Minta maaf? #41

281 38 4
                                    

Minta maaf? Minta maaf katanya? Haha- haha! Sampai langit terbelah dua pun Taehyung tidak akan pernah sudi merendahkan harga dirinya untuk meminta maaf pada Jungkook.

Tidak akan pernah!

Taehyung harus menetralkan pikirannya, astaga astaga- seharusnya ia tidak menuruti papinya dari awal, seharusnya ia biarkan saja peralatan game-nya di hanguskan papi. Toh jika lupa, papi akan membelikannya lagi. Astaga bodohnya! Kenapa pula sekarang ia menjinjing dua kotak pizza large dengan ekstra paperoni? Ah- sudahlah, Taehyung bisa membagi ini dengan Serin.

Langkah kaki Taehyung terhenti di depan pintu koridor yang terhubung langsung dengan kamar Serin, yah, karena kamar Serin dulunya gudang. Kamar itu mempunyai dua pintu dari dalam dan dari luar. Taehyung merapikan rambutnya, tersenyum pada kenop pintu bulat yang terbuat dari alumunium.

"Ganteng banget gue ya." Gumamnya sambil membersihkan sesuatu dari giginya.

Taehyung membuka kenop pintu.

"Dek! Abang-"

"WHAT THE F-" mata Taehyung membelalak, Jungkook? Jeon Jungkook?!? Menindih adik kesayangannya. Dengan posisi hampir mencium dan lihat kaki mesumnya itu! Menyikut bagian bawah Serin dengan lututnya.

Homina homina homina.

Serin menoleh dengan wajah yang tidak dapat di prediksi ekspresinya, menelan ludahnya. Jungkook juga melakukan hal yang sama. Dengan refleks Serin menendang selangkangan  Jungkook dengan lututnya hingga Jungkook merasakan sesuatu yang amat ngilu menusuk jaringan testosteron miliknya.

Serin bangun.

Menatap sekitarnya dengan shock, ini sama sekali bukan situasi yang pernah ia alami, wajah Taehyung? Oh jangan tanyakan kenapa rona merah sekarang menghiasi wajah pemuda itu, menatap Jungkook lekat-lekat dengan tangan yang mengepal geram.

"Gimana- kalau kita makan pizza sama-sama?"

"Hah?"

"Iya," Taehyung mengangguk, mengubah ekspresi marahnya dalam sekejap. Seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kita-Bertiga-makan-pizza" tekan Taehyung sekali lagi masih dengan senyuman anehnya.

"Gimana?"

***

"Habis!"  Pekik Jimin, semua member BTS menatapnya sekilas lalu berbalik melakukan aktivitas mereka masing-masing, Taehyung masih tidak percaya beberapa menit lalu ia mencoba melempar kepala lonjong Jungkook dengan kotak pizza, kemudian Jimin lewat dengan wajah tanpa dosanya. Mengambil semua kotak pizza yang di beli Taehyung, membawanya ke ruang kerja Para rapper.

Serin menggaruk lehernya dengan kikuk, menatap sesekali Jungkook yang masih meringis akibat libidonya yang tersikut oleh lutut putih Serin. Ngilu banget pasti.

Jungkook menoleh sebal pada Serin lalu mengarahkan pandangannya pada Taehyung yang juga menatapnya dengan geram.

Jadi, perang sekarang kan? Batin Taehyung sebal, meremas crust pinggir pizzanya yang masih tersisa, tidak peduli dengan tatapan mata Jimin yang tajam akibat ia membuang makanan, saat ini ia benar-benar ingin membunuh Jeon Jungkook.

Serin adalah teritorinya.

Hanya Taehyung yang berhak melakukan itu pada Serin. Hanya dia!

Jungkook menaikan sebelah alisnya, menatap angkuh pada Taehyung.

"Hyung, makasih ya pizza-nya." Jungkook-si-bedebah tersenyum remeh, dia kira Taehyung bukan lawan sepadannya hah?

Taehyung mengangguk, mengembangkan senyuman geram termanisnya. Member BTS -kecuali Jimin- tidak ada yang tau jika Jungkook dan Taehyung memiliki perang dingin yang harus di selesaikan sesegera mungkin.

"Abang." Bisik Serin, membangunkan tubuhnya. Yoongi menatap kearah Serin sekilas -menghiraukannya- memang sih, sedari tadi Serin terus memperhatikan Yoongi. Menurutnya, Yoongi begitu menggemaskan.

Seluruh member BTS mengalihkan pandangannya pada Serin, gadis itu membungkukkan badannya sekilas. Senyum tipis terukir di wajahnya.

"Aku- permisi ya, makasih sonbaedeul." Serin keluar dari ruangan kerja milik Yoongi dkk, menutup kenop pintunya dengan sangat diam.

Jangan lupa vote dan comment ya!

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang