Bab 5

253 15 0
                                    

Sejak bertemu dengan Galih tempo hari, aku jadi selalu memikirkan hal-hal yang tidak semestinya aku pikirkan, hal-hal yang seharusnya hanya menjadi sebuah cerita usang di masa lalu, dan tak perlu untukku mengingatnya kembali.

"Maaf dok, ada pasien yang baru datang dan harus segera ditangani"

Seorang suster datang ke ruanganku dan memberi tau bahwa ada pasien yang harus aku periksa.

"Baik, saya akan segera ke sana"

Aku bergegas menuju ruangan tempat  pasien tersebut di rawat.

Terlihat seorang laki-laki paruh baya sedang terbaring lemas. Aku memeriksanya dengan seksama dan memperhatikan lamat-lamat laki-laki tersebut. Tubuhnya kurus, wajahnya pucat, bahkan dia harus bernafas dengan bantuan selang oksigen.

"Maaf bu, apa ibu isteri dari pasien?"

"Iya dok, saya isterinya"

"Bisa ibu ke ruangan saya sebentar, ada yang perlu saya bicarakan"

"Baik dok"

Beberapa saat aku menunggu di ruanganku, akhirnya ibu tersebut datang.

"Silahkan duduk bu" aku mempersilahkan ibu itu untuk duduk.

"Apa ibu tau kalau suami ibu terkena penyakit kanker paru-paru?"

Ya, laki-laki tersebut terkena kanker paru-paru, aku pun terkejut ketika melihat hasil tesnya.

"Iya dok saya tau" kata ibu itu disertai air mata yang menetes di wajahnya.

Aku paham betul apa yang dirasakannya kini, bukan hal yang mudah melihat orang yang dicintai harus merasakan kejamnya sebuah takdir.

"Jadi begini bu, suami ibu sekarang sudah stadium 4, dan saya sarankan supaya beliau dirawat oleh dokter spesialis kanker"

"Apa pun itu dok, tolong selamatkan suami saya"

"Ibu tenang saja, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk merawat suami ibu"

"Terima kasih dok"

***

Entah mengapa hari ini rasanya aku sangat letih. Namun hatiku lebih letih dari apa yang tubuhku rasakan saat ini.

"Tha, kamu mau pulang?" Tanya Milka padaku.

"Iya Mil"

"Mau bareng?"

"Ngga usah, rumah kita kan beda arah nanti kamu malah bolak-balik"

"Ya ngga papa la Tha"

"Ngga usah Mil, nanti biar aku cari taxi ajah"

"Beneran nih ngga papa?"

"Iya"

"Ya udah aku duluan yah" kata Milka sambil menjalankan motornya.

"Okeh"

Hampir satu jam aku menunggu taxi, tapi tidak ada satupun ya lewat.

Aku sudah mulai gelisah, sekarang pasti oma sedang khawatir menungguku di rumah.

Namun selang beberapa saat, sebuah mobil berhenti di hadapanku, lalu terlihat seseorang turun dari mobil tersebut dan mendekatiku.

"Kok kaya aku kenal orang itu yah" kataku dalam hati.

"Reza, aku kira kamu siapa" kataku terkejut.

"Kok kamu belum pulang Tha?"

"Iya, aku nunggu taxi dari tadi tapi ngga ada yang lewat"

Rindu & Pilu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang