🌼17🌼

196 21 3
                                    

Jeng..jeng..

" Bundaaaaaa " Ucap (nama kamu) yang langsung memeluk Rike yang sudah duduk manis di ruang tamu rumahnya.

Entah kenapa (nama kamu) sangat merasa nyaman saat memeluk Rike, seolah ia merasakan pelukan dari Iqbaal.

" Maaf ya Rik nunggu lama " Ucap Harnum yang langsung duduk disamping Rike sambil cium pipi kanan dan kiri dengan Rike.

" Iya gak papa, darimana emang? " Ucap Rike.

" Itu dari.... Ohya, kamu hari sabtu besok dateng ya ke acaranya (nama kamu). Gak ada undangan sih, cuma kalo bisa kamu dateng soalnya cuma ada saudara-saudara aja sih " Ucap Harnum membuat Rike manautkan kedua alisnya.

" Acara apa? " Ucap Rike.

" Pertunangan (nama kamu) dan Alwan " Ucap Harnum membuat Rike membuka mulutnya sedikit lebar.

(nama kamu) menatap sendu ke arah Rike, (nama kamu) tahu jika wanita paruh baya itu juga menginginkan dirinya bersama dengan Iqbaal. Namun, takdir berkata lain.

" Tunangan? "

" Iya tunangan, agak dadakan sih emang " Ucap Harnum sambil tersenyum.

" Ohya, kata (nama kamu) kamu kesini mau nyobain resep baru aku ya? Bentar ya aku siapin dulu " Ucap Harnum yang langsung mengacir ke belakang tanpa menunggu jawaban dari Rike.

" Kamu beneran mau tunangan? " Ucap Rike sambil mengelus pipi kanan milik (nama kamu).

" Iya bunda " Balas (nama kamu) pelan.

Kemudian Rike tersenyum, namun tersenyum yang terkesan dipaksakan.

" Kamu udah gak suka ya sama Iqbaal? " Ucapan Rike membuat (nama kamu) menunduk. Sungguh ia ingin menangis dan menjerit sekencang-kencangnya saat ini.

" Bunda sih gapapa kalo kamu gak jodoh sama Iqbaal, asalkan kamu bahagia sama Alwan " Ucap Rike sambil mengelusi puncak kepala (nama kamu) yang masih menundukkan kepalanya.

" Aku.... " Ucap Rike yang langsung merengkuh kepala (nama kamu) dan langsung disandarkan ke bahu kanannya membuat (nama kamu) tidak melanjutkan ucapannya.

" Udah gak usah dijawab, nanti bunda bantuin bikin kue ya untuk kamu " Ucap Rike sambil tersenyum yang terkesan sangat dipaksakan.

Kemudian, (nama kamu) pun tersenyum kecil sambil mengangkat kepalanya dan menatap Rike dalam.

" Bunda jangan berubah ya sama aku, karena bunda akan selamanya jadi bundanya (nama kamu) " Ucap (nama kamu) dengan tersenyum kecil. (nama kamu) mencoba untuk ikhlas dan senang hati menjalani takdirnya, lagi pula ia sudah tidak terlalu terpaksa bertunangan dengan Alwan, karena ia sudah mulai mencintai laki-laki itu.

" Iya sayang " Ucap Rike pelan.

" Ohya, bunda mau ngasih tau kamu. Kalo..... "

" Rik, semua udah siap " Harnum berkata dan muncul dengan tiba-tiba dari balik gorden pembatas antara ruang tamu dengan ruang keluarga membuat Rike menghentikan ucapannya.

" Iya " Balas Rike singkat sambil tersenyum.

" Yaudah ayo ke dapur, dan (nama kamu) tolong telepon mama Aurel ya bilang kalo gak usah buat kue, nanti biar mama aja " Ucap Harnum yang diangguki oleh putrinya.

" Iya nanti sekalian aku bantuin " Ucap Rike.

" Makasih Rik " Ucap Harnum sambil tersenyum, kemudian mulai melangkahkan kakinya ke arah dapur, diikuti oleh Rike.

Sedangkan (nama kamu) langsung menuju ke kamarnya.

***
" Iya sayang, ada apa? " Ucap Aurel di seberang sana.

Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang