Fajar menyisir rambutnya kebelakang lalu mengikatnya menjadi satu.
Ia bersyukur telah meminta bantuan pada Rahma, nilai kuisnya kemarin meningkat derastis, walaupun nilainya tak sampai 'nyaris sempurna' seperti yang di dapat Rahma kemarin, tapi ia tetap bersyukur.
Setelah menghubungi Rahma barusan, ia segera merapihkan penampilannya. Ia tak mau tampil kucel di depan satu-satunya gadis di kampus yang berteman dengannya.
Padahal, tanpa harus menyisir rambut dan merapihkan pakaiannya, rupa Fajar memang sudah tampan.
Ponselnya kembali berdering, menampilkan nama seseorang di layarnya. tak mau ambil pusing, segera saja Fajar menggeser tombol berwarna merah
Bertepatan dengan itu, suara lengkingan Rahma terdengar begitu menusuk di telinga Fajar.
Fajar meringis sesaat. Temannya ini, benar-benar gaduh.
"Fajar.. ciee yang nilai kuisnya bagus" canda Rahma
Fajar mengagguk lalu berterimakasih, teringat akan pecakapan tempo hari, Fajar berniat melanjutkan misinya dengan Rahma
"karna nilai kuis gw terbukti meningkat dan karna misi pertama udah berhasil, mari kita lanjut ke misi kedua" ajak Fajar
Rahma mengerutkan keningnya "Hah?"
Fajar mendengus, sudah lupa kah?
"Misi membuat Abi jatuh cinta Rahma... Ayolah, masa udah lupaa"
Binar-binar di mata Rahma mulai terlihat kala mendengar kata Abi, jujur ia sedikit merasa bersalah karna sempat melupakan Abi beberapa saat
"apa, apa, apa misi keduanya?" Tanya Rahma tak sabaran
Fajar terkekeh, sangat menggemaskan!
"Kenali keluarganya, kemaren gw denger katanya dia ada afair kan sama temen lo itu. Kalo emang dia belom bisa buka hatinya buat lo. Ambil aja hati keluarganya dulu. Misal, ibunya gitu"
Sungguh tak masuk di akal. Bagaimana bisa?
Rahma menggeleng tak setuju, ia lupa memberitahu Fajar kalau Abi ternyata tak punya hubungan sesuatu dengan temannya, walaupun tak membuat rasa penasaran Rahma luntur untuk mencari tahu kebenaran tentang foto itu
"BTW Jar, Abi gaada hubungan apa-apa sama Revi, gw udah nanya sama dia kemaren."
Fajar menaikan sebelah alisnya "terus lo mau nyerah gitu aja?"
Rahma termenung setelah mendengar pertanyaan Fajar.
Foto Revi di dalam ponsel Abi
Rahma mendengus
"Tp ide mengenal keluarganya bagus juga, siapa tau bisa ngebantu mecahin masalah foto" ucap Rahma
Fajar mengagguk setuju, fakta tentang foto misterius itu memang memubuat benaknya tidak tenang. Karena ia sungguh berharap misinya kali ini bisa berhasil
"Pulang kampus nanti, lo bisa ikut gw kan?" Tanya Fajar
"Mau ngapain?" Bukannya menjawab Rahma malah bertanya balik, untuk memastikan saja
Fajar terdiam, menimbang-nimbang sesuatu. Haruskah ia memberi tahunya sekarang?
"Hmm... gw... " Fajar menggeleng sebelum melanjutkan "Kayanya gw kenal sama keluarganya Pak Abi"
Rahma membelalak tak percaya, ini sangat amat tidak mungkin. "Bercanda lo lucu bgt sumpah" dengus rahma tak menyukai pernyataan fajar
"Kayanya gw kenal keluarganya pak abi" tiru Rahma dengan nada sama persis seperti nada Fajar barusan
"Gw serius Rahma"
"Ya ya ya" ucap Rahma sembari melambai lambaikan tangannya
"gw mau ngajak lo ke rumah keluarganya nanti. Lo mau kan?" Tanya Fajar
Perasaan ganjil masih meliputi hati Rahma, tapi tak ada raut bergurau dari wajah Fajar. Membuat Rahma sedikitnya merasa dilema
"Lo... Serius?"
Fajar menganggukan kepalanya
"Gimana?" Tanya Fajar memastikan kembali
"O-oke, gw mau" jawab Rahma tak yakin
****
Di dalam mobil, baik keduanya. Rahma maupun Fajar, sama-sama mengatur deru nafasnya
Berulang kali suara hembusan serta tarikan nafas di dalam mobil itu terdengar
Rahma yang tengah memantapkan hati untuk bertemu dengan -semoga menjadi-mertua- ibu dan ayah abi
Serta Fajar yang tengah sibuk menenangkan sesuatu dalam dirinya.
Suara ajakan Fajar sontak membuat perut Rahma tiba- tiba saja melilit melilit
"Ayo!"
Di hembuskan nafasnya yang terakhir kali, kemudian Fajar membuka membuka pintu mobilnya. Diikuti pula dengan Rahma
Begitu tombol bel usai di tekan oleh Fajar, hembusan angin menerpa tubuh Rahma begitu sejuk
Sudah benarkah Rahma melakukan ini semua?
Pintu rumah luar biasa besar itu terbuka, menampilkan sesosok wanita tua berpakaian serba putih, yang di asumsikan Rahma sebagai asisten rumah tangga, mungkin
"Silahkan masuk" ucapnya
Sebelum melangkah masuk Rahma sempat-sempatnya melirik Fajar, kemudian Fajar dengan spontan menyentuh punggung Rahma, guna mendorongnya untuk masuk
Debaran demi debaran mereka lalui seiring dengan langkah kakinya yang terus masuk ke dalam rumah itu
Hingga suara khas keibuan terdengar di telinga keduanya
"Fajar?" ucap wanita itu dengan nada tak percaya
"Mom...." Balas Fajar
Rahma mengedipkan matanya beberapa kali. Mencoba mencerna apa yang sedang terjadi saat ini sebelum...
"MOM!!??" Jerit Rahma
****
Uhh Fajar. Pantesan dari awal ada yg gak beres sama ini anak
Wkwkwk
Sedikit demi sedikit rahasianya udah banyak yg keliatan kannn
Pokonya tetep tungguin part-part selanjutnya yang akan aku upload
Heheh, still....
love Y'all😘😘😘😘
Jangan lupa vote yaa 👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Trócaire
ChickLit(COMPLETED) "Pak, kita kayanya pacaran aja deh" . . . . "Tidak mungkin. Kamu itu mahasiswi saya"