Mari, aku ajak kalian berpetualang ke dalam masa laluku, akan aku ceritakan seluruh penderitaanku, agar kalian tau bahwa perempuan ini pernah jatuh dan hancur.
Perjalanan kita kali ini akan sangat panjang, jadi kalian harus siapkan energi yang lebih banyak lagi.
Apa kalian sudah siap untuk berpetualang? Jika sudah mari kita mulai.
***
Sepuluh tahun yang lalu..."Ibu, abang mana?" tanyaku sambil berlari menuruni tangga.
Pagi ini aku terlambat bangun karena semalam aku streaming video di youtube hingga larut malam.
"Abang kamu udah pergi tadi, katanya ada meeting"
"Loh kok udah pergi sih, terus Aletha berangkatnya sama siapa?"
"Ibu udah pesen ojek buat kamu, mungkin sekarang udah di depan"
"Ya udah deh, Aletha berangkat dulu ya bu" ucapku buru-buru lalu mencium tangan ibu.
"Iya, hati-hati ya"
"Okeh bu"
Benar saja, ketika keluar rumah tukang ojek itu sudah menungguku.
"Ayo pak buruan berangkat nanti saya telat" kataku sambil memakai helm.
"Baik mba"
Saat di jalan mulutku tidak berhenti bergumam, bagaimana tidak, sekarang ini aku sudah benar-benar terlambat, entah akan seperti apa jadinya jika gerbang sekolah sudah ditutup.
"Sial, kenapa harus macet coba" umpatku dalam hati.
"Pak bisa lebih cepet lagi ngga, saya udah telat nih"
"Sabar mba ini lagi macet"
Bahkan burungpun tau bukan Jakarta namanya kalau ngga macet.
Dugaanku tepat, saat aku sampai gerbangnya sudah ditutup.
"Yah, kok gerbangnya udah ditutup sih, terus gimana masuknya. Duh mati aku"
"Telat?"
Ditengah gerutuku, aku mendengar seseorang bertanya padaku, dan saat aku berbalik, aku terkejut dengan sosok laki-laki yang memakai hoodie berwarna hitam, namun ada yang membuatku lebih terkejut lagi, aku melihat sebatang rokok terselip diantara jarinya.
"Ngrokok lagi?" tanyaku padanya.
Laki-laki itu hanya tersenyum kepadaku, senyuman yang akan selalu membuatku merasa tenang. Laki-laki itu tidak terlalu tampan, tidak juga terlalu pintar, tapi karena itulah dia sempurna. Dan dia adalah Galih, kekasihku.
"Kan aku udah sering bilang kalau kamu ngrokok nanti..."
"Paru-paru aku bakalan nangis? kamu tenang ajah selama ada kamu disamping aku paru-paru aku akan baik-baik ajah"
Aku hanya bisa menghela nafas saat dalam keadaan seperti ini.
"Kenapa kamu ngrokok lagi?"
"Aku cuma lagi butuh pelampiasan"
"Harus banget rokok yah yang jadi pelampiasan kamu?"
"Mendingan mana coba, rokok atau kamu yang jadi pelampiasan aku? kamu denger ya, aku ngga akan tega kalo kekasih aku jadi sebuah pelampiasan karena dia cuma pantas untuk dibahagiakan" celetuknya sambil memegang kedua pipiku, yang tentu saja membuat wajahku tersipu malu.
"Hey kalian lagi ngapain!"
Kami tersentak ketika tiba-tiba seseorang memanggil kami.
"Ng..ngga ngapa-ngapain kok pak" jawabku terbata-bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu & Pilu (End)
Teen FictionIni kisah tentang sepasang hati yang terus berjuang meskipun derita selalu menghalang. Ini kisah tentang dua hati yang tak bisa bersatu dan berakhir dengan pilu. Cerita cinta yang kita kira akan berujung sempurna, kini hanya luka dan kecewa yang ter...