Play List : Akmu - How Can I Love The Heartbreak
***
Hari ini, detik ini, aku menyerah.
Menyerah pada takdir. Menyerah pada waktu.Bukan karena aku payah, tapi karena aku lelah. Lelah mempertahankan yang bahkan sejak awal pun sudah tak seharusnya dipertahankan, karena memang tidak ditakdirkan.
Jika pertanyaannya kenapa tidak menyerah dari awal? Kenapa harus membuang-buang waktu?
Jawabannya bukan karena aku tidak tau akhirnya akan seperti apa, tapi karena aku ingin sekali saja bersikap egois, ingin sekali saja merasakan kebahagiaan didalam kebodohan.
Memang, semuanya salahku. Salahku yang terlalu memaksakan sebuah kebohongan yang pada akhirnya menjatuhkan.
" Tha."
Aku tersentak dari lamunanku, ketika sebuah suara memanggilku.
Aku hanya diam tanpa berniat untuk menjawab panggilannya, aku tau abang sudah lama berdiri di belakangku, hanya saja aku mengabaikannya.
"Udah hampir sebulan lo kaya gini terus, Tha. Cuma bengong, seolah-olah lo ngga ada gairah buat hidup," entah yang ke beberapa kalinya aku mendengar dia berbicara seperti itu kepadaku.
"Buat apa hidup tapi kaya orang mati, ngga berguna sama sekali."
"Aletha!" Bang Al mulai meninggikan suaranya.
"Tarik omongan lo, kalo ngga..."
"Kalo ngga kenapa Bang? Emang bener kan yang aku bilang tadi?" potongku.
"Tha, sebentar lagi lo bakal dapet donor mata, lo bisa liat kaya dulu lagi."
"Dan ngorbanin orang yang ngga bersalah? Bukannya itu sama ajah aku ngambil bagian hidup orang lain?"
Setelah mendengar ucapanku itu, Bang Al hanya diam dan bungkam.
"Aku tau Bang, aku tau semuanya. Kalian bayar orang kan, supaya donorin mata buat aku? Karena orang itu butuh uang dan kalian menggunakan kesempatan itu dengan bayar dia dan sebagai gantinya dia donorin mata buat aku? Iya kan Bang?!" Dan tanpa aku sadar, aku hilang kendali akan emosiku.
Setelah tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan abang dengan ibu tentang donor mata untukku. Saat itu aku merasa menjadi orang paling tidak berguna dan menyusahkan banyak orang.
"Ngga Tha, lo salah paham," kata abang sambil memegang pundakku.
"Bagian mana yang aku salah bang?"
Aku tau Bang Al kehabisan kata-kata untuk menjawabku, itu sebabnya dia memilih untuk diam.
***
Sore ini aku meminta supir untuk mengantarku ke taman sendirian, tanpa ibu dan abang tau. Karena mereka pasti tidak akan mengizinkan aku untuk pergi apa lagi sendiri."Hai, kamu Gea, kan?" tanya seorang wanita yang entah siapa.
Yang membuatku bingung, bagaimana dia tau panggilan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu & Pilu (End)
Teen FictionIni kisah tentang sepasang hati yang terus berjuang meskipun derita selalu menghalang. Ini kisah tentang dua hati yang tak bisa bersatu dan berakhir dengan pilu. Cerita cinta yang kita kira akan berujung sempurna, kini hanya luka dan kecewa yang ter...