Ga boleh marah-marah oke 👌
Sebelum baca, aku minta vote dulu yaaa 👇👇✨✨
Love you allll 😘😘😘💞💞💞
***
Dengan gaun hijau pastelnya.
Rahma melangkah memasuki rumah mewah Diana, diikuti dengan sahabat baiknya Revi.
Sehari sesudah pengakuan cinta Abi, Revi datang ke rumah Rahma dengan membawa sekoper coklat lalu berteriak dengan lantang memohon maaf pada Rahma, dan tentu saja dimaafkan oleh Rahma.
Apalagi sebelum Revi menjelaskan kejadian yang sebenarnya, Abi sudah lebih dulu memberitahunya. Jadi sudah pasti acara nangis tersedu-sedu antara Rahma dan Revi tak jadi terjadi, tak seperti apa yang dibayangkan oleh Revi.
"Gw masih gak rela, lo mutusin gw Ma?" Ungkap Fajar, setelah Rahma sudah menginjakan kakinya di dalam rumah Diana
Rahma tertawa, kemudian berlari kepelukan Fajar. Ia belum sempat mengucapkan terimakasih pada temannya yang satu ini,
"Makasih banyak Fajar. Makasih karna selalu ada di samping gw, bahkan di saat gw jatuh" ucap Rahma
Fajar tersenyum manis, terlalu manis hingga Revi sampai tersipu malu, kemudian ikut memeluk Rahma begitu erat.
"Fajar!!!" Geram Abi
Fajar terkekeh, kemudian melepaskan pelukan Rahma.
"C'mon kids!!, pestanya udah mau di mulai" ajak Diana
Keempatnya mengagguk patuh, Abi kemudian merangkul pinggang Rahma begitu intens lalu berjalan masuk kedalam rumah.
Diana sudah mendekor rumahnya menjadi sedemikian indah, guna merayakan ulang tahun Abi
"Mom, kau tahu. Aku tak suka ulang tahunku di rayakan" ungkap Abi
Diana memutar kedua bola matanya, pemandangan yang jarang sekali terlihat.
"Iya, dan membiarkan Rahma tak tahu ulang tahun pacarnya sendiri? Tentu saja tidak mungkin!!" Dengusnya
Abi mendelik, berbeda dengan Rahma yang diam-diam tersenyum geli setelah memperhatikan kedua ibu dan anak itu
Rahma mengalihkan pandangannya pada seluruh penjuru rumah Diana, disana semua orang terlihat tersenyum bahagia.
Tak ada raut sedih sedikitpun, seakan beban yang sedang di pikulnya di simpan dahulu untuk sementara, bahkan Fajar yang baru diputuskan hubungannya oleh Rahma terlihat tertawa bahagia bersama dengan Revi.
Fakta baru. Ternyata usut-punya usut, Revi sudah memendam rasa pada Fajar, jauh sebelum Rahma bertemu dengan Fajar. Benar-benar kebetulan yang tak terduga bukan?
Bumi memang kecil adanya.
Panitia pengurus pesta mengarahkan seluruh tamu untuk berpindah menuju pada taman belakang rumah,
menjalankan sesi photoshoot, untuk kenang-kenangan di masa depan nanti, yang entah yang akan seperti apa. Semua tamu sudah berkumpul dan berbaris begitu rapih di depan kamera, begitu juga dengan Rahma dan Abi.
Sebelum lampu flash menyala serta sebelum bunyi jepretan kamera terdengar, Rahma menyempatkan diri untuk menatap wajah Abi dan tersenyum begitu lebar
Sontak benak Rahma melayang jauh, terbayang pertemuan pertama mereka.
"Pak Abi! Jalannya pelan-pelan dong. Kaki saya sakit kalo cepet-cepet"
"Selama kamu tak pernah absen di kelas saya. Kita bakalan kencan setiap dua minggu sekali"
"Jenis kenyamanan menurut saya itu ya, seperti ini. Duduk dengan tenang, tak banyak berdikir tentang segala hal, juga terbebas dari penat pekerjaan.Bedanya kali ini saya di temani seseorang, yang sedang mencari kenyamanan juga"
"Saya suka kok pak,"
Rahma tersenyum
"Saya mencintai kamu, Rahma"
Rahma bahagia.
Benar kata pepatah
Tak ada perjuangan yang berakhir sia-sia.
Rahma merasakannya sendiri
"Terimakasih pak Abimanyu.. Saya juga sangat mencintai Bapak" ungkap Rahma.
Kemudian,
Jpret..
Terciptalah keabadian di dalam sebuah foto, keabadian yang selamanya akan terasa bahagia.
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Trócaire
ChickLit(COMPLETED) "Pak, kita kayanya pacaran aja deh" . . . . "Tidak mungkin. Kamu itu mahasiswi saya"