Homo? #6

465 94 15
                                    

Taehyung gemetar di kala Jungkook mencondongkan badannya. Demi martabak telor kak vita (si penjaga kantin) ia benar-benar belum siap untuk ini!

'Astaga! Jungkook sama sepertiku?' Batin Taehyung, mengerang pelan saat tangan Jungkook meraih tangannya, menyisipkan sesuatu ke sana.

Flashdisk

Iya. Benar, Jungkook sama sepertinya. Sama-sama trainee ayahnya, hanya saja Jungkook sudah berlatih jauh lebih lama daripada Taehyung. Kurang lebih 7 tahun. Umurnya masih sangat belia waktu itu.

'Klengg' suara besi tipis terjatuh. Serin mengumpat, dengan tololnya ia menendang kaleng minuman cola yang jelas-jelas berada tepat di depan matanya. Salivanya terasa berat untuk di telan, terlebih lagi Taehyung dan Jungkook bisa melihatnya tanpa perantara apapun sekarang. Dia tidak bersembunyi di balik tiang lagi.

"Dek?" Taehyung menjauh dari Jungkook, menghampiri Serin.

"He eh? Ada abang di sini?" Serin menoleh, memasang wajah polos tanpa dosa selagi tangannya menggenggam erat ponsel. Di dalam ponsel ini berisi bukti yang akan ia tunjukan kepada papi, berharap jika papi menyetujui jalan hidup yang Taehyung pilih.

Polos sekali bukan?

"Lo ngapain?.." Taehyung memasukan kedua tangannya ke dalam saku.

"Yah, kalo jam segini lu harusnya be-"

"ABANG HOMO KAN?!?!" Pekik Serin tanpa sadar membekap bibir mungilnya. 'Bego! Bego! Bego!' Rutuk Serin dalam hati. Taehyung terbelalak tidak percaya, harga diri Taehyung sedikit tersayat. Percaya tidak percaya, dia---Taehyung tidak mengira akan dikatai Homo. Secara, Taehyung kan Cassanova-nya Seoul Bright. Dengan lirikan mata saja, Taehyung mampu membuat gadis-gadis di sekitarnya pingsan dengan darah yang meleleh dari hidung mereka. Tapi kenyataan berkata lain.

Ia baru saja disebut homo, oleh adiknya sendiri. Catat baik-baik! Adiknya sendiri!

"Apa? G gue nggak ho-"

"Ini buktinya!" Serin menujukan foto Jungkook dan Taehyung yang sedang berpelukan.

"T tapi de-"

"Udah bang! Gapapa! Gue support kok! Kalo emang ini jalan hidup yang abang pilih Serin ikhlas deh, ridho!" Serin menggebu-gebu.

"Dengerin gue dulu ultrafeng!" Taehyung menahan bibir Serin dengan jari telunjuknya, menatap wajah Bingung serin. Sekaligus menggemaskan di waktu yang bersamaan, sebenarnya ingin Taehyung tertawa geli karena  kekolotan adiknya ini, tapi jika ia tertawa, maka adiknya tidak akan percaya bahwa dia benar-benar Straight.

Point pertama jika harus mengutarakan hal jujur kepada Serin adalah, kamu harus serius!

"Jadi gini-"

"Gue ngasih flashdisk ke dia, dia mau nugas, ssst! Jangan potong dulu- iya bener. Dia kelas 12 dan gue baru kelas 10. Tapi guru lesnya rumahnya deket ama gue, jadi materi yang dia pelajari ada di dalam flashdisk itu." Belum sempat Taehyung berbicara, Jungkook memotongnya. Menghampiri keduanya dengan gummy smile yang selalu saja membuat siswi angkatan kelas 10 langsung kebelet menikah.

Termasuk Serin.

"Te-terus? Kenapa peluk-pelukan segala?" Terbata. Wajah Serin perlahan memerah, oh tidak. Pasti wajahnya mirip lobster besar di film jurassic park. Sial!

"Cowo emang gak boleh pelukan?" Jungkook merangkul Taehyung yang, entah mengapa merasa sedikit panas dengan tingkah laku Serin yang berubah saat Jungkook berbicara dengannya. Taehyung menepis lengan Jungkook, membalikan tubuh Serin.

"Belajar sono! Pokoknya gue gak homo!" Sedikit mendorong punggung Serin menjauh, Taehyung menolehkan wajahnya pada Jungkook.

"Gue bakal denger demo lagu kita, lu juga harus belajar." Taehyung bergegas menuju ruang kelasnya, meninggalkan Jungkook berdiri sendirian. Sambil err- menyeringai?

***

Hi guys!! Dont forget to vote and comment ya! Kasih tau juga kalo alur ceritaku agak bertele-tele. Biar aku bisa makin introspeksi diri lagi wewewew 💕

Bhayyyyyy

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang