Sudah dua minggu Rahma menghindar.
Semua jenis kontak ia hilangkan teruntuk kepada ketiga orang itu. Bukannya apa, hanya saja Rahma sedikit bingung harus menyikapi masalah ini seperti apa.
Ia kecewa, tentu saja kecewa!
Bagaimana rasanya jika kau telah berusaha sekuat mungkin, untuk menahan rasa sakit pada suatu hal, yang ternyata hal itu tak terjadi, dan justru di ketahui oleh orang di sekitar mu yang tahu betul kau tengah merasakan sakit.
Kecewa bukan?
Tapi di satu sisi, ia bahagia. Bahagia karna, temannya benar tak menghianatinya, dan hal-hal lainnya.
"Ada yang mau di tanyakan?" Tanya dosen mata pelajaran statistiknya
Rahma bergeming, begitu pula dengan mahasiswa lainya
"Oke kalo gitu, kelas saya tutup. Sampai ketemu minggu depan" tutup sang dosen.
Rahma membereskan buku serta alat tulis yang berserakan di atas mejanya, kemudian menghela nafas, fikirannya masih melayang di kejadian hari itu.
Setelah ini, jadwalnya mengarah pada kelas filsafat. Rahma benar-benar tak mau menghadiri kelas itu, apalagi di tambah dengan kehadiran Abi. Ia masih belum siap,
Tapi mau bagaimana lagi, sudah dua minggu Rahma absen di kelas filsafat, dan ia tak mau di panggil Dekan hanya karna masalah ini. Masalah yang di sebabkan oleh konflik pribadi yang seharusnya tak di sangkut pautkan dalam proses berlangsungnya kuliah.
Rahma mendengus. Ia memang harus menghadiri kelasnya, lagi pula ia tak boleh terus berlarut-larut seperti ini.
Di tutupnya resleting ransel yang sedang di pegangnya, kemudian berdiri dan menyampirkannya pada bahu kiri Rahma.
Ia berjalan pelan, tak singkron dengan hatinya yang terus bertalu denga cepat.
***
"Selamat siang" sapa Abi kepada seluruh mahasiswa di kelasnya
Tanpa memperhatikan muridnya seperti biasa, Abi jusrtu langsung mengabsen muridnya. Beberapa nama sudah dipanggilnya hingga..
"Rahma alesa" suaranya tercekat, entah karna apa
Abi memejamkam matanya sesaat, tau akan ketidak hadiran Rahma untuk yang kesekian kalinya. Saat hendak melanjutkan mengabsen, suara kecil khas seseorang yang di rindukannya sontak terdengar, membuat mata terpejamnya dibuka begitu lebar dan begitu intens
"Hadir.." ucap Rahma
Abi terpaku, ia tak menyangka rasanya akan seperti ini. Ternyata, ia begitu merindukan gadisnya itu. Gadis kekanakan, yang sudah meluluhkan hatinya .
"Rahma..." gumamnya dengan suara rendah, tak mau mengalihkan tatapannya. Takut jika ia berpaling sedikit saja, wujud Rahma akan kembali menghilang, dan membuat hidupnya porak-poranda, kacau
Kalau boleh jujur, sebetulnyapun Abi madih bingun dengan perasaannya sendiri. Namun, karna keterbiasaannya dengan kehadiran Rahma, membuatnya merasa hampa pada saat Rahma berqda jauh darinya
Mungkin benar adanya, jika cinta bisa datang karena terbiasa. Terlebih, Abi benar-benar di buat takjub oleh kegigihan Rahma
"Pak..." tegur salah satu mahasiswanya
Abi menoleh, mengerjabkan matanya beberapa kali seperti orang linglung. Dan masih dengan kebingungannya, ia mulai melanjutkan kegiatannya.
Saat pelajaran berlangsungpun, Abi tak ragu-ragu untuk menatap ke arah Rahma beberapa kali.
Ia rindu.
***
Usai kelas, ia segera menghampiri Rahma yang hendak berlalu
"Rahma.." panggilnya
Sontak Rahma berhenti, tapi tak berniat menoleh ke arah Abi sedikitpun, benaknya masih berkecamuk dengan fakta yang beberapa waktu lalu ia ketahui
"Tolong, jangan begini.." pinta Abi
Masih dengan keterdiamannya, Rahma akhirnya menoleh dan mau untuk menatap Abi.
Abi terpaku, begitu pula Rahma, kut terpaku.
benarkah ini Abi? Benak Rahma bertanya
Sedari tadi, sebisa mungkin Rahma mencoba untuk tak memperhatikan Abi, dan memang berhasil. Jadi pemandangan yang baru dilihatnya sekarang ini persis di depan matanya, seakan membuat dirinya membisu.
Dengan Rambut yang tak tertata rapih serta bulu-bulu halus yang dibiarkan tumbuh di sekitar rahangnya, Abi tampak kacau. Ini bukan Abi yang Rahma kenal.
Ada apa sebenarnya?
"Pak abi?.." gumam Rahma tak percaya
***
Aku gak nyangkal ini pendek bgt. Jangan marah plis ✌️
Aku ga tau, beberapa hari ini otakku stak gara-gara baca novel yang di rekomendasiin temen aku
Aku jadinya kaya, gabisa berhenti buat baca novelnya itu, kebayang" terus, Akibatnya aku lupa harus lanjutin Mercy.
Abisnya novelnya seru.
Tapi kalian masih mau vote 👇 kann?? Hehehe
😘😘😘😍😍😍✨✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Trócaire
ChickLit(COMPLETED) "Pak, kita kayanya pacaran aja deh" . . . . "Tidak mungkin. Kamu itu mahasiswi saya"