Bab 35

86 3 0
                                    

Gelap. Satu kata untuk menggambarkan apa yang aku lihat saat ini, tak ada cahaya. Hanya ada kegelapan.

"Aku dimana?" kataku sambil melihat sekeliling berharap ada seseorang disini, namun sepertinya hanya aku yang ada disini.

Aku meremas jari tanganku cemas.

"Ibu Abang, kalian dimana? Aletha takut," aku mencoba menahan air mataku agar tidak terjatuh.

"Ibu, tolong Aletha, Aletha takut Bu."

Karena tidak ada yang menjawab, kecemasanku bertambah hingga rasa takut pun datang.

Aku duduk sambil membenamkan wajahku diantara lututku.

Samar-samar aku mendengar langkah kaki seseorang berjalan kearahku, orang itu diselimuti oleh cahaya yang begitu terang hingga aku tidak dapat melihat wajahnya.

Sampai orang tersebut berhenti di hadapanku. Seorang wanita dengan jas hitam dan topi hitam, meskipun wajahnya tertutup oleh topi yang dia kenakan, tapi aku dapat melihat betapa cantik wajahnya itu.

"Si..siapa?" tanyaku padanya.

Kemudian dia berlutut menjajariku.

"Aku adalah orang yang ditugaskan untuk menjemputmu," suaranya begitu lembut dan menghipnotis siapapun yang mendengarnya.

"Menjemputku? Memangnya aku akan kemana?"

"Ke tempat yang akan membawamu pada kebahagiaan."

Setelah mengatakan itu wanita tadi berdiri dan berjalan menjauhiku, aku buru-buru mengikutinya.

"Tunggu, tempat apa yang kamu maksud?" baru aku akan menyentuh tangannya, namun dia kembali berbicara.

"Tempat yang sangat indah, tempat dimana kebahagiaan menunggumu disana, kau akan melupakan kesedihanmu dan.." dia menahan ucapannya.

"Dan juga kebahagiaanmu," lanjutnya.

"Apa aku bisa bertemu Ayahku disana?"

"Jika kau beruntung, kau akan bertemu dengannya," setelah mengatakan itu, dia kembali melangkah.

Kini aku mulai mengikutinya dari belakang.

Namun dalam perjalananku tiba-tiba ada suara yang memanggilku.

"Gea," dengan refleks aku memberhentikan langkahku.

Suara itu, aku mengenali suara itu.

"Kenapa? Apa kau lebih tertarik untuk kembali pada dunia yang selalu menyakitimu daripada tempat yang akan membahagiakanmu?" tiba-tiba wanita dengan jas hitam tadi berhenti melangkah dan bertanya padaku.

"Bu... bukan begitu, tapi bolehkah aku mendengar suara itu untuk terakhir kali?"

Dalam hatiku, aku berharap wanita itu mengabulkan keinginanku.

"Baiklah, karena dikehidupanmu kau telah membantu banyak orang, aku akan memberimu kesempatan itu. Aku akan kembali jika kau sudah selesai," setelah itu dia menghilang entah kemana.

Tiba-tiba aku merasakan ada yang menggenggam tanganku, padahal tidak ada orang yang melakukannya disini.

"Maaf Ge, maafkan aku," dadaku terasa sakit tanpa sebab tatkala suara itu terdengar begitu memilukan.

Aku mencari darimana suara itu berasal namun tidak ada seorang pun yang aku lihat disini.

"Maaf telah membuatmu lama menunggu dan membuatmu menjadi seperti ini."

Aku hanya diam mendengarkan suara yang entah darimana asalnya.

"Ge, apa kau masih ingat dengan janjiku?"

Rindu & Pilu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang