16. Salah paham

51.3K 3.2K 22
                                    

Punggung kecilnya menghilang setelah pintu kembali tertutup.

Tangan Abi yang semulanya hendak menghapus air mata Rahma, menggantung di udara saat Rahma berlari begitu cepat setelah mengatakan hatinya sakit

Abi mengernyit bingunga, apakah Rahma sakit hati akibat ditinggal olehnya tadi? Rasa-rasanya tidak mungkin.

Apa sebenarnya hal yang membuat hati Rahma sakit?

Seingatnya ia tak berbuat salah, bahkan ia menepati janjinya untuk kembali kepada Rahma

Jadi sebenarnya ada apa?

Suara ponsel berdering, terdengar dari arah meja. Dengan langkah pasti Abi mengangkat panggilan telponnya.

Usai memutus panggilan, benaknya tiba-tiba saja berkecamuk. Seningatnya, sebelum ia bertemu Rahma di kantin tadi, ia sangat yakin ponselnya ia taruh di dalam saku jasnya.

Dan hingga saat sebelum ia mengangkat panggilan telpon tadi, ia sama sekali belum menyentuhnya

Lantas mengapa ia malah menemukan ponselnya tergeletak di atas meja?

Abi menghela nafas, kemudian ia membuka kunci ponselnya, gambar lumba-lumba yang di temani wanita berbaju kuning adalah tampilan yang pertama di lihat Abi

Oh Astaga.

Abi mengerti  situasinya sekarang.

Dipejamkan matanya untuk beberapa saat.

kenapa jadi situasinya jadi seperti ini? Tanyanya dalam hati

Dari semua kemungkinan yang ada.  Bukan cara seperti ini yang di harapkan Abi untuk terjadi

Rahma pasti melihat foto ini, persetan dengan bagaimana cara dia mengambil ponsel dan membukanya.

Yang ada di fikiran Abi saat ini adalah, bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Rahma

Terbayang wajah merah Rahma yang dipenuhi air mata, tatapan sendunya, serta suara lirihnya saat mengatakan

"Hati saya sakit pak"

"Shit!!" Umpat Abi

Hati Abi berubah gundah seketika, ia tahu betul Rahma sudah bersahabat dengan Revi cukup lama.

Dan Abi juga tahu selepas kejadian hari itu. Hari dimana Abi menolong Revi, sikap Rahma sudah benar-benar menunjukan kalau ia marah kepada sahabatnya itu.

Saat ini yang ada di benaknya adalah, Permasalahan ini harus segera ia luruskan, tak boleh lagi ada acara perang dingin antara ia, Revi dan juga Rahma

Ia benar-benar benci situasi canggung seperti itu. Masalahnya, Abi tak tahu bagaimana ia harus bersikap.

Tunggu, sebenarnya mengapa Abi bisa berfikir seperti itu?

Pantaskah ia berbuat demikian?

Karna faktanya, disamping Rahma yang menyukainya, Abi sama sekali bukan siapa-siapa di hidup Rahma,

Kalian mengertikan?

Apa boleh ia sedikitnya merasa gusar saat Rahma tengah dilanda permasalahan seperti ini?

Apa boleh jika ia berlari ke arah Rahma dan memeluknya agar ia tak salah faham?

Oh tuhan, Apa yang barusan difikirannya?

Abi menggeleng keras.

Sadar Abi, kau itu seorang dosen. Tak pantas jika ia memendam perasaan lebih dari muridnya

Apalagi dengan Rahma, gadis kekanakan yang selalu membuntutinya layaknya anak ayam, Ini tak mungkin terjadi. Perasaan ini semu,

Ya semu,semata-mata hanya karna melihat wajah lirih Rahma tadi

Tenang Abi. Sore nanti rasa gusarnya pasti sudah hilang.

Lagi pula, tak perlu ada acara penjelasan. Akan besar kepala dia nantinya

Abi yakin. Esok saat matahari kembali memancarkan sinarnya setelah gelapnya malam,

Rahma pasti sudah bersikap ceria kembali.

Ya, Abi berusaha mempercayai kata-kata itu.

***

Dikit yaaa?

Maaf ya, aku lagi banyak bgt tugas. Soalnya mau ujian, jadi kaya pendalaman materi gitu loh. Dan PRnya banyaaaakkkk

Aku usahain, minggu depan akan lebih panjang dari part ini.

Maaf yaaaaaaa...

But stil love y'alll 😘😘😘

TrócaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang