Jeng..jeng..
" Sayang, kamu dari mana aja udah malem baru pulang? " Ucap Harnum yang nampak gelisah, dan segera menghampiri putrinya saat baru saja memasuki rumahnya.
" Dari rumahnya bunda maa " Ucap (nama kamu) sambil tersenyum dengan manis.
" Kamu....? "
" Iyaa maa aku udah nggak ngambek, soalnya tadi dikasih mie ayam sama bunda " Ucap (nama kamu) memotong ucapan Harnum sambil tetap tersenyum. Harnum pun juga ikutan tersenyum.
" Tau gitu gua beliin mie ayam sama gerobak-gerobaknya dah " Ucap Kiki yang baru saja muncul dari arah dapur dan membawa segelas air putih.
" Abang mah omdo " Ucap (nama kamu) sambil menatap sinis ke arah Kiki yang sudah duduk di sofa ruang tamunya.
" Yaudah mah.. Aku mau tidur ya mah " Ucap (nama kamu) sambil mencium pipi kanan Harnum dan segera berlalu untuk menaiki anak tangga rumahnya.
" Gua gak dicium? " Ucap Kiki saat (nama kamu) sampai di pertengahan tangga.
" Bukan mukhrim bang " Ucap (nama kamu) yang diakhiri dengan kekehan, dan segera berlalu menuju kamarnya.
Kiki sama sekali tidak memperdulikan jawaban adiknya, karena di dalam hatinya dia sudah senang melihat adiknya bisa ceria kembali.
" Yaudah Ki, mama mau istirahat dulu ya " Ucap Harnum pada Kiki, sebelum wanita itu meninggalkan putranya seorang diri yang sedang sibuk dengan air putihnya dan buku tebalnya.
" Iya mah "
Kringggg.... Kringggg.....
Tiba-tiba saja telepon rumah keluarga Ananta berdering, karena hanya Kiki yang masih belum ke kamar, jadi Kiki juga yang mengangkat panggilan itu.
" Iya halo dengan... "
" Kiki.. Ini papa " Ucap Haris memotong ucapan Kiki dari seberang sana.
" Oh.. Iya pah kenapa? "
" Bisa panggilkan mama kamu dan juga adikmu? " Ucap Haris dengan nada sedikit terburu-buru.
" MAMAAAA... (NAMA KAMU).... " Teriakan Kiki yang langsung mendapati respon dari Harnum dan juga (nama kamu). Tidak berselang lama keduanya sudah menghampiri Kiki yang masih memegang gagang telepon itu.
" Ada apa sih Ki? " Ucap Harnum yang mendahului untuk bertanya.
" Mah.. Ini papa telepon " Ucap Kiki yang langsung menyerahkan gagang telepon itu pada Harnum.
" Iya Halo pah ada apa? "
***
Sesuai janjinya semalam kepada papanya. Sekarang (nama kamu) sedang berada di rumah keluarga Alwan. Dan jujur ini memang rencana yang sangat mendadak, karena berkemungkinan Haris dan Andrio akan menetap beberapa bulan di Amsterdam beberapa hari lagi." Jadi gimana sayang? " Ucap Aurel yang membuat (nama kamu) sedikit terkejut, karena sebelumnya sempat melamun.
Wajah (nama kamu) sedikit memucat, ia terus saja meremasi ujung kaos yang sekarang sedang dikenakannya.
(nama kamu) menarik napas sejenak, dan berusaha untuk tetap tersenyum. Lalu, kepalanya mengangguk pelan sebagai jawaban untuk pertanyaan Aurel yang sebelumnya tadi.
" Maksudnya? " Ucap Aurel dengan rona wajah bahagia.
" Iya tante, a..aku.. mau " Ucap (nama kamu) dengan degupan jantung yang sedikit memburu.
Aurel tersenyum lebar dan langsung merentangkan kedua tangannya untuk segera menyambar tubuh calon menantunya itu.
#Brukk
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Dia
Teen Fiction[SELESAI] Cerita ini berawal dari kisah perencaan perjodohan (nama kamu) dengan putra semata wayang rekan bisnis papanya. Namun, (nama kamu) Celistya Ananta tidak setuju, karena dia mencintai Iqbaal Dhiafakhri yang merupakan sahabatnya sejak kecil...