36. ILUSI?

62.4K 3.4K 39
                                    

Hidung Rahma berdarah.

Kejadiannya begitu cepat, Rahma sendiri rasanya seperti melayang di angkasa.

Saat Abi mengumpat, begitu melihat darah yang keluar dari lubang hidungnya.

Saat Abi melajukan mobilnya menuju apotek terdekat. Dan saat Abi mulai mengusap hidungnya begitu lembut menggunakan kapas yang ia beli di dalam apotek.

Rahma mengedipkan matanya berkali-kali,

Rambut rapih milik lelaki di depannya, mata hitam legamnya, bibir ranumnya. Terus turun hingga ke leher jenjang yang menampilkan sedikit urat-uratnya.

Terpampang nyata di depannya, begitu dekat.

Pangerannya nyata!!

ilusikah ini?

"Masih keluar darahnya?" Tanya Abi

Rahma terlonjak kaget, ilusianya bisa berbicara.

"Hey, ada apa?" Tanyanya lagi

Rahma mengedipkan matanya sekali lagi seraya menggelengkan kepalanya, kemudian jiwanya kembai turun ke bumi.

Sadar Rahma! Yang di depanmu ini Abi! bukan pangeranmu!!

"Ha? em.. ga- ke- napa-kenapa" gugup Rahma

Abi terkekeh geli selepas Rahma menjawab pertanyaannya

Entah Abi menertawakan apa, Rahma tak mau perduli.

"Kenapa suka banget mimisan? Sinus?" Tanya Abi

Rahma menggeleng,

"Udah coba periksa ke dokter?"

lagi Rahma menggeleng. Bukan, bukan sinus, tapi karna Abi. Karna perkataan mengejutkan Abi, yang membuat pembulu darah Rahma pecah karna tak kuat menahan panas.

Abi terkekeh lagi. Sungguh, yang di lihat Rahma ini seperti bukan Abi yang ia kenal.

Mungkin benar, ini ilusi.

Dari senyum, terkekeh, raut wajah Abi berubah muram seketika,

sekarang kenapa?

Abi menghela nafas

"Rahma..."

lalu di tatapnya Rahma begitu dalam "pertama-tama, saya mau minta maaf atas kejadian waktu itu, di rumah ibu saya" ucapnya yang terdengar tulus

Rahma terhenyak, tak menyangka Abi akan meminta maaf kepadanya bahkan sampai dua kali. sempat terfikir oleh Rahma, kalu berniatpun Abi tak mau.

"Y-ya..."

Tatapan Abi berubah sendu.

"saya juga mau minta maaf" jedanya "untuk perjuangan kamu yang sia-sia"

Sia-Sia?

Rahma menghembuskan nafas, begitu berat rasanya mendengar ini untuk yang kesekian kalinya.

Ternyata memang benar, hatinya telah bertepuk sebelah tangan. Tepat seperti kata Abi

'perjuangan kamu yang sia-sia'

Rahma mengepalkan kedua tangannya, berusaha mengumpulkan kekuatan untuk kembali bersuara, bahkan mungkin hidungnya kembali mengeluarkan darah

"Saya yang salah. Bapak gak seharusnya minta maaf" jedanya

"kan saya duluan yang tiba-tiba minta bapak buat jadi pacar saya, Padahal bapak belum kenal saya. Iya sih logikanya, mana mungkin bapak suka sama saya, wong kenal aja engga." Lanjut Rahma

"saya, saya minta maaf, atas sikap kurang ajar saya pak"

Rahma berkata begitu tegas, dan jelas. Tetapi Abi malahmengernyit bingung.

Sebenarnya kemana arah pembicaraan mereka?

"Kamu ngomong apa sih?" Tanya Abi

Rahma menarik nafas dalam, guna meredakan perasaan sesak yang sedari tadi menyelimuti hatinya

"saya mau meluruskan masalah pak. Engga selamanya saya bisa ngehindarin Bapak. Seperti yang saya ataupun mahasiswa lain tau, Bapak kan dosen, dosen saya"

Abi menambah kernyitan di dahinya, jadi Rahma belum mengerti maksud sebenarnya yang ingin di sampaikan Abi?

"Maksud saya, Bapak ga usah khawatir. Saya bakalan berusaha keras buat menepis rasa suka saya ke Bapak, kalau itu yang bapak mau. Lagian saya udah pacaran sama Fajar"

Abi menggeram tertahan Fajar lagi Fajar lagi.

"Maksudnya apa ngomong gitu?"

"Bapakkan tadi minta maaf karena ga bisa bales perasaan saya-"

"Siapa yang bilang?" Selak Abi

"Bapak tadi..." Ucap Rahma gugup

Abi menggengam tangan kanan Rahma, masih dengan tatapan yang begitu dalam

"Bagian mana, dari perkataan saya yang kamu maksud itu?" Tanya Abi merendahkan suaranya, ia mulai melantur.

Rahma mendengus. masa iya, ia harus mengulang pernyataan menyakitkan itu lagi sekarang

dengan mulutnya sendiri?

"Tadi bapak bilang 'saya juga mau minta maaf, untuk perjuangan kamu yang sia-sia' " dengan meniru gaya bicara Abi tadi

Abi tersenyum, Rahmanya tampak begitu menggemaskan

"saya bilang gitu?"

Tanya Abi berputar putar, ia begitu suka ekspresi Rahma

"Iya pak, mau saya ulangi lagi?" Dengus Rahma. Abi tak tahu apa?

Ini menyakitkan pak!!

Abi tertawa begitu kencang setelahnya, membuat Rahma benar-benar kesal.

Ini Maksudnya apa? Menghina perasaan sakit karna bertepuk sebelah tangan?

Rahma menghentak tangan Abi lalu segera berdiri "saya pulang pak!" Kesal Rahma

Abi menormalkan ekspresi wajahnya lalu kembali menarik Rahma. Kali ini, bukan pergelangan tangan Rahma yang di tarik. Melainkan pingang ramping Rahma yang masih di balut denga jas Abi.

"Maksud saya, maaf untuk... perjuangan melupakan saya yang akan berakhir sia-sia Rahma" ujar Abi merendahkan suaranya lagi

kemudian mengecup kening Rahma begitu dalam.

***

Hai hai haiiiii.....

Gimana- gimana, udah gregetan belom??

Wkwkwk aku nulisnya aja gregetan.

Ayo dong, pada kasih tau temen-temen kalian buat baca dan vote MERCY, supaya aku makin semangat hehehe 😁😁

Oh iya Penjelasan masalah Revi dan tetek bengeknya nanti yaa, lagi aku usahain

Pokonya kalian harus vote dulu 👇👇
Ini maksa!!! Hehehe 💞💞💞😘😘😍😍

TrócaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang