Ponsel abi dikunci.
Bodohnya Rahma tak memikirkan perihal itu.
sekarang apa? Memencet semua tombol untuk membuka ponselnya?
Tidak mungkin!
Berfikir lah Rahma, angka berapa saja yang kira-kira Abi jadikan kata sandinya?
Rahma mencoba memencat asal sebanyak dua kali percobaan, dan Rahma menyesal karna gagal menebaknya.
Ia mengetuk ponsel Abi ke tangannya. Sembari mengembuskan nafas panjang
ayo Rahma berfikir, sebelum Abi datang dan menyadari kelakuanmu yang kurang ajar ini.
Satu deretan angka terakhir ada di benaknya, tapi tidak mungkinkan kata sandinya semudah itu. Tapi ya di coba saja dulu, daripada menyesal di kemudian hari
Rahma menekan gambar 0 sebanyak empat kali, dan...
Terbuka!!
Rahma tersedak ludahnya dan hampir memuntahkan isi perutnya,
semudah itu?
Ia tak menyangka akan semudah itu, sungguh.
Saat lockscreen terbuka, warna hijau gelap mendominasi ponselnya, Rahma mengansumsikan jika Abi mungkin menyukai warna hijau.
Jantung Rahma berdetak dengan cepat kala ia membuka galeri foto Abi. Ia berharap-harap Abi menyimpan foto wajahnya, walaupun kemungkinannya satu banding seribu.
Banyak foto yang di simpan Abi pada galerinya, kira-kira ada sepuluh album. Termasuk dengan album aplikasi whatsapp
Banyak objek-objek kopi di dalam albumnya.
Fakta kedua, Abi adalah salah satu spesies manusia pemuja kopi.
Rahma mengedikan bahunya, tak ada yang aneh sejauh ini.
Kembal melanjutkan rencananya, masih di dalam galeri foto. Rahma dengan perlahan menggeser foto segelas frapucchino ke arah kiri dan,
Rahma sungguh tak menpercayai apa yang sedang dia lihat sekarang.
Seketika detak jantungnya yang sudah tak karuan, sontak berhenti berdetak.
Rahma menegakan tubuhnya, memejamkan matanya sesaat, kemudian menghela nafasnya panjang.
Setelah di rasa cukup tenang ia berdiri, kemudian berjalan ke arah meja kerja Abi.
Ia kembali mengunci ponsel Abi, lalu menaruhnya dengan rapih di atas meja.
Persetan dengan ia yanh akan tertangkap basah, Rahma sudah tidak perduli.
Sekali lagi, hatinya begitu sesak. Entah sudah berapa kali ia merasa ingin mencabut hatinya, agar tak akan perna merasa sakit kembali.
Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.
Tahan Rahma, sebentar saja, ucapnya dalam hati
Satu demi satu langkah lambat, Rahma buat untuk kembali duduk di sofa. Ia tak kuat berdiri tegap seperti sedia kala, kali ini.
Layaknya bongkahan kristal yang di jatuhkan begitu saja ke dasar jurang yang sangat curam,
Partikelnya terpecah belah menjadi bongkahan beling yang sangat kecil, sampai-sampai tak ada satupun manusia yang segan memperbaikinya.
Ia tak kuat menahan beban tubuhnya lagi, yang ia ingin lakukan saat ini hanya menangis dan berdiam diri di kamarnya.
Ia benar-benar berharap untuk menghilang saat ini. Tapi ia bisa apa? Bahkan untuk menopang tubuhnya saja sulit.
***
Bunyi pintu terbuka terdengar begitu nyaring di telingan Rahma.
Rahma menoleh dan menatap sosoknya.
Ia berdiri disana, membawa satu kantung plastik transparan. Yang tentu dapat dilihat jika isinya satu balok es, serta kasa dan perlengkapan lainnya.
Dari sekian lama Rahma mengenal Abi,
Untuk pertama kalinya Rahma melihat senyum Abi yang begitu tulus. helaan nafas keluar dari hidung Abi saat ia duduk di sebelah Rahma
"Terima kasih karna sudah menurut" ucapnya
Satu bulir air mata terjatuh dari kelopak mata Rahma kala Abi selesai mengatakan kalimatnya. Ia membasahi pipi tembam yang dimiliki Rahma
Cepat-cepat Rahma apus jejak airmatanya agar ia tai terlihat lemah di depan pujaan hatinya
"Kamu kenapa?" Tanya Abi dengan kerutan di dahinya
Jatuh lagi.
satu air mata Rahma kembali jatuh. Diikuti dengan suara gumaman Rahma yang lama-kelamaan berubah menjadi isakan tertahan
Abi terlihat gusar, ia berkedip berkali-kali sebelum kemudian mengusap bulir-bulir air mata Rahma dengan tissue yang tersedia di meja tamunya
Suara Rahma terdengar serak "sakit p-ak.." lirihnya
Abi menegang, mendapati salah satu muridnya menangis begitu pilu di hadapannya. Rasa empatinya mulai menguar "dimana sakitnya Rahma?" tanya Abi
Rahma tak sanggup lagi, ia tak sanggup untuk berusaha tegar untuk saat ini. biarkan untuk kali ini saja, ia terlihat begitu lemah di hadapan orang yang dicintainya.
Dalam hati, Rahma terus meringis.
Jika saja yang dilihat dalam ponsel Abi adalah orang tak di kenal
mungkin Rahma masih bisa menahan tangisnya sampai rumah
Jika saja yang di lihat di dalam ponsel abi adalah wanita super duper sempurna fisiknya
Rahma bersumpah ia bisa menahan tangisnya.
Tapi yang ia lihat barusan justru hanya,
Hanya...
Wanita berbaju kuning kesukaan sahabatnya.
Berpose di sebelah lumba-lumba
Yang ia lihat adalah Revi...
"Hati saya sakit pak"
***
Hati saya juga sakit bi. Maksud kamu apa siii? Wkwkwk 😂
Don't forget to vote and share to your friend
Love y'all 😘💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Trócaire
ChickLit(COMPLETED) "Pak, kita kayanya pacaran aja deh" . . . . "Tidak mungkin. Kamu itu mahasiswi saya"