Jeng..jeng..
(nama kamu) dan Alwan sudah sampai di mall tujuan mereka sejak sepuluh menit yang lalu, ya, mereka lebih memilih untuk jalan-jalan di mall karena Alwan yang sangat sensitif dengan angin malam.
" Mau nonton apa sayang? " Ucap Alwan saat mereka sudah berjalan ke area bioskop.
" Something in between katanya bagus, tapi terserah sama kamu sih " Ucap (nama kamu) sambil sibuk menghabiskan ice cream-nya yang tinggal sedikit.
" Yaudah kamu tunggu sini aja, biar aku yang beli tiketnya " Ucap Alwan yang langsung berlalu ke tempat pembelian tiket.
(nama kamu) memutuskan untuk duduk di salah satu kursi yang ada di depan beberapa stand makanan setelah ice cream-nya habis dan setelah membuang bungkus ice cream tadi.
" (nama kamu).... " Ucap seorang perempuan yang dengan buru-buru menghampiri (nama kamu).
" Salshaaaaaa " Ucap (nama kamu) yang langsung memeluk Salsha yang terlihat bahagia saat bertemu dengannya.
Cukup lama mereka berpelukan untuk mencurahkan rasa rindunya setelah dua tahun mereka tidak bertemu, karena Salsha yang memutuskan untuk ikut keluarganya pindah ke Makassar waktu itu.
" Kapan lo pulangnya? " Ucap (nama kamu) setelah melepaskan pelukannya dari Salsha.
" Sebenernya udah beberapa hari yang lalu sih, setelah wisuda gue langsung kesini buat nyari kerja " Ucap Salsha panjang lebar, lalu keduanya duduk di kursi.
" Terus udah dapet kerja? "
" Belum nih " Ucap Salsha sambil menggeleng kecil.
" Di tempat gue kerja sih lagi ada lowongan, nanti deh gue tanyain lagi sama Alwan " Ucap (nama kamu) yang mendapati senyuman bahagia dari Salsha.
" Lo kerja di perusahaannya papanya Alwan? "
" Iya, makanya gue langsung diterima " Ucap (nama kamu) yang diakhiri dengan kekehan kecilnya.
" Makasih ya (nam..) "
" Santai aja, Sha "
Cukup lama tidak ada yang bersuara, hingga akhirnya Salsha memutuskan untuk berbicara tentang hal itu juga,
" Ohya, sorry ya gue gak bisa dateng waktu pemakaman om Haris " Ucap Salsha pelan, membuat senyuman (nama kamu) semakin memudar.
Cukup lama (nama kamu) terdiam, hatinya begitu sakit jika harus mengatakan hal yang dialaminya tadi siang.
" Papa gue belum meninggal, Sha " Ucap (nama kamu) cukup pelan, mambuat Salsha mengernyitkan alisnya.
" Maksud lo? "
" Maksud kamu apa? " Ucap Alwan yang tiba-tiba saja sudah hadir di belakang (nama kamu).
Alwan langsung duduk di kursi samping (nama kamu). Alwan dan Salsha sama-sama tidak sabar untuk mendengarkan sesuatu yang akan keluar dari mulut (nama kamu).
" Tapi kalian jangan bilang siapa pun ya soal ini " Ucap (nama kamu) dengan suara yang sedikit bergetar.
" Iya (nam...) "
" Iya, sayang "
(nama kamu) sempat menarik napas panjang-panjang sebelum memulai untuk berbicara.
" Tadi siang gue ketemu papa gue di danau "
" Tapi papa gue gak ngenalin gue, " (nama kamu) sudah mulai meneteskan air mata mengingat kejadian menyakitkan itu.
" Maksudnya papa lo hilang ingatan gitu? " Ucap Salsha menebak, (nama kamu) langsung menganggukkan kepalanya mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Dia
Jugendliteratur[SELESAI] Cerita ini berawal dari kisah perencaan perjodohan (nama kamu) dengan putra semata wayang rekan bisnis papanya. Namun, (nama kamu) Celistya Ananta tidak setuju, karena dia mencintai Iqbaal Dhiafakhri yang merupakan sahabatnya sejak kecil...