ya? " Ucap Steffi sambil terkekeh diakhir.

" Gak usah basa-basi, apa mau lo agar lo bisa ngelepasin om Haris? " Ucap Alwan.

" Gue pinter kan ya, lo semua udah nganggep calon mertua lo itu udah meninggal " Ucap Steffi, lalu dijeda sendiri.

Alwan menatap kesal pada perempuan itu, kenapa tidak langsung pada intinya saja. Tapi, laki-laki itu terlihat tersenyum tipis.

" Setahun gue sembunyiin laki-laki tua itu, tapi akhirnya ketahuan juga ya, " Ucap Steffi lagi, kemudian gadis itu terkekeh sendiri. Benar, gadis itu kurang waras.

" Disini gue yang terlalu pinter, apa kalian semua sih yang terlalu bodoh? Ohya, gue sampe lupa. Tadi lo nanya tujuan gue kan ya? " Ucap Steffi terus. Alwan tidak ingin menjawab sama sekali. Biar saja gadis itu yang menyelsaikan ucapannya.

" Gue, Stefanie Zamora Husein cuma ingin melihat (nama kamu) Celistya Ananta menderita. Gue ingin tertawa saat dia menangis, " Ucap Steffi yang sengaja dipotong, lalu tertawa sebentar, benar-benar gila.

" Cuma itu sih mau gue "

" Lo mau uang yang banyak gak? " Ucap Alwan tiba-tiba, membuat mata Steffi sedikit membulat.

" Mau lah, tapi kalo dituker sama laki-laki tua itu gue gak mau " Ucap Steffi.

" Gue bakal kasih uang berapa pun, asal lo lepasin om Haris " Ucap Alwan lagi, laki-laki itu berharap Steffi akan menerima tawarannya.

" Gak mau "

" Lima ratus juta " Ucap Alwan dengan sangat tiba-tiba.

Steffi tidak menjawab, perempuan itu hanya diam sambil tersenyum miring.

" Satu miliar, deal? " Alwan langsung mengulurkan tangan kanannya di hadapan Steffi.

" Gue baru tau, ternyata lo sebodoh ini ya. Demi perempuan semacam (nama kamu) aja lo sampe mau ngeluarin duit sebanyak itu? " Ucap Steffi dengan terkekeh diakhir.

" (nama kamu) segalanya buat gue, tinggal lo bilang setuju apa enggak? " Ucap Alwan sedikit tegas.

Steffi tampak berpikir, uang segitu banyaknya bisa untuk memuhi kebutuhan hidupnya hingga berpuluh-puluh tahun ke depan. Tapi, entah kenapa perempuan itu masih tidak rela untuk melepaskan laki-laki tua itu dan membuat (nama kamu) bahagia.

Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang