Pengumuman kelulusan #28

284 41 2
                                    

Taehyung berkutat dengan tempelan kertas yang bertengger di mading sekolah. Hari ini adalah final dari perjuangannya selama 2 minggu, mata Taehyung terus bergerak kekanan dan kekiri mencari-cari daftar nama yang bermarga Kim.

Kim Taehyung, lulus.

Mata Taehyung membelalak, ekspresinya yang tadinya tegang berubah 360 derajat menjadi bahagia. Ia berlari keluar dari kerumunan siswa yang masih sibuk berkutat dengan papan pengumuman kelulusan.

"Gimana bang?" Serin menunggu dengan wajah gugup, terbesit dalam pikiran Taehyung untuk menjahili adiknya yang menggemaskan itu.

"Gue..." Taehyung memasang wajah sedihnya, seakan mengerti. Serin spontan memeluk erat abangnya.

"Nggak apa-apa kok. Abang home schooling aja." Nada suara Serin merendah, semakin merengkuh erat tubuh abang yang selalu di sayanginya. Taehyung menaikkan alis kirinya.

Asoy, gede coy.

Taehyung membalas rengkuhan Serin.

"Mana bisa kuliah home schooling." Bisik Taehyung dengan nada sedih.

"Hah?" Bingung Serin mendorong pelan tubuh abangnya. Menatap mata abangnya lekat-lekat untuk mendapatkan penjelasan, apa urat malu abangnya sudah putus? Dia mau kembali sekolah di K.Ent? Wow.

"Gue lulus."

Serin mengerjap sekilas, mengorek-ngorek kupingnya dengan cepat.

"A apa?"

"Gue lulus condet." Taehyung mengacak rambut adiknya, Serin sumringah. Kembali memeluk erat tubuh Taehyung yang kekar, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Taehyung.

"Hmphh!! Selamat! Selamat!" Serin melonjak girang. Taehyung tersenyum teduh, setidaknya jika ia tidak bisa menjadikan Serin miliknya seutuhnya. Dia bisa membuat senyuman Serin muncul karena dirinya.

Taehyung mengecup kening Serin sekilas.

"Makasih ya?" Taehyung menangkup pipi gembul Serin dengan kedua tangannya, menggesek-gesekan hidung mancungnya dengan hidung runcing Serin.

"Makasih untuk apa,bang?" Bolamata besar Serin menatap polos kepada abangnya, senyuman Serin masih belum menghilang dari sana.

"Makasih untuk membuat hari-hari gue bahagia." Kekeh Serin terlepas, mencubit kuat pipi kanan abangnya.

"Iya sama-sama!"

***

Serin mengusap peluhnya dengan handuk kecil, mengacak-acak poninya yang basah. Kehidupan trainee memang sulit, apalagi dia harus belajar di waktu yang bersamaan. Sekarang Serin mengerti betapa tertekannya Taehyung. Di satu sisi dia harus menjadi idol yang ramah pada fans-nya di sisi lainnya Taehyung harus belajar untuk memenuhi kewajibannya sebagai siswa, tapi karena Taehyung sudah lulus jadi ia tidak perlu repot-repot berfikir tentang ujian dan pekerjaan rumah.

'Kakak seneng loh kamu masuk ke grup trainee kita.'

'Oh iya?'

'Iya dek, sebenarnya kakak berencana mau keluar dari K.Ent sebulan lagi. Tapi karena kamu masuk, kaka nggak jadi keluar.'

'Kenapa kak?'

'Karena kakak merasa pasti bakalan jadi idol, yang lainnya juga. Seperti kak wendy yang trainee-nya 5 tahun, kak seulgi dan kak joy 6 tahun, dan kakak yang terlama- ehm, 10 tahun.'

Serin meneguk liurnya, kenapa papinya begitu jahat? Gadis-gadis ini terlantar begitu saja selama bertahun-tahun tanpa kepastian. Jika saja Serin tidak masuk maka, harapan mereka untuk jadi idol pupus begitu saja.

Kenapa dunia entertaiment kejam sekali?

Trainee juga manusia. Bahkan menurut artikel yang pernah Serin baca, beberapa idol yang debut bertahun-tahun masih belum diberi bayaran yang setimpal oleh agensi mereka. Sesulit itukah untuk meraih sebuah mimpi yang sederhana?

Serin menepuk pelan bahu Irene.

'Kita bakalan debut kok, Serin janji. Kita harus berjuang sama-sama lagi!'

Gadis bersurai coklat itu merosot ke lantai ruang latihan yang membeku akibat suhu AC yang terlalu dingin, menghantuk-hantukan pelan kepalanya ke cermin tembok. Membuat cermin itu sedikit bergoyang. Nafasnya tersengal.

"Hei, butuh minum?" Serin mendongakan kepalanya. Mendapati Jungkook yang berdiri menghalang cahaya lampu. Menyodorkan sebuah botol plastik bening berisi air kepadanya.

Serin meraih botol itu. Meminumnya habis dengan sekali tegukan.

"Haus banget kayaknya," Jungkook duduk di sebelah Serin. Menyandarkan punggungnya ke tembok yang ditempeli cermin. Meletakan satu sikunya diatas lutut kirinya yang menekuk.

"Kenapa jam segini masih di gedung? Besok kan sekolah." Lanjut Jungkook. Menoleh pada Serin yang masih sibuk mengatur nafasnya. Serin menunduk. Memperhatikan analog i-watch nya.

00.10 a.m KST.

Serin menghela nafasnya gusar. Gara-gara kepikiran gue jadi lupa waktu.

"Ser." Panggil Jungkook.

"Eh? Hah?" Serin memalingkan wajahnya pada Jungkook. Menatap manik kelam Jungkook yang begitu berkilau dimatanya.

"Lo harus istirahat."

"Gue,"

"Gue- harus hafal gerakan dance sebelum papi evaluasi trainee sabtu depan, kalo nggak. Kakak-kakak gue bakalan lebih lama trainee-nya." Serin mengambil ancang-ancang untuk berdiri. Jungkook menahan lengan Serin. Tersenyum simpul. Jungkook sempat mengingat masa awal trainee-nya di kantor cabang K.Ent di jepang. Persis seperti apa yang dilakukan Serin.

"Gue bantuin," Jungkook berdiri, melirik jam dinding yang bertengger di tembok.

"Tapi- gue cuma bisa bantuin lo selama 30 menit, setelah itu lo harus tidur oke? Gue besok nggak sekolah karena udah mulai promosiin lagu baru. Jangan kangen lho." Jungkook mencolek dagu Serin yang basah akibat keringat, Serin berdecak. Menepis pelan tangan Jungkook.

"Mulai deh mesumnya, lo masih SMA Kook. Tolong jauhi maksiat." Cibir Serin sambil menyetel lagu.

"Gimana dong? Lemah syahwat gitu kalo liat lo, Ser." Goda Jungkook.

"Sar Ser Sar Ser. Lo kira gue buser? Panggilnya yang lengkap kek," Serin mendesis.

"Nyebelin."


Jangan lupa vote dan comment ya!

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang