Pulang #12

439 89 6
                                    

Seoul, Gangnam  06.15 pm KST
Kim's family house

Taehyung mencoba menetralkan suara degub jantungnya. Ia baru saja diperbolehkan oleh papinya untuk tinggal di rumah karena Serin sendirian, papinya terlalu sibuk untuk mempersiapkan debut BTS. Jangan bilang Taehyung juga tidak sibuk. Sangat! Tapi apa boleh buat, si wanita instruktur sudah pamit pulang padanya lewat telepon jam 5 dini hari. Untung saja adiknya pergi sekolah hingga jam 6 sore, sehingga Serin tidak akan merasa begitu kesepian.

Masalahnya, Taehyung mendengar kabar dari sang instruktur bahwa Adiknya sudah melakukan kemajuan pesat dalam penurunan berat badannya, berat Serin sekarang 42kg dari 80kg. Kau bisa bayangkan sendiri kan betapa terperangahnya Taehyung? Belum lagi kejadian 2 bulan lalu! Wajah Serin benar-benar dekat dengannya, Jika Taehyung tidak menahannya ia bisa saja menghabisi bibir gempal Serin saat itu juga.

'Cklek' Taehyung membuka pintu rumah, tidak ada yang berbeda dari rumah ini, hanya saja- tunggu, suara apa itu? Musik? Setau Taehyung keluarga mereka tidak mempunyai speaker yang suaranya sebesar ini-

Taehyung menuntun langkahnya menuju sumber suara tersebut. Tidak di ruang keluarga, tidak di ruang olahraga, tidak di ruang kerja maupun ruang musik. Taehyung teringat sesuatu. Gudang kosong di lantai atas sudah di bersihkan bukan? Langkah kaki Taehyung terus berlanjut, menaiki anak tangga sekaligus rak buku papinya yang tersusun rapi.

Langkahnya terhenti, suara musik itu semakin keras terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkahnya terhenti, suara musik itu semakin keras terdengar. Entah musik EDM macam apa yang di putar adiknya tapi musik itu cukup nyaman jika di dengar. Taehyung memutar kenop pintu, cahaya langit sore menyilaukannya. Mata tipis Taehyung terpicing. Perlahan matanya terfokus kepada seorang gadis yang menyandarkan tubuhnya ke dinding di samping pohon natal tahun lalu- tunggu, memakai high heels tinggi? Jangan bilang itu- Serin?

Dan- bukannya itu tiang untuk pole dancing?

(Anggap aja Serin yang nari pole wkwkwkwk xD)

Taehyung memperkecil luas cela pintu gudang tersebut, memperhatikan Serin. Setiap gerak tubuhnya, liukannya, semuanya sangat indah. Taehyung tidak pernah mengira adiknya begitu lentur, ia kira adiknya ikut masuk ke Seoul Bright karena tidak punya teman bermain selain dirinya. Ia kira Serin tidak punya passion di bidang seni seperti dirinya.

Taehyung menelan ludah.

Mengapa setiap gerakan yang Serin hasilkan begitu membuatnya 'bereaksi'? Oh tidak! Tidak! Tidak! Sebagai abang yang baik gue gak boleh engas sama adek sendiri, anjay bejat banget gue kalo gitu.

"Ekhem-" Taehyung berdeham, Serin membelalakan matanya setengah kaget setengah shock. Bahkan hampir menjatuhkan badannya jika Taehyung tidak cepat-cepat menangkap pinggulnya sebelum menghempas lantai marmer kayu.

"B-bang?" Serin bangun. Mematikan setelan musik dan melepaskan high heels tinggi miliknya, tersenyum lebar.

"Uwoo! Abang udah pulang? Gue kangen banget!" Serin berhambur ke pelukan Taehyung. Membuat detak jantung Taehyung semakin tidak karuan, Taehyung memejamkan matanya erat. jangan tae jangan, ingat tuhan. Dosa tae dosa.

Dengan senyuman Taehyung membalas pelukan adiknya, merengkuh pinggang kecil Serin agar lebih mendekat kepadanya. Serin versi langsing berjuta juta kali lebih menggemaskan daripada yang dulu-dulu. Meskipun tidak bisa Tae pungkiri jika ia merindukan tubuh gempal adiknya.

"Abang gue makin ganteng, eh- lo warnain rambut ya?" Serin melepaskan pelukannya, berjinjit mencoba meraih kepala Tae, Taehyung yang peka menekuk lututnya hingga Serin dapat menggapai rambutnya yang berwarna campuran antara coklat terang dan abu-abu. Serin tertawa geli.

"Abang mirip kakek-kakek." Tawa Serin pecah, ia menepuk tangannya beberapa kali karena tidak sanggup menahan rasa geli yang menggelitik di perutnya. Taehyung tersenyum.

Melihat tingkah adiknya yang begitu menggemaskan -ketika membully dirinya tentu saja- membuat Taehyung merasa bahagia, wajah Serin yang masih lumayan chubby semakin membuat suasana hatinya membaik setelah sekian bulan di forsir untuk latihan terus menerus.

Taehyung menarik adiknya ke dalam rengkuhan terhangat yang bisa ia berikan. Mengecup puncak kepala Serin kemudian memejamkan matanya dengan erat, biarlah seperti ini sebentar saja. Biarlah hanya dia dan tuhan yang tau bagaimana cintanya pada Serin melebihi rasa sayang seorang kakak pada adiknya.

"Serin? Gue sayang lo"

Serin memgangguk senang, tanpa tau apa yang dimaksud oleh Taehyung.

"Gue juga sayang sama elo bang, sayang banget."

Dont forget to vote and comment ya!

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang