🌼54🌼

117 17 6
                                    

Jeng..jeng..

Pagi-pagi sekali (nama kamu) terbangun dengan dua kantung mata yang sangat kentara, entah gadis itu habis begadang semalaman atau menangis semalaman.

" Calon pengantinnya baru bangun aja " Ucap Kiki yang sedang duduk-duduk santai di ruang keluarga bersama dengan Vika, Harnum dan juga Haris.

" Abang kok disini? " Ucap (nama kamu) yang langsung melangkah menghampiri Kiki dan duduk disamping laki-laki itu.

" Abang nginep sini lah sampe pernikahan kamu selesai. Gak boleh? "

" Ya boleh lah abang, apaan sih " Ucap (nama kamu).

" Mah, aku laper " Ucap (nama kamu) sambil merengek ke arah Harnum, yang memang gadis itu tadi sudah melihat ke meja makan dan tidak ada makanan sama sekali.

" Kita semua juga belum makan sayang " Ucap Haris dengan santai, lalu kembali terfokus pada acara televisi tentang politik yang sedari tadi disaksikannya.

" Terus? "

" Kita mau ditraktir makan sama pak dokter yang abis naik jabatan " Ucap Harnum yang diiringi dengan senyuman bangganya.

" Wahh yang bener bang? " Ucap (nama kamu) dengan senyuman yang mengembang, lalu memeluk erat abang kesayangannya itu.

" Alhamdulillah "

" Pasti ini tuh berkat adanya kak Vika di hidup abang, jadi abang lebih beruntung. Karena perempuan, terutama seorang istri selalu membawa keberuntungan tersendiri untuk suaminya " Ucap (nama kamu) panjang lebar membuat semua mata tertuju kepada gadis itu, sejak kapan gadis itu mendapatkan teori-teori bijak seperti itu, tidak biasanya.

(nama kamu) memasang ekspresi anehnya saat semua mata tertuju pada dirinya.

" Ada yang salah? "

" Gak sayang, kamu bener banget kok. makanya nanti kalo kamu udah nikah kamu jadi istri yang baik ya " Ucap Harnum sambil membelai rambut lurus milik putrinya yang sedikit acak-acakan pagi ini.

***
Pagi menjelang siang ini, tepatnya jam sembilan pagi keluarga besar Haris Ananta sedang berada di sebuah restoran yang cukup terkenal di Jakarta. Kalau saja (nama kamu) tidak sedang dalam masa-masa tidak boleh bertemu dengan Alwan, pasti ia sudah mengajak calon suaminya itu untuk makan gratis, ya agar dirinya tidak menjadi obat nyamuk disini.

" Vika Hamil mah, pah, (nam..) " Ucap Vika membuat semua orang kecuali Kiki yang sedang beraktivitas melongo ke arah perempuan berhijab itu.

" Hah? Serius, yeee aku mau punya ponakan " Ucap (nama kamu) yang terlihat heboh sendiri, membuat gelak tawa dari seorang Kiki. Padahal adik kesayangannya itu sudah mau menikah, tingkahnya masih seperti anak kecil saja.

" Selamat ya sayang atas kehamilan kamu, semoga lancar sampai persalinan. Mama udah nggak sabar gendong cucu. Makasih nak " Ucap Harnum yang langsung memeluk Vika yang duduk tepat disampingnya.

" Iya mah, amin " Ucap Vika sambil mengembangkan senyumnya.

" Selamat ya nak " Ucap Haris sambil tersenyum.

" Makasih pah "

" Selamat ya kak Vika " Ucap (nama kamu).

" Makasih ya dek "

" Sama-sama kak Vika "

***
Sepulang dari acara makan-makan tadi, (nama kamu) langsung memilih untuk berdiam di kamarnya. Membiarkan anggota keluarga yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Gadis itu menatap langit-langit kamarnya, ia masih kepikiran dengan keadaan Iqbaal setelah pertemuannya bersama laki-laki itu semalam. Apa Iqbaal masih memikirkan tentangnya apa laki-laki itu lebih memilih mengubur kenangan mereka dalam-dalam seperti yang akan dilakukannya.

Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang