Dia melambaikan tangan kepadaku dengan senyum yang masih melekat dibibirnya itu. Tanpa aku sadari kakiku melangkah begitu saja menuju ke arahnya, semakin lama langkah kakiku semakin cepat, sampai tiba-tiba kakiku tersandung dan hampir terjatuh.
"Astaga gadis kecil!" teriaknya sambil berlari menangkap tubuhku agar tidak jatuh.
"Kamu ngga papa kan?"
"Ngga papa kok, btw makasih ya."
Dia menghela nafas sesaat lalu menganggukkan kepala. Lalu setelahnya orang aneh itu menarik tanganku dan mengajakku untuk duduk di bangku taman.
Dan seketika suasana diantara kami menjadi awkward. Orang aneh itu hanya duduk diam sambil menatap air mancur dihadapannya.
Karena merasa tenggorokanku kering akupun mengambil botol minum di dalam tas. Namun ketika aku sedang minum orang aneh itu menoleh kearahku, merasa diperhatikan akupun menjadi salah tingkah hingga aku tersedak air minum.
"Uhuk uhuk."
"Gadis kecil, kamu baik-baik saja?" tanyanya sambil mengusap lembut punggungku.
Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaannya.
"Ya Tuhan apa dia tidak tau kalau tindakannya itu justru membuatku semakin salah tingkah?" gerutuku dalam hati.
Kemudian setelah itu keadaan menjadi hening.
"Kak?" panggilku kepada anak laki-laki itu. Ya sebenarnya aku juga tidak tau harus memanggilnya apa, tidak mungkin kan aku memanggilnya orang aneh, nanti dikira aku tidak punya sopan santun lagi.
"Iya gadis kecil?"
Aku tidak tau kenapa dia selalu memanggilku gadis kecil, jujur saja aku tidak terlalu suka dia memanggilku seperti itu, emangnya aku anak kecil apa?!
"Kakak kenapa si manggil aku gadis kecil terus, aku kan punya nama!" kesalku.
"Emang nama kamu siapa?"
"Gea Aletha, kakak bisa panggil aku Aletha."
"Ya udah kalo gitu aku manggilnya Gea ajah."
"Loh kenapa? temen-temen aku manggilnya Aletha."
"Biar beda ajah, biasanya yang beda itu selalu spesial."
"Jadi maksud dia biar dia selalu spesial di hidupku gitu? duh Aletha kamu mikir apa sih!" aku menggelengkan kepala untuk mengembalikan kesadaranku dari alam lain.
"Kamu kenapa Ge?"
"Eh ngga papa kok, oh iya nama kakak siapa?"
"Nama aku Galen, tapi khusus buat kamu manggilnya Gae ajah deh ya?"
"Emang kenapa?"
"Biar kita samaan, Gae Gea, siapa tau jodoh," katanya sambil menatapku lalu tersenyum.
Dan pada saat itu aku hanya mampu diam mencoba menetralisir detak jantungku yang sedari tadi berdegup sangat cepat.
"Hahaha bercanda gadis kecil, ngga usah tegang gitu dong," tawanya sambil mengacak-acak rambutku.
Semprul, udah dag dig dug juga, eh malah bercanda.
"Ish kan aku udah bilang manggilnya jangan gadis kecil lagi!"
"Hehe maaf soalnya udah kebiasaan dari dulu," ucapnya sembari menggaruk tengkuknya.
"Ya udah deh terserah kakak ajah."
"Duh Ge manggilnya jangan kakak dong, berasa tua, manggilnya Gae ajah ya."
"Dih tadi ajah aku protes ngga boleh, sekarang malah kamu yang protes."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu & Pilu (End)
Teen FictionIni kisah tentang sepasang hati yang terus berjuang meskipun derita selalu menghalang. Ini kisah tentang dua hati yang tak bisa bersatu dan berakhir dengan pilu. Cerita cinta yang kita kira akan berujung sempurna, kini hanya luka dan kecewa yang ter...