Bab 33

95 4 2
                                    

Tuhan, bolehkan aku mengeluh?

Kenapa kisah ini membuatku kecewa?

Haruskah rasanya sesakit ini?

Akan kau buat aku hancur seperti apa lagi? Sungguh, bahkan kini aku sudah terlalu rapuh untuk kau buat aku lebih hancur lagi.

"Tha, itu Abang kamu sudah nunggu di bawah loh," panggil oma.

"Iya Oma, ini Aletha turun," aku menutup buku yang sedang aku tulis, menghapus air mataku lalu turun menemui abang.

"Jadi kenapa lo minta gue datang kesini?" tanya abang, dia memang tidak tau alasan aku memintanya datang ke Bandung.

"Ngga papa, aku cuma mau minta Abang jemput aku, aku udah kangen berat nih sama Ibu," jawabku sambil tersenyum tanpa bersalah.

"Lo, minta gue kesini cuma buat jemput lo?! Lo pikir gue supir yang bisa anter jemput kapan ajah?!" aku hanya bisa memejamkan mata mendengar omelan abang.

"Aelah Bang, apa salahnya sih aku minta dijemput, emang Abang ngga kangen apa sama adek Abang yang imut ini? Yang baca cerita ini juga udah pada kangen tau sama Abang," ucapku memelas.

"Ngga ada kerjaan banget gue ngangenin lo, tau gitu mah gue ngga usah ninggalin pekerjaan gue yang seabreg cuma buat jemput anak kuyuk kaya lo!"

"Oma, Abang nih, masa aku dikatain anak kunyuk!" teriakku pada oma yang sedang berada di dapur.

"Abang, masa kamu ngatain adik kamu kuyuk, kalau adik kamu kuyuk terus kamu apa? monyet?!"

"Rasain diomelin Oma, dasar monyet," aku menjulurkan lidah, mengejeknya.

"Ya Allah, kenapa Al selalu terzalimi? Positif thinking ajah, mungkin ini cobaan orang ganteng," celotehnya.

***

"Ibu, Aletha pulang," teriakku sambil membuka pintu.

Setelah perdebatan panjang, akhirnya abang mengantarku ke rumah ibu.

"Tante Ale," teriak anak laki-laki berumur 5 tahun itu.

"Hey boy," aku berjongkok sambil merentangkan tangan lalu memeluk anak laki-laki itu.

Ah, kalian pasti bingung. Jadi anak laki-laki berumur 5 tahun itu adalah anak dari abangku, iya kalian tidak salah membaca. 6 tahun yang lalu abangku akhirnya menemukan ginjal, paru-paru, jantung hidupnya, widih.

"Kamu itu loh Tha, pulang bukannya salam malah teriak-teriak," kata ibu mengucapkan selamat datang.

Ingat, itu bukan omelan, tapi itu adalah ucapan selamat datang ala ibu.

"Ken, kamu jangan lari-lari nanti jatuh," ujar seorang perempuan yang tiba-tiba datang, dia adalah isteri dari abangku. Alicia namanya, dan anak kecil tampan itu bernama Kenzie Al Jovian.

"Maafin Ken Mama, Ken ngga bakal ulangin lagi," bocah kecil itu menunduk ketakutan.

"Tante kangen banget sama Ken," kataku sambil menyubit gemas pipinya.

"Ken juga kangen sama Tante Ale," balasnya kemudian kembali memelukku.

***

"Bu, Aletha pergi dulu ya, mau temu kangen sama temen-temen."

Aku memang sudah ada janji bertemu dengan sahabat-sahabatku di cafe tempat Mas Yogi bekerja.

Apa kabar Mas Yogi? sudah lama aku tidak mendengar lagi cerita tentangnya.

"Kamu kesana naik apa?" Tanya ibu.

"Aku udah pesan ojek online tadi Bu, mungkin udah nunggu di depan."

Rindu & Pilu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang