Kunjungan #26

299 47 4
                                    

Serin berhambur masuk ke dalam dorm trainee kakak-kakaknya. Menjatuhkan sembarangan bungkusan makanan ringan jin-jingannya yang ia beli di supermarket sebelum tiba di sini.

"Kak Irene! Kak Wendy! Kak Joy! Kak Seulgi!" Teriaknya yang otomatis membuat seluruh penghuni dorm terkejut. Serin menunjukan gigi-gigi rapihnya, menyengir indah saat beberapa trainee yang tidak di kenalnya keluar dari tiap-tiap kamar dorm.

"Sorry sorry hehe." Serin membungkuk beberapa kali, menghindari tatapan terganggu dari trainee-trainee cewek yang lain. Wendy keluar dari kamarnya sambil menyikat gigi, tersedak busa pasta gigi ketika Serin tiba-tiba muncul dihadapannya.

"Uhuk! Uhuk!"

"Anjir- keselek ini aduh Rin!" Serin menepuk-nepuk pelan punggung Wendy, menunjukan seringaian khasnya.

"Biar hati lo bersih kak." Serin melenggang masuk ke dalam kamar gedung dorm, mendaratkan pantatnya ke atas sofa merah empuk yang berada di tengah kamar teman-temannya.

Wendy mendengus sebal, masuk lagi ke dalam kamar mandi. Irene yang mendengar kegaduhan dari luar langsung membuka pintunya dengan kasar.

"Wen udah gue bil-" Irene mengerjap. Menatap Serin yang duduk di tengah sofa merah kamar dorm mereka, senyuman Irene mengembang.

"Serin!" Irene menghampiri Serin kemudian memeluk tubuh mungil Serin dengan erat, sangat erat sehingga Serin sulit untuk bernafas.

"Kak kak! Serin masih perlu oksigen!" Irene melepaskan pelukannya,terkekeh renyah. Sedangkan Serin sibuk mengambil nafasnya akibat sesak. Serin mengibas-ngibas wajahnya dengan tangan.

"Oh iya dek, kakak udah liat video kamu yang ada di loetube, kakak bangga banget! Astaga adik kecilnya kak Irene suaranya bagus!" Irene menangkup kedua pipi chubby Serin. Mengunyel-unyelnya kekanan dan kekiri dengan gemas. Irene sudah menganggap Serin sebagai adiknya sendiri. Begitu juga member-member lain.

Irene memiliki garis wajah yang tegas, tidak heran jika orang-orang yang belum pernah mengenalnya menyebutnya dingin. Sebenarnya jika Irene dikenal lebih dekat oleh orang-orang, sifatnya mirip seperti Jin BTS. Penyayang, mommyable, pengertian. Cocok untuk Serin yang tidak pernah memiliki kakak perempuan sekaligus teman disekolah.

"Itwu yang mawu Rin bilwaang!" Serin menahan tangan Irene. Cemberut. Ah- jika saja Taehyung dan Jungkook melihat ekspresinya sekarang mereka pasti akan melakukan apa yang dilakukan oleh Irene saat ini. Yap, mengecup pipinya.

"Bilang apa emangnya?" Irene mengernyit menatap Serin yang sedang mengusap-usap pipi tembamnya. Kedua sudut bibir Serin melengkung ke atas.

"Serin bakalan di trainee sama kakak! Dan kakak-kakak yang lain juga! Kita bakalan debut! Tapi Serin gak tau kapan sih." Irene melongo. Debut? Debut katanya?

Tiba-tiba Irene teringat sesuatu, jika ia selama 10 tahun di trainee di K.Ent. Itu artinya dengan ada Serin yang masuk ke dalam grup mereka, bukankah berarti Irene tidak harus pulang ke kampung halamannya? Irene bermimpi menjadi idol sedangkan orangtuanya memiliki bisnis keluarga. Karena Irene adalah anak tunggal dari keluarganya. Irene harus dibebankan oleh masalah itu.

Tapi kini, debutnya pasti terjamin.

Ada Serin di sisinya.

Gongyoo pasti tidak akan menelantarkan putrinya untuk berlatih lebih lama dari dia kan?

'Tes'

Airmata Irene turun tanpa ia kehendaki, Irene merengkuh erat tubuh Serin. Menyalurkan kehangatannya,merasa bahwa usahanya tidak akan sia-sia.

Aku akan jadi idol suatu hari nanti.

***

Serin memiringkan kepalanya, memperhatikan wajah Taehyung dan Jungkook secara bersamaan. Menggeleng pelan. Jika papinya tau kalau Jungkook dan Taehyung berkelahi, apa reaksinya? Marah? Sudah pasti- apakah mereka akan dihukum? Pikiran jahil Serin sedang bergelayut manja di dalam kepalanya.

Berkacak pinggang, Serin menatap keduanya bergantian.

"Berantem?" Datar Serin.

"Laporin papi asik kali ah." Gumam Serin pelan, wajah Jungkook serta Taehyung memucat seketika. Kaki mereka lemas. Ingat jika Taehyung bilang persetan dengan papinya? Otak bodohnya membuatnya menyesal. Sesaat sebelum Serin melangkahkan kakinya keluar ruang latihan, Jungkook menahan tangan kanannya sedangkan Taehyung menahan yang kiri.

"Kita latihan drama kok!" Jawab keduanya serempak. Serin mengernyit. Bohongnya nggak jago.

"Drama apa? Drama bohongin gue? Udah deh ya- mendingan gue lapor ke papi trus kalian di usir dari K.Ent secara nggak hormat! Wew papi Hitler gue." Serin menoleh, memasang wajah pura-pura terkejut. Memanyunkan bibirnya kedepan, Taehyung semakin diam mengusap pipi kirinya sedangkan Jungkook menggaruk lengan kanannya.

Hening.

Keempat perempuan yang sejak tadi berada di ambang pintu tampak segan masuk ke dalam pembicaraan, mengerti kan? Tata krama pada idol senior lebih penting.

"Atau," Serin mendongak kan kepalanya keatas, tersenyum jahil.

"Beliin gue pizza dua loyang. Gue bakal tutup mulut kalo papi nanya kenapa muka kalian lebam-lebam." Alis coklat Serin naik turun, Jungkook meringis.

"Oke." Angguk Jungkook

"Yaudah, daripada ps gue dihancurin." Taehyung cemberut.

Kim Serin selalu tau bagaimana memanfaatkan situasi dengan kedudukan bukan?




Vote and comment ya.

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang