22. Rumah siapa?

42.8K 3K 11
                                    

Harusnya Rahma sudah mulai curiga, saat Fajar dengan seenaknya memarkirkan mobilnya itu di garasi rumah ini.

Harusnya juga ia sudah curiga di saat Fajar mengatakan jika mengenal orang tua Abi

Bukankah ini benar-benar bodoh?

Tak ada hentinya Rahma memperhatikan percakapan antara ibu dan anak itu, matanya berputar kekanan lalu kembali kekiri

Ini tidak bisa di percaya!!

Untuk saat ini, yang ingin di lakukan Rahma adalah berteriak dengan kencang. Bukankah akan lebih mudah jika dari awal Fajar memberitahu yang sebenarnya?

Perasaan bingung serta emosinya yang meninggi membuat Rahma sedikit pening,

ia benar-benar butuh udara segar. Dipejamkan matanya untuk sesaat hingga, ibunya Abi oh ibunya Fajar juga, bertanya

"Jadi siapa ini Fajar, pacar kamu?" Tanya wanita baya itu

Rahma melirik tajam ke arah Fajar. Saat  Fajar tak kunjung menjelaskan ataupun membuka mulutnya

"No Mom, dia teman kampus. Namanya Rahma" jelas Fajar

Binar bahagia jelas terlihat di mata wanita itu, yang membuat Rahma sedikitnya di buat risih

"Rahma?" Jeda wanita itu lalu sedikit menatapnya bingung,

Kemudian tak berselang lama kembali tersenyum manis

"Hai Rahma, sering-sering main ke sini" ucapnya Ramah, begitu ramah

hingga emosi Rahma luntur seketika

Rahma tersenyum manis "iya Tante" balasnya tak kalah Ramah.

Tante? Oh yang benar saja

"Eehh panggil Mom aja, biar akrab" pintanya

Rahma mengiyakan perintah Mom, lalu kembali tersenyum

Terdengar hembusan nafas lega dari arah Fajar. dalam hati Rahma,ia bersumpah akan menghajar Fajar hingga mati

Bisa- bisanya ia menghela nafas tenang di saat Rahma tengah kelabakan mencerna apa yang sedang terjadi

"Kamu tumben pulang, pasti ada apa-apanya nih"

Fajar tersenyum tersirat, lalu menjelaskan maksud kedatangannya dengan Rahma yang secara tiba-tiba ini

Mom, mengerutkan keningnya seraya melirihk Rahma, kemudain ia ikut tersenyum tersirat

"Oh, gitu." Jedanya "sebentar ya"

Sepeninggal Mom, Rahma segera berdiri dan memukuli tubuh Rajar, bukannya menghindar Fajar justru tertawa terpingkal-pingkal.

Kurang ajar!

"Kenapa gak bilang sihl!" Kesal Rahma

Fajar meredakan tawanya lalu menangkap kedua tangan Rahma

"Kalo gw bilang, lo nanti gaada usahanya."

Rahma menarik kedua tangannya dari genggaman Fajar,

ia hendak memukul Fajar kembali

Tapi, kemunculan Mom membuat niatnya urung. Mom mengernyit saat melihat posisi duduk Rahma yang terlalu dekat dengan Fajar

Sadar akan itu, Rahma segera berpindah ke tempatnya semula. Fajar terkekeh melihat tingkah Rahma, membuat dirinya benar-benar merasa kesal

"Rahma makan malam disini ya, sekalian nunggu abang. Soalnya, semenjak di kasih rumah Fajar jarang ke sini, jadi karna dia baru kesini. Mom gak akan izinin Fajar untuk keluar lagi." pinta Mom dengan senyum ramah, yang tak sanggup di tolak

Rahma tertawa canggung, benaknya berteriak

Mampus pulang Sendiri!!

"Tapi Rahma belum minta izin, ibu sama ayah. Mom" jelas Rahma

Keindahan rumah Mom, serta keramahannya tak serta merta membuat Rahma melupakan keberadaan andin dan dimas.

Ia bukan anak bar-bar yang seenaknya bepergian tanpa meminta izin. Saat ini mereka pasti sedang menunggu kepulangannya

Senyuman manis Mom sedikitnya meluntur "tapi lain kali mau ya.." pinta Mom

Rahma mengangguk "pasti.." janji Rahma padanya

Obrolan mereka terus terdengar, sesekali tawa Rahma memenuhi ruang tamu Mom

Senyum ramah keibuan itu muncul kembali di wajah Mom "yaudah, nanti kamu pulangnya biar di anter Abang aja ya.."

Rahma mengerutkan keningnya, lalu melirik Fajar.

'abang?' ucapnya tanpa mengeluarkan suara

'Abi'  tiru Fajar.

Rahma berohh ria, lalu menggeleng  
"Gak usah Mom, nanti Rahma pulang pake taksi online aja. Ga enak sama Pak abi"  ujar Rahma sesopan mungkin

"Mom.." ujar suara familiar di belakan Rahma, dengan nada rendah khasnya

Rahma membeku, jantungnya berdebar tak karuan.

"Abimanyu!" suara riang mom mendominasi selanjutnya

Kemudian, Abi tersadar akan sesuatu yang baru di Rumah ibunya ini

"Sedang apa kamu disini Rahma!!" Sentak Abi tak percaya.

***

TrócaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang