Piknik #22

334 47 2
                                    

Hari ini weekend dan jadwal anak BTS sedang kosong, bukan karena tidak laku. Ini terjadi karena Gongyoo yang membatalkan jadwal tampil mereka hari ini hanya untuk makan bersama. Tentu saja ada sangkut pautnya dengan Taehyung yang akan menjalani ujian nasional.

Gongyoo ingin membuat Taehyung merasa bersemangat untuk menjalani ujian nasional, sementara waktu kegiatan BTS di istirahatkan selama 2 minggu untuk menunggu Taehyung yang benar-benar selesai dengan urusan sekolahnya, ini namanya teamwork.

Tapi keadaan tadi sedikit menyisakan rasa canggung diantara Serin dengan anggota BTS yang lain. Sebenarnya Serin biasa saja- tapi mungkin menurut mereka tidak biasa? Apalagi saat Jimin dan J-hope beberapa kali melirik Serin dan Taehyung secara bergantian. Lalu tertawa terkikik-kikik. Entah apa masalah mereka.

Van besar yang mereka tumpangi sudah berkendara lebih dari 1 jam yang lalu, Serin duduk terjepit diantara badan Jungkook yang besar di kirinya dan tubuh Taehyung yang tegap di kanannya. Keduanya terus menyikut satu sama lain dan melemparkan tatapan aneh -menurut Serin- .

Serin tidak bisa protes dan marah-marah di van ini, van ini bilik BTS. Ia hanya menumpang karena papinya juga naik di dalam van ini. Tepatnya di depan sedang menyetir.

Serin menghela nafasnya.

Memasang earbuds bulat guna menyumbat lubang telinganya.

Ketika anak laki-laki di kumpulkan pada satu tempat, akan terjadi kebisingan yang hebat disana.

***

Jungkook membakar daging di depan pohon taman Maninsan yang jauhnya dari Seoul sekitar 3 jam perjalanan, di sebelahnya berdiri Serin yang juga sedang membalik-balikan daging. Para member BTS yang lain asyik berlarian kesana kemari, bermain lompat kodok dan permainan yang tidak penting lainnya. Taehyung juga berada disana.

"Ekhem," Jungkook berdeham.

"Tadi malem tidur sama Taehyung?" Serin menoleh menatap Jungkook dengan tatapan aneh, memutar bolamatanya bosan.

"Kepo." Lanjut Serin terus membakar daging kemudian memotongnya dengan gunting.

"Gue nanya serius,"

"Kenapa lo pengen tau?" Serin menunjuk Jungkook dengan guntingnya, Jungkook menelan saliva.

Mundur selangkah.

"Kenapa lo gak pernah ramah sama gue?"

"Buat apa?" Serin berdecak.

"Supaya gue dihina lagi? Oh- atau karena gue udah bening sekarang? Beneran ya, demi apapun kalo misalnya lo orang terakhir yang ada di bumi, gue gabakal mau deket sama lo." Ketus Serin, menyalin seluruh daging yang sudah masak keatas piring kaca yang lebar. Membawa semua daging untuk diletakan ke atas meja yang ada di tengah taman.

Perut Serin terasa sakit, ia menahan hasrat ingin buang air selama di perjalanan. Setelah meletakan piring diatas meja, Serin berlari menuju toilet umum yang berada sedikit jauh dari lokasi piknik mereka.

Meninggalkan sesuatu yang amat penting baginya.

Ponselnya.

Jungkook yang sadar akan kepergian Serin tersenyum licik. Melihat ponsel Serin yang tergeletak begitu saja diatas meja makan yang sudah penuh dengan makanan. Jungkook meletakan piring daging bakar kedua diatas permukaan meja datar yang dibaluti taplak berwarna putih susu itu, mengedarkan pandangannya kekanan dan kekiri. Sempurna.

Jungkook mengambil ponsel silver Serin, membuka layar depannya. Aneh- Serin sama sekali tidak mengunci ponselnya, akses Jungkook terasa benar-benar mudah sekarang.

Oh- Jungkook akan membuat Serin jatuh dalam pesonanya, berlutut memohon kepadanya.

Tidak ada yang pernah menolak Jeon Jungkook.

Dan tidak akan ada.



Dont forget to vote and comment!

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang