Yuhuuu, update pagi-pagi
Aku bikin part ini dengan perasaan bahagia bgt, jadi jangan baca ini kalo lagi di jalan yaa.
Takut nanti di kira orang gila, sengnyum-senyum sendiri.
Hehehe
Happy reading and love y'all ❤️❤️
Jangan lupa vote 👇😘
***
"Pak, hari ini kita ke puncak aja"
Abi yang duduk di kursi kemudi menaikan sebelah alisnya kemudian menoleh pada Rahma
"puncak, mau ngapain di sana?" Tanya Abi
Rahma mencondongkan sedikit tubuhnya ke arah Abi
"Di sana ada restauran yang jual pancake enak banget, masa kencannya ke bogor mulu. Kan udah dua kali ke sana" ujarnya antusias
Abi berfikir sejenak, kemudian meneguk jus buah yang tadi sempat sempatnya di bawakan oleh Rahma.
melihat situasi jalan hari ini yang memang tidak begitu padat. Tak ada salahnya menerima ajakan Rahma, toh di puncak udaraya juga segar
"Boleh. Tapi kita cuman makan doang loh, engga ada jalan-jalan" jawab Abi sekaligus mewanti-wanti
Rahma mengangguk "iya, kan kita mau ngopi sambil menikmati suasana. Tanpa ada hiruk pikuk jakarta" sindir Rahma, dengan mimik menyebalkan.
Abi terkekeh mendengar perkataan Rahma, jujur setelah beberapa kali "berkencan" dengan Rahma dalam pengertian tertentu.
Ia tanpa sadar, memang menikmati kencannya dengan Rahma.
Mungkin karna Rahma bisa ikut menikmati suasana, dan mengerti apa mau Abi, tak seperti kebanyakan wanita yang selalu banyak bicara.
Dalam hati Abi sedikitnya bersyukur, setidaknya setelah mengenal Rahma.
Rahma tak semenyebalkan seperti yang sudah ia bayangkan. justru sebaliknya, Walaupun memalukan, tetapi Abi sepertinya mulai merasa nyaman berada di dekat Rahma.
Abi tak menyangkal jika di kampus Rahma benar-benar menyebalkan dan sangat banyak bicara, tapi di saat sedang berdua seperti ini Rahma berubah menurut seperti tahu apa maunya.
Keheningan.
Ya keheningan di dekat Rahma hanya terjadi jika mereka sedang berkencan saja, sekali lagi bukan kencan yang berarti sesungguhnya .
Seperti kata Rahma barusan, kita hanya menikmati suasana.
Abi menoleh ke arah kiri, melihat sosok Rahma yang hari ini memakai baju berwarna hijau, warna kesukaannya.
Entah kenapa akhir-akhir ini Rahma sering menggunakan baju berwarna hijau.
Dua jam terlewati, plang puncak pas sudah terlihat di ujung sana
Menurut instruksi Rahma restaurantnya tak jauh dari plang puncak pas.
Beberapa stand penjual wortel serta jagung segar bertebaran di pinggir jalan, membuat suasana kencan kali ini terasa seperti berlibur
Kalau di fikir-fikir, Sudah lama Abi tak berlibur, dan mungkin ia sudah lupa bagaimana rasanya.
Tapi menariknya hari ini, setelah melihat Rahma yang sangat antusias, membuat perasaan berlibur itu menguap dari dalam dirinya
seperti waktu kecil dulu, di saat ia merasa sangat antusias jika di ajak berlibur oleh orang tuanya,
Abi tak isa mengelak dalam hatinya, bahwa ia merasa bahagia hari ini.
Tawa kecil Abi terdengar begitu melihat Rahma, menggoyang-goyangkan lututnya dengan semangat persis seperti anak kecil
Perasaan senang ini, selalu ia rasakan saat berada di dekat Rahma, tapi selalu di sangkalnya dengan alasan-alasan masuk akal, yang seketika akan membuatnya risih dengan keberadaan Rahma yang bersikap seperti anak-anak
Seakan alasan-alasan itu membuat logikanya berjalan dengan lancar
Dan menjadikan Abi untuk tidak pernah membuka hatinya pada gadis yang sudah mengejarnya selama hampir tujuh bulan ini.
Padahal cinta itukan tak perlu alasan, dan kadang-kadang tak perlu pakai logika.
saat mobil sudah terparkir di parkiran restaurant, dengan tergesah Rahma segera melepas safety belt dan keluar begitu saja.
Tangannya melambai menyuruh Abi untuk segera keluar dan berjalan bersamanya
Hamparan perbukitan menjadi latar tempat kali ini. Bangunan semi moderen yang di bangun di atasnya, membuat suasana kali ini lebih terlihat segar
Entah di sengaja atau tidak. Melihat Rahma yang mengenakan dress berwarna hijau serta terpaan angin yang mengenai rambut panjangnya
Membuat Abi baru menyadari kalau rahma itu menarik dan sangat cantik.
Oh astaga!
KAMU SEDANG MEMBACA
Trócaire
ChickLit(COMPLETED) "Pak, kita kayanya pacaran aja deh" . . . . "Tidak mungkin. Kamu itu mahasiswi saya"