🌼44🌼

131 23 2
                                    

Jeng..jeng..

Dengan langkah-langkah kakunya, ia mulai mendekati kedua orang itu. Tinggal beberapa jangka lagi ia hampir saja mendekati kedua orang itu. Dan dengan samar-sama ia mendengar....

" Makasih ya papa, aku sayang banget sama papa " Ucap perempuan yang sedang membelakanginya itu dengan nada yang sedikit manja.

" Sama-sama ya anak kesayangannya papa "

Deg.

Tubuh (nama kamu) seketika merasa lemas, rasanya ia ingin lunglai saja. Tulang-tulang di tubuhnya terasa sedang mati rasa, namun sekuat tenaga gadis itu menahan agar dirinya tidak pingsan di tempat.

" Pa..pah " Ucap (nama kamu) akhirnya setelah ia terdiam cukup lama.

Laki-laki paruh baya itu menyadari kalau (nama kamu) sedang berbicara padanya, ia langsung melepaskan pelukannya dengan perempuan tadi.

" Aku kangen sama papah " Ucap (nama kamu) yang langsung memeluk laki-laki paruh baya yang rambutnya sudah sedikit beruban itu.

Perempuan yang tadi dipeluk oleh laki-laki paruh baya itu memandang tidak suka ke arah (nama kamu). Tatapannya menajam, lalu perempuan itu berusaha melepaskan pelukan antara (nama kamu) dan juga laki-laki paruh baya itu.

" Lepasin papa gue " Selak perempuan itu dengan cepat sambil menjauhkan tubuh (nama kamu) dari laki-laki itu.

" Steffi? " Ucap (nama kamu) lirih, dadanya terasa semakin sesak. Apa maksud Steffi memanggil Haris dengan sebutan papanya.

" Pah, kenapa papah panggil dia ini anak papah, anak papa kan aku, (nama kamu) " Ucap (nama kamu) dengan cepat, air matanya tidak berhenti untuk menetes.

" Kamu siapa? " Ucap laki-laki paruh baya itu setelah terdiam cukup lama.

Sesak di dada (nama kamu) bertambah setelah laki-laki paruh baya itu mengatakan satu kalimat itu, kalimat yang teramat menyakitkan baginya.

Satu tahun ia tidak bertemu dengan papanya, di hari pertama mereka bertemu, Haris tidak mau mengakui dirinya sebagai anaknya.

" Papa Haris kan? " Ucap (nama kamu) disela isak tangisya.

" Iya, nama saya Haris, tapi anak saya dia, namanya Steffi. Bukan kamu " Ucap Haris menerangkan, semakin membuat (nama kamu) tidak karuan.

Steffi tersenyum miring atas ucapan Haris, hatinya begitu bahagia melihat (nama kamu) yang pasti hatinya sedang hancur saat ini.

" Pah, apa maksud papa? Coba papa inget-inget deh, aku (nama kamu) pah, anak papa. Istri papa namanya Harnum dan papa juga memiliki anak laki.... "

" Sakit " Ucap Haris sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya, kenapa papanya bisa melupakan dirinya? Apa yang terjadi dengan laki-laki itu satu tahun ini?

" Steffi, gue mau bicara sama lo " Ucap (nama kamu) yang langsung menarik pergelangan tangan Steffi untuk segera menjauh dari keberadaan Haris.

" Bentar ya papaku sayang " Ucap Steffi yang sengaja dimanis-maniskan, hati (nama kamu) benar-benar terluka.

" Iya, sayang " Ucap Haris menanggapi, dulu yang di panggil sayang oleh Haris adalah dirinya, kenapa sekarang bukan dirinya lagi.

***
" Lepasin gue " Ucap Steffi saat jarak mereka sudah cukup jauh dari Haris.

" Kenapa lo ambil papah gue, kenapa bisa papa gue bersama lo, Kenapa bisa lo nyembunyiin papa gue setahun lebih, " Ucap (nama kamu) yang langsung pada poinnya. Sungguh buliran bening itu tidak henti-henti untuk menetes dari sepasang bola mata indahnya.

Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang