Conflict #8

410 97 13
                                    

"Apa maksud lo nanyain gue itu di kelas?"

"Udah oversized nggak pekaan,"

"Gue tanya sekali lagi, apa maksud lo Jeon Jungkook!" Serin berteriak, saat ini sudah pukul 6.45 sore. Seharusnya mereka sudah pulang sekolah, tapi karena kelewat kesal Serin menghadang Jungkook di parkiran membawanya secara paksa ke rooftop sekolah untuk membuat perhitungan.

Taehyung? Jangan masalahkan dia. Dia sudah pulang sejak tadi akibat urusan mendadaknya dengan papi.

"Maksud gue?" Jungkook yang sedari tadi menyandar di tembok menegapkan badan, memasukan tangan kiri ke dalam saku celana sekolah hitam miliknya, berjalan mendekat ke arah Serin.

"Lo itu nggak pantes ada, orang yang kayak lo." Jungkook menunduk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Serin. Tersenyum remeh.

"Cuma buat pandangan gue rusak!" Serin merasakan bau mint nafas Jungkook yang lumayan jauh jaraknya, tapi itu tidak penting lagi sekarang.

Harga diri Serin benar-benar tercabik.

Serin hanya diam memejamkan matanya sekilas, tangan serin bergetar mengepal kuat. Jika tidak ada HAM bisa saja Serin merobek mulut busuk tuan-Jeon-sikeparat dengan gunting Daisy Duck yang di belikan oleh papinya saat liburan ke Disneyland Amerika tahun lalu.

"Gue risih liat orang gemuk, especially lo. Berantakan, kurang disiplin. Pas makan kayak babi kehilangan kubangan lumpur." Lanjut Jungkook.

"Seharusnya lo sadar, tapi sayangnya gak bakal pernah sadar." Jungkook memajukan badannya hingga jarak antara wajah mereka sangat menipis, Serin menahan mati-matian hasrat untuk mencakar wajah tampan Jungkook.

Jungkook mendekatkan tangannya hendak membelai kepala Serin tapi kalah cepat, tangan gempal Serin sudah duluan menahan pergelangan tangan Jungkook. Raut wajah Jungkook tampak sedikit terkejut, sedetik kemudian air mukanya kembali mengintimidasi.

"Lo ga sadar? Lo sekolah di sekolah papi gue?" Mata hazel Serin bertemu pandang dengan iris kelam Jungkook. Menghempaskan tangannya ke bawah, Mundur selangkah.

"Gue bisa bilang dengan mudahnya sama papi kalo gue gak suka murid yang ada di sini, lo gak tau kasusnya Han Seo Hee? Kejadiannya sama kok sama yang lo lakuin ke gue sekarang." Serin menyikapkan rambut pendeknya ke belakang telinga, menyeringai. 'Gue bakal menang apapun caranya Jungkook. Lo gak bisa nantangin Kim Serin.'

Jungkook terkekeh renyah, irisnya berubah menjadi lebih tajam dan menusuk.

"Keluarga gue punya 20% saham di perusahaan papi lo, anak manja." Mata Serin membelalak, Serin baru teringat. Jungkook marganya Jeon kan? Jeon corp? JEON CORP! Ah dia pasti sudah gila, Jeon corp adalah mitra kerja terbesar papinya, dan dia baru saja menantang salah satunya? Bisa dimarahi habis-habisan Serin! Serin menelan ludahnya susah payah.

"Y-yaudah! G-gak usah pamer juga- n-nyebelin!" Serin mati kutu, yang sangat ingin di lakukannya adalah lari- sudah dua kali dia merasa kalah oleh Jeon Jungkook si keparat.

Sebelum Serin sempat menjalankan niatnya, Jungkook sudah terlebih dahulu mendorongnya ke tembok, mengunci badan Serin. Serin mendongak merasakan deru nafas Jungkook yang terasa sangat kencang, apa dia marah? Matanya tampak merah menyala- oh bukan, ini hanya imajinasi Serin. Mata Jungkook tidak ada apinya.

"Gue tau lo suka sama gue," Serin tercekat, dia tidak merasa menyukai Jungkook. Hanya kagum sedikit saja- mungkin?

"Jadi mendingan lo mundur sebelum gue permaluin habis-habisan. Karena lo-"

"Siapa yang suka sama lo? Kenapa ge-er banget? Hah? Gak level! Lagian ya, kalo emang cuma elo cowok yang tersisa di muka bumi ini gue mendingan nikah sama anemo- hmphh?!" Tengkuk Serin di tarik ke atas, merasakan sesuatu yang basah menyapu tepat di permukaan bibir gempal miliknya.

Ciuman pertama Serin di ambil.

Dan orang itu adalah.

Jeon Jungkook

Dont forget too vote and comment ya ^^

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang