Sekarang ini aku sedang duduk diam di dalam metromini dengan sepasang headset yang menyalurkan sebuah lagu ke dalam telingaku.
Sambil memejamkan mata, aku mencoba menghayati lantunan lagu tersebut. Sampai tiba-tiba seseorang menarik salah satu headset dari telingaku dan memakaikannya di telinganya, betapa terkejutnya aku ketika melihat Gae sudah duduk disampingku.
"Gae, kamu ngapain?"
"Duduk," aku tercengang mendengar jawabannya.
"Tuhan makhluk aneh apa dia ini sebenarnya?"
Tanpa bertanya lagi aku memalingkan wajahku menghadap jendela untuk menyembunyikan kekesalanku.
Tidak lama kemudian Gae berdiri lalu..
"Kiri Mang," ucapnya.
"Ayo Ge," aku menatap ke arahnya ketika namaku disebut.
"Ayo kemana?" tanpa menjawab pertanyaanku dia langsung menarik tanganku untuk keluar dari metromini.
"Ga, kita mau kemana, ini kan bukan arah ke rumah aku?" tanyaku bingung.
"Anggap saja sekarang kamu lagi diculik."
"Apa?!"
Dia berjalan sambil menggenggam tanganku tanpa mengatakan apapun, aku yang tidak tau apa-apa hanya berjalan mengikuti disampingnya.
Ternyata Gae membawaku ke sebuah cafe. Setelah Gae memesan makanan, kami mencari tempat duduk yang kosong.
Tidak lama kemudian pesanan kami datang, Gae memesan es krim vanila untukku dan secangkir kopi hitam untuknya sendiri.
"Bagaimana mungkin dia bisa tau kalau aku suka es krim vanila? ah mungkin hanya kebetulan." Ucapku dalam hati.
"Jangan terlalu keras berfikir nanti es krimnya keburu meleleh." tegurnya sembari mengusap kerutan di dahiku.
"Astaga Ga, apa kamu tidak sadar bahwa sikapmu ini telah membuatku meleleh." ya, tentu saja aku hanya mampu mengatakannya dalam hati, mana berani aku mengatakan langsung padanya.
"Kalau kamu ingin mengatakan sesuatu, katakanlah. Kamu tau kan Ge, percuma jika kamu mengatakannya dalam hati toh aku juga bisa tau apa yang kamu katakan."
Ya Tuhan aku lupa kalau dia ini orang aneh.
"Apa aku ngga bisa punya rahasia sedikit saja, Ga?"
Dia hanya menggeleng kepala sambil menatap lurus ke arahku.
"Baiklah," ucapku pasrah.
"Pulang yuk Ge."
"Eh loh, es krim aku belum habis."
"Udah sore Ge, nanti ibu kamu nyariin, kapan-kapan kita beli es krim lagi, sekarang pulang ya."
"Ya udah deh," kataku dengan setengah hati.
"Tunggu sebentar ya Ge," Gae berjalan menghampiri salah satu pekerja di cafe tersebut, entah apa yang mereka bicarakan, setelahnya dia mengajakku pulang.
"Ayo Ge," ajaknya sambil menggenggam tanganku.
Aku sempat bingung kenapa Gae mengajakku ke parkiran, bukankah kami akan pulang naik metromini.
Karena terlalu asik melamun, aku sampai tidak sadar jika Gae sedang memasangkan helm kepadaku.
"Loh Ga, kenapa pakai helm?" tanyaku bingung.
"Biar ngga ditilang."
"Hah? terus ini motor siapa?"
"Motor Mas Yogi, ayo Ge, pegangan nanti jatuh," ucapnya sambil menarik tanganku untuk memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu & Pilu (End)
Teen FictionIni kisah tentang sepasang hati yang terus berjuang meskipun derita selalu menghalang. Ini kisah tentang dua hati yang tak bisa bersatu dan berakhir dengan pilu. Cerita cinta yang kita kira akan berujung sempurna, kini hanya luka dan kecewa yang ter...