Benak Rahma begitu pelik. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang sekarang sudah terjadi atau yang akan terjadi.
Belum cukup dengan kejadian sebelumnya, dan sekaranh ditambah Melihat foto Revi di dalam ponsel Abi.
Seakan tuhan sedang memberitahunya, jika menyukai Abi adalah jalan yang salah.
tentu saja salah.
Abi mempunyai hubungan dengan Revi, sahabat Rahma. Dan ia dengan seenaknya menyukai pria itu
Rahma menjambak rambutnya lalu berteriak, ia tak bisa terus begini. Ia butuh teman, untuk mendengarkan keluh kesahnya
Ia tak menampik fakta kalau, memendam masalah sendiri itu begitu menyakitkan.
Layaknya, Seperti hidup sendiri, di dunia yang kejam.
Tapi kepada siapa Rahma harus bercerita? Tidak mungkin ia bercerita kepada Andin.
Andin tak boleh tahu kalau Rahma tengah memendam rasa pada dosennya
Satu-satunya orang yang selalu mendengar keluh-kesahnya adalah Revi sahabatnya, tapi saat ini Revi adalah orang nomer satu yang harus di hindari Rahma, hatinya belum siap jika nantinya ia harus mendengar kenyataan menyakitkan ini langsung dari mulut sahabatnya
Tak pernah terfikir oleh Rahma kalau Revi akan membohonginya, toh jika ia bercerita, tak ada salahnya bukan?
Sesak di dadanya semakin bertambah, tetapi air matanya sudah tidak mau keluar mungkin karna terlalu banyak menangis.
Saat itu, tiba-tiba saja pintu kamar Rahma terbuka. Menampilkan sosok Andin dan juga Fajar.
Fajar, ya kehadirannya sempat terlupakan akibat memikirkan Abi dan Revi
Fajar berjalan mendekat lalu duduk di tepi kasur, persis di samping Rahma membaringkan tubuhnya.
Fajar mengusap bahu Rahma, Lagi-lagi Fajar menyentuhnya, jujur ia tak menyukai itu. Tapi setelah beberapa kali bertemu dengan Fajar, karna terbiasa, sudah tak ada tolakan dari Rahma.
Seketika saja benaknya berkecamuk, keinginan untuk bercerita kepada Fajar memuncak tinggi. Bayangan-bayangan kejadian menyakitkan itu terasa begitu jelas saat ia hendak menyuarakan isi hatinya pada Fajar
Air matanya pun kembali keluar seiring ia mendengar pertanyaan mengapa dari fajar
"Fajaarrr...." lirihnya merengak
Fajar cukup terkejut melihat reaksi Rahma, tapi hanya sepersekian detik sebelum ia mengkerutkan dahiny.
Fajar tahu, pasti sudah terjadi sesuatu. Ia sudah memprediksi kalau-kalau Rahma akan menemukan hal-hal menyakitkan dalam ponsel Abi
Tapi ia benar-benar tak menyangka jika Rahma akan seterpuruk ini, memangnya apa yang sudah di lihat Fahma?
"Gw tau, kemaren lo liat sesuatu kan di HPnya pak abi" pernyataan Fajar sukses membuat Rahma kembali terisak
Reaksi Rahma yang seperti itu di asumsikan Fajar sebagai isyarat mengiyakan pernyataannya,
jadi Rahma sudah menyelesaikan misi pertama
"Sebenernya apa yang lo liat?" Tanya Fajar penasaran
Rahma menarik nafasnya dalam "Revi..." ucapnya
"Revi? Maksudnya? Revi temen lo?" Fajar sama sekali tak mengerti dengan Rahma, sebenarnya kearah mana pembicaraan ini?
"Iya.. gw ngeliat Revi di hp pak abi...."
Fajar membelalak, ini maksudnya apa?
Dengan desakan yang kentara, Fajar meminta Rahma untuk bercerita
Walaupun memang agak canggung tetapi Rahma tetap menyuarakan hatinya dan beralirlah semua cerita juga keluh kesah Rahma.
Fajar menghela nafas lega, dia fikir Rahma menemukan percakapan antara abi dan Revi yang berbau romansa, ternyata hanya sebuah foto
Yang sebetulnya Fajar tahu mengapa foto itu berada di ponsel Abi
"Trus lo mau nyerah gitu aja? Ayolah Rahma, ini yang lo liat cuman foto doang. Sebelom mikir yang engga-engga mending kita selidikin dulu" saran Fajar
Rahma menggeleng ia tak mau, ia begitu takut jika mereka memang menjalin sebuah hubungan
"Hey, lo tau kan. Kalo pohon semakin tinggi, anginnya juga semakin besar." Tegur Fajar
Rahma mengangguk, lantas apa hubungannya?
"Lo udah selangkah lebih maju, anggep aja pohon lo udah tumbuh sedikit tinggi, jadi anginnya baru terasa. Masa gini doang udah K.O" ejek Fajar
Rahma mendengus, Fajar ada benarnya juga. Ia tak boleh menyerah, setidaknya sampai dia tau apa hubungan Revi dan Abi.
Masih ada perjuangan panjang yang perlu Rahma lalui untuk mencapai akhir yang bahagia, semua orang juga tahu kalau tak ada perjuangan yang sia sia.
Harapan Rahma sedikitnya muncul kembali di permukaan, harapan untuk mendapatkan akhir yang bahagia ada di ujung jalan sana
"Jadi gimana, pasti lanjutkan? Gaasik ah kalo nangis mulu. Menye-menye" sindir Fajar yang membuat senyum tipis Rahma mulai terukir
Rahma menarik nafas dalam, lalu mengehembuskannya "oke, gw tarik lagi perkataan gw. Gw ga jadi nyerah, seenggaknya sampe gw tau hubungan Revi sama pak abi"
Fajar tersenyum manis, ini dia yang sudah di tunggunya.
Semangat Rahma.
****
Jadi sebelom ngomong apa-apa, aku mau minta maaf yang sebesar-besar-besarnnya karna jum'at kemaren gak update.
Aku udah usaha buat update minggu lalu, tapi aku lagi bener-bener banyak kegiatan. Jadi pas nyampe rumah udah nggak mikir untuk ngapa-ngapain, yang dipikirin cuman tidur dan istirahat. Jadi yaa gak sempet buka watty 😭😭
Maaf yaa...
Love y'all
KAMU SEDANG MEMBACA
Trócaire
ChickLit(COMPLETED) "Pak, kita kayanya pacaran aja deh" . . . . "Tidak mungkin. Kamu itu mahasiswi saya"