Curhat #4

528 98 11
                                    

Kim's Familly house.
Seoul,Gangnam 06.12 p.m KST

Flashback

"Perkenalkan, nama saya Jeon Jungkook. Saya siswa pindahan dari jepang. Mohon bantuannya minna-san!" Cowok bernama Jungkook itu memilih kursi tempat duduk yang ingin dia tempati (atas saran wakil kesiswaan tentu saja) dan pilihannya jatuh tepat di hadapan tempat duduk gadis yang mencoba bolos untuk memakan biskuit pisang tadi.

Serin.

Seluruh siswi di kelas berteriak riuh, ada siswa baru cowok, tampan, seksi, mempunyai bokong yang padat. Kurang apa lagi? Kecuali Lisa. Mungkin dia tidak tertarik dengan cowok ini apa bagaimana? Tidak ada yang tahu.

Saat ini seluruh siswi kelas ingin bertempat duduk tepat di posisi Serin sekarang. Posisi bagus untuk memperhatikan ketampanan si cowok baru tanpa ada yang mengetahui.

Serin? Serin itu cewek! Tentu saja dia juga tertarik. Apalagi rambut hitam legam Jungkook mengingatkan Serin pada salah satu husbando favoritnya.

Kaneki ken,saat rambutnya masih berwarna hitam.

"Hei..." Jungkook menoleh kepada Serin, tersenyum kilas.

"Salam kenal, Serin Kim"

Detik itu juga, Serin tiba-tiba merasa sulit bernafas.

Flashback ends

Serin bergumul di dalam selimut candy pink miliknya, memikirkan kejadian beberapa jam lalu serasa membuat dirinya ngeri. Ngeri? Entahlah.

Pasalnya siswa baru yang duduk di depan mejanya itu tau namanya! Dari siapa? Kenal saja tidak! Buru-buru Serin menyambar Makebook pro miliknya untuk menyambungkan aplikasi Facetime pada kontak yang di tujunya.

"Woi woi! Ada Facetime dari Serin!"

"Mana mana?"

"Anjir,gue pengen masuk kamera juga!"

"Wew."

Serin menatap empat perempuan di hadapannya dengan tatapan 'kok gini amat temen-temen gue', sedetik kemudian wajah paniknya kembali muncul.

"Kak!" Pekik Serin.

"Apaan?" Jawab salah satu cewek yang berponi 'selamat datang', Serin semakin bergumul di dalam selimutnya dengan wajah merah padam.

"Gue, gue dipanggil orang nggak di kenal!" Serin mengusap wajahnya kasar, seakan tahu bahasanya ini tidak akan dimengerti oleh 4 perempuan yang terlihat lelah dan berkeringat di seberang sana. Mereka seulgi,joy,irene,dan wendy. Trainee dari K.Ent.

Bagaimana mereka bisa dekat? Dulu saat papinya merekrut mereka saat masih belasan tahun, Serin ikut. Disanalah mereka mulai akrab.

"Hah? Gue kira modus-modus penculikan sekarang cuma buat anak-anak," celetuk gadis yang berwajah setengah Kanada, Wendy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah? Gue kira modus-modus penculikan sekarang cuma buat anak-anak," celetuk gadis yang berwajah setengah Kanada, Wendy.

"Hush!" Sela gadis yang wajahnya sangat cantik. Irene namanya.

"Terus kalo lo di panggil, kenapa?" Joy angkat bicara setelah sekian menit membuang waktunya berpose di depan kamera laptop Seulgi.

"Dengerin gue dulu, bajrut!" Serin duduk melempar kasar selimut tebalnya ke lantai, sepertinya sangat sulit untuk membuat keempat orang ini tetap diam. Mengerti, keempat gadis cantik ini mengunci suara mereka masing-masing.

"Jadi gini kak, gue kan tadi sekolah. nah pas gue mau makan abis selesai ujian fisika, gue ketemu sama cowok-"

"Gue kira lo lesbi." Potong Wendy.

"Shhhh!! Lanjutin dek" Irene membekap mulut Wendy dengan tangannya lalu tersenyum ke kamera.

Serin menghela nafasnya.

"Jadi,dia itu mirip banget sama husbando gue si Kaneki! Sumpah dah! Gue kira si Kaneki keluar dari tipi anjir!" Serin menepuk-nepuk pipi gempalnya kemudian mengatur kembali raut wajahnya yang sempat flaterred.

"Nah pas di kelas, dia duduk di depan gue. Dia bilang 'salam kenal, Serin kim' gue kan shock berat tuh!" Serin tanpa sadar memeluk boneka unicornya. Keempat gadis yang berada di seberang sambungan Facetime-nya tersebut tersenyum jahil.

"Ciee baru puber."

"Si Kaneki live action wahahaha!"

"Aduh udah gede adeknya kak Irene!"

"Tar gue mau bikin sinetron ah, namanya SJC" ucap Wendy yang otomatis membuat semuanya menunggu apa kalimat selanjutnya.

"Sigendut Jatuh Cinta" dan akibat tanggapan yang tidak terlalu penting dari Wendy tadi menghasilkan hadiah jitakan cuma-cuma dari Irene tepat di ubun-ubunnya.

"Sakit poop!" Gerutu Wendy.

"Oke, keknya sampai disini dulu deh lo curhatnya dek, Asisten bapak lo bakal datang buat ngeliat perkembangan kita, daah!!" Seulgi,joy,Irene dan Wendy melambai pada kamera.

Facetime call ended.

Serin merebahkan badannya kasar ke atas kasung Queen size pink yang selalu menemaninya di hari-hari malasnya, memejamkan matanya sejenak. Jatuh cinta? Apa apaan. Cinta semacam itu hanya untuk orang-orang menjijikan! Lebih baik jika ia menonton Anime marathon daripada melihat dua pasang sejoli sedang suap-suapan ice cream dengan bodohnya di taman kota.

Seperti nggak ada kerjaan lain aja!

Mata Serin terpejam, sejenak pantulan wajah mami melintas lewat begitu saja di dalam benaknya, menyalurkan rasa rindu yang memupuk perlahan-lahan untuk di kirim ke alam mimpi.

semoga saja ia bermimpi memorinya dengan mami-Taehyung. Menceritakan apa saja yang dia lewati selama hidup, tanpa peran mami di sisinya.


Dont forget to vote and comment!

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang