Harusnya Rahma sudah mulai curiga, saat Fajar dengan seenaknya memarkirkan mobilnya itu di garasi rumah ini.
Harusnya juga ia sudah curiga di saat Fajar mengatakan jika mengenal orang tua Abi
Bukankah ini benar-benar bodoh?
Tak ada hentinya Rahma memperhatikan percakapan antara ibu dan anak itu, matanya berputar kekanan lalu kembali kekiri
Ini tidak bisa di percaya!!
Untuk saat ini, yang ingin di lakukan Rahma adalah berteriak dengan kencang. Bukankah akan lebih mudah jika dari awal Fajar memberitahu yang sebenarnya?
Perasaan bingung serta emosinya yang meninggi membuat Rahma sedikit pening,
ia benar-benar butuh udara segar. Dipejamkan matanya untuk sesaat hingga, ibunya Abi oh ibunya Fajar juga, bertanya
"Jadi siapa ini Fajar, pacar kamu?" Tanya wanita baya itu
Rahma melirik tajam ke arah Fajar. Saat Fajar tak kunjung menjelaskan ataupun membuka mulutnya
"No Mom, dia teman kampus. Namanya Rahma" jelas Fajar
Binar bahagia jelas terlihat di mata wanita itu, yang membuat Rahma sedikitnya di buat risih
"Rahma?" Jeda wanita itu lalu sedikit menatapnya bingung,
Kemudian tak berselang lama kembali tersenyum manis
"Hai Rahma, sering-sering main ke sini" ucapnya Ramah, begitu ramah
hingga emosi Rahma luntur seketika
Rahma tersenyum manis "iya Tante" balasnya tak kalah Ramah.
Tante? Oh yang benar saja
"Eehh panggil Mom aja, biar akrab" pintanya
Rahma mengiyakan perintah Mom, lalu kembali tersenyum
Terdengar hembusan nafas lega dari arah Fajar. dalam hati Rahma,ia bersumpah akan menghajar Fajar hingga mati
Bisa- bisanya ia menghela nafas tenang di saat Rahma tengah kelabakan mencerna apa yang sedang terjadi
"Kamu tumben pulang, pasti ada apa-apanya nih"
Fajar tersenyum tersirat, lalu menjelaskan maksud kedatangannya dengan Rahma yang secara tiba-tiba ini
Mom, mengerutkan keningnya seraya melirihk Rahma, kemudain ia ikut tersenyum tersirat
"Oh, gitu." Jedanya "sebentar ya"
Sepeninggal Mom, Rahma segera berdiri dan memukuli tubuh Rajar, bukannya menghindar Fajar justru tertawa terpingkal-pingkal.
Kurang ajar!
"Kenapa gak bilang sihl!" Kesal Rahma
Fajar meredakan tawanya lalu menangkap kedua tangan Rahma
"Kalo gw bilang, lo nanti gaada usahanya."
Rahma menarik kedua tangannya dari genggaman Fajar,
ia hendak memukul Fajar kembali
Tapi, kemunculan Mom membuat niatnya urung. Mom mengernyit saat melihat posisi duduk Rahma yang terlalu dekat dengan Fajar
Sadar akan itu, Rahma segera berpindah ke tempatnya semula. Fajar terkekeh melihat tingkah Rahma, membuat dirinya benar-benar merasa kesal
"Rahma makan malam disini ya, sekalian nunggu abang. Soalnya, semenjak di kasih rumah Fajar jarang ke sini, jadi karna dia baru kesini. Mom gak akan izinin Fajar untuk keluar lagi." pinta Mom dengan senyum ramah, yang tak sanggup di tolak
Rahma tertawa canggung, benaknya berteriak
Mampus pulang Sendiri!!
"Tapi Rahma belum minta izin, ibu sama ayah. Mom" jelas Rahma
Keindahan rumah Mom, serta keramahannya tak serta merta membuat Rahma melupakan keberadaan andin dan dimas.
Ia bukan anak bar-bar yang seenaknya bepergian tanpa meminta izin. Saat ini mereka pasti sedang menunggu kepulangannya
Senyuman manis Mom sedikitnya meluntur "tapi lain kali mau ya.." pinta Mom
Rahma mengangguk "pasti.." janji Rahma padanya
Obrolan mereka terus terdengar, sesekali tawa Rahma memenuhi ruang tamu Mom
Senyum ramah keibuan itu muncul kembali di wajah Mom "yaudah, nanti kamu pulangnya biar di anter Abang aja ya.."
Rahma mengerutkan keningnya, lalu melirik Fajar.
'abang?' ucapnya tanpa mengeluarkan suara
'Abi' tiru Fajar.
Rahma berohh ria, lalu menggeleng
"Gak usah Mom, nanti Rahma pulang pake taksi online aja. Ga enak sama Pak abi" ujar Rahma sesopan mungkin"Mom.." ujar suara familiar di belakan Rahma, dengan nada rendah khasnya
Rahma membeku, jantungnya berdebar tak karuan.
"Abimanyu!" suara riang mom mendominasi selanjutnya
Kemudian, Abi tersadar akan sesuatu yang baru di Rumah ibunya ini
"Sedang apa kamu disini Rahma!!" Sentak Abi tak percaya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Trócaire
ChickLit(COMPLETED) "Pak, kita kayanya pacaran aja deh" . . . . "Tidak mungkin. Kamu itu mahasiswi saya"