Tercyduck #24

336 46 2
                                    

"Dek."

"Dek jawab papi."

Serin menggigit bibir bawahnya pelan.

"Benar kamu yang ada di video itu,dek?"

Serin mengangguk lemah, kakinya bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serin mengangguk lemah, kakinya bergetar. Tidak berani menatap pria paruh baya yang duduk di hadapannya- di kursi kerjanya. Menopang dagu dengan sorot mata yang serius. Kalian tau film The Proposal? Saat adegan Margaret meng-interview Andrew Paxton? Suasana kaku itu yang sekarang sedang dirasakan oleh Serin.

Dia takut.

Sangat takut jika papinya marah dan malu akibat video itu. Bagi Serin, video ini lebih memalukan daripada mengirim foto bugil ke wall twitter. Tentu saja Serin tidak pernah melakukannya. Ini hanya perumpamaan.

Aduh, ini si papi pake tau segala. Udah mati gue mati, selamat tinggal dunia. Selamat tinggal Kaneki. Selamat tinggal anime-ku sayang. Kita akan berjumpa lagi di surga.

"Hmmm..." Gongyoo mengetuk-ngetukan jarinya ke atas meja. Berdeham.

"Papi gak tau kamu berbakat,"

"Papi bangga nak."  Serin spontan mendongakkan kepalanya. Menatap papi dengan tatapan shock berat.

Apa?!

"B-bangga,pih?" Ulang Serin gagap. Papi Gongyoo mengangguk antusias, menarik pipi Serin kemudian mengecup setiap inci kening Serin tanpa ampun.

"Bangga banget papi nak!" Serin cengo, satu-satunya hal yang bisa ia lakukan.

"Jadi, anaknya papi dua-duanya berbakat nih-" Gongyoo menjauhkan wajahnya dari Serin. Nada bicara Gongyoo mulai terdengar mendayu-dayu. Serin benar tau pembicaraan ini mengarah kemana.

"Terus?" Serin mengangkat sebelah alisnya, melipat tangannya di dada lalu menyandar di kursi kapas biru ruang kantor papinya. Yang ada di sekolah- sebenarnya Gongyoo hampir tidak pernah menginjakan kaki ke sekolah yang di bangunnya. Mungkin karena ada masalah ini Gongyoo rela-relaan meninggalkan kasur nyamannya untuk menginterogasi Serin.

Papi yang rela berkorban.

"Abang kamu kan kesepian-"

"Deal." Serin memotong. Mulutnya dengan asyik mengunyah permen gummy bear yang terletak di atas meja kerja papinya. Tersenyum lebar.

"Mau kok jadi artis!" Gongyoo sumringah.

"Jadinya, kita keluarga artis! Hehehe." Serin berdiri. Berlari memeluk Gongyoo yang duduk sembari menunjukan senyuman manisnya kepada Serin. Ia mengecup kilas pipi papinya.

"Sayang papi!" Serin menyengir.

"Adek ke kelas dulu ya, pih!" Gongyoo mengangguk membiarkan putrinya berlari keluar dari ruang kerja ketua yayasan.

Tersenyum simpul.

Gongyoo tau selama ini putrinya selalu di pandang sebelah mata oleh orang-orang. Terlebih rekan-rekan kerjanya. Mereka kerap menanyakan kenapa Gongyoo membiarkan badan Serin yang semakin melebar.

Gongyoo tidak malu, tidak pernah melarang Serin makan. Tidak pernah menyuruh Serin diet.

Serin gemuk karena rindu maminya.

'Serin makan yang banyak yah nak? Biar cepet gede.'

'Mami suka pipi gembul Serin hihi.'

'Serin mau mami masakin apa nak?'

Gongyoo mengusap kasar wajahnya. Memori Goeun terlintas begitu saja di pikirannya, Goeun adalah ibu yang baik dan penyayang, Gongyoo saja sampai cinta mati kepadanya. Ia merasa bersalah telah berbohong pada Serin.

Sebenarnya Serin memiliki ibu. Tapi- Gongyoo yang masih sangat muda waktu itu tidak berfikir panjang, setelah pacarnya melahirkan lalu divonis meninggal bisa saja ia melarikan diri dan berpura-pura tidak tau apa-apa. Namun, saat melintasi etalase ruang penyimpanan bayi.

Serin menatapnya.

Menatapnya dengan mata yang polos tanpa dosa, tersenyum. Bayi yang sangat manis diantara bayi-bayi lainnya. Gongyoo berubah pikiran, saat itu juga ia berjanji dengan seluruh jiwa dan raga. Dia akan melindungi bayi kecilnya.

Serin kecil miliknya.

Dan selalu menjadi Serin kecil dimatanya.


Dont forget to vote and comment ya ^^

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang