Bab 7

200 11 0
                                    

"Ge, kamu tau ngga kalau sekarang mentari lagi iri sama kamu"

"Loh, kok gitu?"

"Iya, soalnya mentari kalah indahnya sama kamu"

Aku hanya bisa tersenyum salah tingkah ketika mendengar ucapannya.

"Kamu deg-degan ngga Ge, kalau lagi sama aku?"

"Iya, deg-degan"

"Sama aku juga. Kamu mau tau ngga kata hati aku kaya gimana?"

"Emang gimana?"

Lalu dia memegang tanganku dan meletakkannya di dadanya, tepat dimana jantungnya berdetak.

"Kata hati aku, kamu itu adalah perempuan yang harus aku jaga dengan cinta"

Aku mohon, jangan tanyakan bagaimana keadaan hatiku saat ini, karena akupun tidak bisa menjelaskannya lewat kata-kata.

"Ge, kalau suatu saat nanti aku pergi, tolong percayalah bahwa aku pasti kembali"

Dan seketika senyumku hilang begitu saja.

"Emang kamu mau pergi kemana? Jangan tinggalin aku, aku ngga mau sendirian di bumi ini"

"Kamu ngga sendirian Ge, banyak orang yang akan menjagamu saat aku pergi"

"Ngga Ga, aku cuma mau kamu, aku ngga mau yang lainnya!"

Dan entah sejak kapan, butiran bening itu terjatuh dari mataku.

"Janji ya Ge sama aku, kalau kamu akan tetap bahagia meskipun aku ngga ada disisi kamu" ucapnya sembari mengusap lembut tetesan air mata di wajahku.

"Ngga. Kamu ngga boleh ngomong kaya gitu. Emang kamu siapa berani ngomong kaya gitu tanpa seizin aku?!"

"Aku? Aku adalah Gae-mu Ge" katanya sambil tersenyum.

Lalu setelah mengatakan kata-kata yang membuatku hancur, dia pergi. Gae-ku pergi. Entah kemana.

***

Pelan-pelan aku membuka mataku, tapi aku disambut rasa pusing yang berdenyut nyeri di kepalaku.

"Tha, kamu udah sadar, ada yang sakit ngga?" oma bertanya kepadaku dengan nada khawatir.

"Ngga kok oma, cuma pusing dikit"

"Kemarin kamu pingsan dan Nak Reza yang bawa kamu pulang, Nak Reza keliatan khawatir banget sama kamu Tha, emang kamu kenapa bisa sampe pingsan begitu?"

"Jadi Reza yang bawa aku pulang" ucapku dalam hati.

Baru aku ingin menjawab pertanyaan oma, seseorang memanggilku.

"Aletha, kamu ngga papa kan, ibu takut banget kamu kenapa-napa" kata ibu sambil memeluk tubuhku.

"Loh, kok ibu ada disini?"

"Iya, semalem oma kamu telfon ibu, katanya kamu pingsan, terus ibu langsung ajak abang kamu kesini"

"Terus sekarang abangnya kemana?"

"Kenapa nyariin gue, kangen?" Kata seseorang yang sedang berdiri di depan pintu, siapa lagi kalau bukan abang gemesku. Iya gemes bikin mules.

"Ngga tuh" jawabku cuek.

"Halah kalo kangen ngomong ajah kali, gue tau kok kalo gue ini ganteng ngangenin lagi"

"Idih orang kucel gitu dibilang ganteng, ngaca woy ngaca"

Rindu & Pilu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang