Proses #10

391 84 6
                                    

Seoul, Gangnam 08.00 p.m KST
Kim's family house.

Abang kurbel: p
Abang kurbel: p
Abang kurbel: p
Abang kurbel: dek, baik-baik ya di rumah.
Abang kurbel: 3 bulan lagi abang pulang kok. Papi juga.
Abang kurbel: gak apa-apa di rumah sendirian dek? Atau lo ikut tinggal di dorm aja?
Abang kurbel: woi ngopi napa ngopi? diem diem bae.
Serin ggg: bawel, baru aja 15 menit lo sama papi berangkat. Gak apa-apa bang, alay lo.
Abang kurbel: dilan khawatir elah, sensi amat.
Serin ggg: dilan dilan, dilanda bencana iya gue.
Serin ggg: lagian juga instruktur diet gue dibiarin papi tinggal di rumah, jadi sekalian gue home schooling, sekalian gue olahraga.
Serin ggg: udah ya, gue mau belajar dulu.
Abang kurbel: sok banget anjir hahaha, yaudah goodluck my chubby sister <3
Serin ggg: idih, Yaudah semangat juga trainee nya abang jomblo wekawekaweka </3
Abang kurbel: gak jomblo kok,kan ada kamu hmm :*
Serin ggg: najisun.

Serin mematikan ponselnya lalu meletakannya di atas meja belajar. guru home schoolingnya memberikan beberapa tugas rumah untuk di kerjakan, olahraga? Oh tentu saja Serin melakukannya. Bahkan lebih lama daripada waktu belajar. Tekadnya benar-benar kuat untuk membuat Jungkook si brengsek itu menarik kata-katanya.

Setiap Serin melakukan olahraga cardio yang selalu terbayang di pikirannya adalah wajah Jungkook, duduk menyeringai- menghina apa saja yang di lakukan Serin, sampai-sampai wanita instruktur yang tinggal di rumahnya mulai jam 5 sore lalu harus menahan mati-matian Serin yang mencoba mengajak ribut samsak.

'Jungkook mampus lo' batin Serin melihat angka yang tertera jelas di timbangannya, beratnya baru saja kurang 5 kilo dalam waktu sehari.

Serin tersenyum menang.

Ini adalah awal dari kehancuran Jeon Jungkook, salahkan mulut besar Jungkook karena menghina seorang Kim Serin. Catat! Kim Serin! Cewek yang menghalalkan cara apa saja untuk mendapatkan yang dia inginkan, diet hanya sebagian kecil dari ambisinya.

Tangan Serin sudah terbalut dengan tali putih, saat ini. Jungkook kembali lagi masuk kedalam pikirannya sambil mengayun-ayunkan pantat ke kanan dan kekiri mengejeknya- cowok bajingan itu baru saja mengejeknya.

'Serin jelek! Serin gendut!'

"Argh!!!" Pekik Serin kesal. Pukulan membabi buta ia layangkan kepada samsak tidak berdosa yang berada di hadapannya, ada 3 samsak yang di beli oleh Gongyoo. Pertama di halaman belakang, kedua di ruang olahraga, dan ketiga di kamar Serin. Sekarang, dia memakai samsak yang ada di kamar.

'Bugh!'

Suara samsak jatuh akibat tendangan straight milik Serin yang hampir mendekati kata sempurna, peluh menetes dari pelipisnya. Meskipun ia baru belajar Mhuay Thai tadi siang. Serin sangat cepat belajar, bahkan sang instruktur saja sampai kaget, hanya mencontohkan satu kali saja. Serin dapat menirukannya.

Jenius? Tch.

Bukan, Kim Serin namanya jika tidak berlaku total pada sesuatu. Dan tentu saja setiap aksi ada imbalannya bukan?

Jungkook

Harus

Bertekuk lutut.

Itu yang Serin inginkan.

***

Gongyoo memicingkan matanya, menatap ketujuh pemuda tampan yang sedang meliukan badan mereka dengan lincah. Senyumnya mengembang.

'Uyeoni aninikka'

'DNA'

Suara tepuk tangan menggema ke seluruh penjuru ruang latihan, Gongyoo berdiri. memperhatikan satu-satu pemuda yang ia latih nonstop selama  seminggu. Ketujuh pemuda tersebut sibuk mengatur nafas mereka. Masih senantiasa berdiri menatap balik- dengan sopan- ke arah Gongyoo. Tanpa tau apa yang Gongyoo pikirkan.

"Anak-anak?"

"Ye, ceo-nim?"  Jawab mereka serempak.

"Aku akan mempercepat waktu debut kalian." Seringai Gongyoo.


Jangan lupa vote dan comment ya! ^^

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang