Jeng..jeng..
Pagi-pagi sekali (nama kamu) terbangun dengan dua kantung mata yang sangat kentara, entah gadis itu habis begadang semalaman atau menangis semalaman.
" Calon pengantinnya baru bangun aja " Ucap Kiki yang sedang duduk-duduk santai di ruang keluarga bersama dengan Vika, Harnum dan juga Haris.
" Abang kok disini? " Ucap (nama kamu) yang langsung melangkah menghampiri Kiki dan duduk disamping laki-laki itu.
" Abang nginep sini lah sampe pernikahan kamu selesai. Gak boleh? "
" Ya boleh lah abang, apaan sih " Ucap (nama kamu).
" Mah, aku laper " Ucap (nama kamu) sambil merengek ke arah Harnum, yang memang gadis itu tadi sudah melihat ke meja makan dan tidak ada makanan sama sekali.
" Kita semua juga belum makan sayang " Ucap Haris dengan santai, lalu kembali terfokus pada acara televisi tentang politik yang sedari tadi disaksikannya.
" Terus? "
" Kita mau ditraktir makan sama pak dokter yang abis naik jabatan " Ucap Harnum yang diiringi dengan senyuman bangganya.
" Wahh yang bener bang? " Ucap (nama kamu) dengan senyuman yang mengembang, lalu memeluk erat abang kesayangannya itu.
" Alhamdulillah "
" Pasti ini tuh berkat adanya kak Vika di hidup abang, jadi abang lebih beruntung. Karena perempuan, terutama seorang istri selalu membawa keberuntungan tersendiri untuk suaminya " Ucap (nama kamu) panjang lebar membuat semua mata tertuju kepada gadis itu, sejak kapan gadis itu mendapatkan teori-teori bijak seperti itu, tidak biasanya.
(nama kamu) memasang ekspresi anehnya saat semua mata tertuju pada dirinya.
" Ada yang salah? "
" Gak sayang, kamu bener banget kok. makanya nanti kalo kamu udah nikah kamu jadi istri yang baik ya " Ucap Harnum sambil membelai rambut lurus milik putrinya yang sedikit acak-acakan pagi ini.
***
Pagi menjelang siang ini, tepatnya jam sembilan pagi keluarga besar Haris Ananta sedang berada di sebuah restoran yang cukup terkenal di Jakarta. Kalau saja (nama kamu) tidak sedang dalam masa-masa tidak boleh bertemu dengan Alwan, pasti ia sudah mengajak calon suaminya itu untuk makan gratis, ya agar dirinya tidak menjadi obat nyamuk disini." Vika Hamil mah, pah, (nam..) " Ucap Vika membuat semua orang kecuali Kiki yang sedang beraktivitas melongo ke arah perempuan berhijab itu.
" Hah? Serius, yeee aku mau punya ponakan " Ucap (nama kamu) yang terlihat heboh sendiri, membuat gelak tawa dari seorang Kiki. Padahal adik kesayangannya itu sudah mau menikah, tingkahnya masih seperti anak kecil saja.
" Selamat ya sayang atas kehamilan kamu, semoga lancar sampai persalinan. Mama udah nggak sabar gendong cucu. Makasih nak " Ucap Harnum yang langsung memeluk Vika yang duduk tepat disampingnya.
" Iya mah, amin " Ucap Vika sambil mengembangkan senyumnya.
" Selamat ya nak " Ucap Haris sambil tersenyum.
" Makasih pah "
" Selamat ya kak Vika " Ucap (nama kamu).
" Makasih ya dek "
" Sama-sama kak Vika "
***
Sepulang dari acara makan-makan tadi, (nama kamu) langsung memilih untuk berdiam di kamarnya. Membiarkan anggota keluarga yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing.Gadis itu menatap langit-langit kamarnya, ia masih kepikiran dengan keadaan Iqbaal setelah pertemuannya bersama laki-laki itu semalam. Apa Iqbaal masih memikirkan tentangnya apa laki-laki itu lebih memilih mengubur kenangan mereka dalam-dalam seperti yang akan dilakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Dia
Teen Fiction[SELESAI] Cerita ini berawal dari kisah perencaan perjodohan (nama kamu) dengan putra semata wayang rekan bisnis papanya. Namun, (nama kamu) Celistya Ananta tidak setuju, karena dia mencintai Iqbaal Dhiafakhri yang merupakan sahabatnya sejak kecil...