Kantung mata tebal, hidung memerah serta rambut yang diperkirakan belum di basuh selama tiga hari.
Persis.
Persis seperti mayat hidup yang pernah Rahma tonton di televisi.
"Gimana? Gw harus gimana?" tanya Rahma lirih,"Jalanin aja dulu ma.." Ucap Revi, mencoba untuk menghibur Rahma
suara rengekan Rahma memenuhi setiap sudut kamarnya, meraung begitu menyebalkan di hadapan temannya Revi. Rahma tak rela, ia tak rela jika angan yang sudah ia damba-dambakan gagal begitu saja. Sungguh, Ia tak rela.
Dasar dekan kurang ajar!
Apa Rahma berhenti kuliah saja?
Rahma menggeleng. Tidak mungkin, apa kata orang tuanya kalau ia tiba-tiba berhenti kuliah hanya karena alasan yang tidak masuk di akal. Bisa-bisa ia tak dapat restu berhubungan dengan Abi.
"Udah lah jalanin aja dulu, siapa tau ini yang terbaik. Inget! Rencana tuhan lebih bagus dari pada rencana lo" ucap Revi sekali lagi
Rahma menarik nafas panjang, bibirnya melengkung kebawah.
"Tapi gw... gw gasuka filsafat Rev!!"
"Ambil sisi baiknya Ma, siapa tau dengan Pak abi yang jadi dosennya, nilai lo bisa bagus" hibur Revi
Rahma menggeleng "kenapa harus Pak abi? Kenapa buka Bu sinta aja?"
Revi menghela nafasnya " Itu namanya takdir Ma. Mungkin tuhan pengen kasih titik terang untuk perjuangan lo, dengan cara kaya gitu"
Rahma mendongak, melihat bola mata Revi. Iya Revi benar, mungkin ini memang takdir. Toh kalau memang jodoh gak akan kemana.
***
Abi memijat keningnya, sudah dua pertemuan dan Rahma sama sekali belum memunculkan batang hidungnya.
Sebenarnya apa maunya? Katanya suka, tapi digurui dengan Abi saja ia tak mau.
Harus pakai rencana apa lagi kalau begini?Ia menimbang-nimbang. Apakah harus, ia melakukan yang satu itu?
Rencana itu?
Abi menggeleng keras, ia tak mungkin melakukan hal itu. Karna memang itu sangat menjijikan dan bukan Abi sekali.
Tapi...
Tapi Bodo amat!!
Abi tak perduli, hanya enam bulan sampai nilai Rahma keluar di akhir semester nanti. Abi yakin rencananya kali ini akan berhasil. segera bangkit dari kursi nyamannya Abi bergegas keluar, menuju kelas selanjutnya yang perlu ia isi. Kebanyakan memikirkan Rahma membuatnya lupa akan kewajiban yang belum selsai ia tuntaskan hari ini.
Mengajar.
***
Abi menaikan sebelah alisnya, kemudian dahinya berkerut. Benarkah pengelihatannya kali ini? Apa ini hanya ilusi semata, akibat dari kegusarannya? Abi menggeleng, mencoba untuk mengenyahkan bayangan menyebalkan yang akhir-akhir ini telah memenuhi fikirannya.
Tapi, bayangan itu tak kunjung pergi. Dan Oh tuhan ini nyata. Dia datang, bocah ingusan itu hadir di kelasnya. Pucuk di cinta ulam pun tiba, tanpa harus mencari ia sudah muncul di hadapan Abi.
Abi menghela nafas dan segera memulai kelasnya. menit-bermenit berlalu, sesekali Abi melirik ke arah Rahma yang tampak suram. Kantung matanya tebal sekali seperti panda
Ada apa dengan anak itu?
Abi mulai memijat pangkal hidungnya lagi. Terlalu lama bertemu dengan Rahma membuat Abi mempunyai kebiasaan baru, yaitu menghela nafas dan memijat keningnya. Sudah berapa kali ia melakukan hal itu hari ini?
"Rahma.." pangil Abi, usai kelas dibubarkan.
Rahma menoleh dan mendekat, Rahma merogoh kantung pada tas jinjingnya, kemudian segera meletakan jus buah di meja Abi, tentu saja bukan rasa jeruk.
Abi menaikan sebelah alisnya setelah melirik jus buah tersebut, lalu mulutnya terbuka hendak berkata sesuatu. Namun terlanjur di selak oleh Rahma
"Stop pak, ga usah di perjelas. saya tau Bapak mau nolak saya lagi kan, saya belum sanggup Pak" selak Rahma percaya diri
"Maksud kamu?" Tanya abi tidak mengerti " saya cuman mau bilang kalo say-" ucapnya kembali dipotong oleh Rahma.
"Kalo saya ga bisa pacaran sama kamu, kamukan sekarang murid saya. mau bilang itu kan Pak" jeda Rahma sebelum ia kembali mengeluarkan suaranya "yakan?"
Abi mengangkat sudut bibirnya sedikit, sangat sedikit, sampai tak ada yang menyadari kalau ia sedang tersenyum
Anak ini aneh.
"Saya cuman mau bilang, selama kamu tak pernah absen di kelas saya. Kita bakalan kencan setiap dua minggu sekali" ucap Abi di akhiri dengan mengambil botol jus yang tadi di taruh di mejanya oleh Rahma.
***
Hey ho...
My lovely Readers...Hari ini sesuai jadwal, aku update lagi...
Suka ga?Aku bisa dong pencet tombol bintang di bawah buat lanjut kepart selanjutnya. Hehehe.
Btw, kalo kalian punya banyak temen boleh yaa bantu di share cerita ini. It means a lot to me.
😘😘😘💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Trócaire
Chick-Lit(COMPLETED) "Pak, kita kayanya pacaran aja deh" . . . . "Tidak mungkin. Kamu itu mahasiswi saya"