🌼55🌼

130 21 8
                                    

Jeng..jeng..

Di part ini kalian bakal tau nanti ending-nya akan seperti apa happy ending/sad ending😄😄

Malam ini, (nama kamu) sedang berada di teras belakang rumah Jelita, meskipun tidak terlalu besar rumah wanita paruh baya itu terasa sangat nyaman bagi (nama kamu).

" Ngapain kesini? " Ucapan yang sangat familiar di telinganya, membuat (nama kamu) menoleh cepat ke arah belakangnya.

" Iqbaal " Ucap (nama kamu) yang langsung berdiri menghampiri laki-laki itu.

" Bunda sedih nyariin lo, kasian Baal " Ucap (nama kamu) membuat Iqbaal tersenyum miring.

" Jadi, lo kesini karena bunda. Bukan karena diri lo sendiri yang khawatir sama keadaan gue? " Ucap Iqbaal membuat (nama kamu) terdiam, gadis itu bingung harus mengatakan apa sekarang.

" Ya, gue.... kasihan sama bunda " Ucap (nama kamu), tentu saja ucapannya barusan bohong, ia juga khawatir dengan keadaan laki-laki itu. (nama kamu) hanya tidak ingin seolah kembali memberi harapan palsu untuk Iqbaal. Sudah cukup sampai disini semuanya.

" Besok juga gue bakal pulang, gue cuma butuh ketenangan " Ucap Iqbaal datar. Sangat berbeda dengan Iqbaal yang (nama kamu) kenal.

Lalu, Iqbaal mendahului (nama kamu) untuk duduk di salah satu kursi teras belakang itu. Tanpa disuruh, (nama kamu) mengikuti Iqbaal untuk duduk disampingnya.

" Jangan buat gue alasan lo membuat bunda cemas Baal. Cuma lo yang yang dimiliki bunda, teh Ody kan jauh. Jadi lo yang harusnya benar-benar jagain bunda " Ucap (nama kamu) membuat Iqbaal tidak bisa berkata apa pun, karena memang laki-laki itu juga sadar akan kesalahannya.

Hening cukup lama, hingga akhirnya Iqbaal memeluk gadis itu dengan tiba-tiba. (nama kamu) sedikit tersentak. Tidak lama dari itu, kedua telinga (nama kamu) dapat menangkap suara isakan tangis samar-samar. Iqbaal nangis?

" Gue gak bisa hidup tanpa lo (nam..), andai bisa gue putar waktu. Gue gak mau dalam keadaan ini. Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, gue gak mau kehilangan lo " Ucap Iqbaal panjang lebar membuat (nama kamu) terdiam, perkataan Iqbaal sungguh menyayat hatinya.

" Inilah yang namanya takdir Baal, gak semua takdir sesuai keinginan kita. Mungkin ini yang terbaik untuk gue maupun lo "

" Terbaik dari mananya, melihat orang yang dicintainya akan menikah dengan orang lain. Itu maksud lo yang terbaik? " Ucap Iqbaal sedikit menyentak.

" Lo pasti akan nemuin perempuan yang jauh lebih baik daripada gue, gue yakin itu Baal " Ucap (nama kamu) membuat Iqbaal melepaskan pelukannya dari gadis itu, lalu tersenyum miring.

" Cuma lo perempuan terbaik untuk gue, gak ada yang lain " Ucap Iqbaal  memegang kedua bahu (nama kamu) dan menatap dalam kedua bola mata gadis cantik itu.

" Tapi Baal, gue bisa apa Baal? Semua.... "

Cup.

Ucapan (nama kamu) terhenti tiba-tiba setelah Iqbaal mengecup singkat bibir gadis itu. Setelah sadar, (nama kamu) langsung melayangkan tamparan yang cukup keras di pipi kanan Iqbaal.

" Apa maksud lo Baal, lo pikir gue perempuan murahan, iya? Asal lo tau ya Baal, kalo bukan gue merasa bersalah sama bunda lo. Gue gak akan nyusulin lo kesini, sekarang gue gak mau tau lagi. Mau lo pulang atau gak bukan urusan gue " Ucap (nama kamu) yang langsung meninggalkan Iqbaal begitu saja.

Iqbaal sadar kalau dia sudah salah, bagaimana pun juga Iqbaal tahu kalau gadis itu tidak suka diperlakukan seperti gadis murahan seperti ini. Kalau pun Iqbaal mengejar (nama kamu), Iqbaal yakin seratus persen kalau gadis itu tidak akan memperdulikannya. Karena (nama kamu) selalu butuh waktu saat emosi. Iqbaal pun memilih kembali duduk sambil menikmati sensasi dinginnya malam ini.

Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang