Kelas 11 #38

237 37 0
                                    

Tahun ajaran baru telah dimulai, tidak ada yang berbeda dari kelas Serin sebelumnya. Semua teman-temannya sama seperti tahun kemarin. Bosan. Bosan melihat wajah yang itu-itu saja, oh- iya-iya! Memang ada beberapa yang berubah.

Min Sarang.

Ia sekarang sudah menjadi kakak kelas tertinggi di SB high, dan tentu saja kerjaannya hanya menindas murid-murid yang lemah. Beruntung Serin selalu ada di setiap aksi penindasannya, otomatis anak-anak yang ia tindas tidak mengalami masalah sekolah yang cukup serius karena Serin terus membela mereka.

Oh ya, jam tangan Serin sudah di ganti oleh Gongyoo dengan yang baru. Dengan sedikit bumbu 'ceramah' khas papi saat di toko jam ketika sedang memilihkan jam yang Serin minta.

Jamnya yang baru tidak lagi semahal yang kemarin. Tapi tetap saja masih ada titel mahal yang melekat pada jam tangan itu.

Lisa dan Serin kini sering berpergian kemana-mana, kadang-kadang Jungkook juga ikut nimbrung walaupun masih ada kecanggungan diantara mereka, tapi- setiap malam Jungkook selalu mengirim pesan pada Serin tentang betapa senangnya ia bisa berbicara lagi kepada Lisa. Teringat kemarin mereka mengatur siasat untuk date Jungkook dan Lisa yang entah kapan akan dilaksanakan. Mereka berjalan-jalan di distrik pertokoan Gangnam. Karena Serin yang mendapat informasi bahwa Lisa adalah orang yang suka shopping. Tidak seperti dirinya.

Yang tidak modis, uring-uringan, berantakan, makan seperti babi, berbicara ceplas-ceplos. Jungkook pernah bilang jika Lisa adalah sosok wanita yang sangat sempurna dimatanya. Cantik,elegan,kalem. Ingin sebenarnya Serin merasa masa bodoh dengan apa yang dikatakan Jungkook- tapi, entahlah. Selama 1 bulan lebih Serin membatu Jungkook, mengikutinya kemana ia pergi, makan bersama. Itu membuat Serin sedikit berdebar? Ya, berdebar.

Serin tidak pernah menyanggah hal itu.

Bahkan ia sendiri tidak tau kenapa hatinya terus berdebar dikala Jungkook selalu berada bersamanya.

Seperti saat ini.

"Gue baru aja dapat line nya Lisa!" Jungkook menggebrak kasar meja Serin yang sengaja duduk di depan agar memberikan ruang pada Jungkook dan Lisa untuk memilih meja bersebelahan yang ada dibelakangnya. Serin mencoba menetralkan degub jantungnya yang seakan-akan ingin melompat keluar, mencoba mengalihkan pandangannya pada Jungkook dengan buku note pink miliknya.

Jungkook mendecak sebal, makin hari tingkah Serin semakin aneh saja.

"Woy, gue ngomong." Tangan Jungkook memetikan jari di depan hidung runcing Serin. Membuat gadis itu mau tak mau harus berpura-pura memasang wajah kesal.

Selow Rin, selow.

Serin berdeham pelan, menutup buku memo-nya lalu memukul bahu Jungkook lumayan keras dengan buku memo pink yang sejak tadi digunakannya untuk pengalihan.

"Gue lagi nyusun taktik elo, katak Zimbabwe!" Cebik Serin kesal, -pretending.

"Ah- sakit cebol!" Ringis Jungkook. Serin diam dan kembali membaca buku pinknya, sebenarnya agenda pendekatan yang akan Jungkook lakukan itu ia dapat dari menonton Anime marathon semalaman sampai-sampai tidak sempat tidur karena membantu Jungkook.

"Galak banget jadi cewe,"

"Tar nggak ada yang mau, jadinya lo nikah ama  abang Taehyung jelek lo itu." Jungkook merebut buku pink Gadis berambut bob yang duduk di hadapannya, membaca setiap kegiatan yang ditulis Serin untuknya.

Kasih bunga mawar.

Beliin boneka cony gede.

Ajak wisata shopping.

Jungkook mengernyit, sebenarnya dulu Ia sama sekali tidak pernah melakukan ini pada Lisa- err maksudnya pacaran mereka hanya jalan-jalan menikmati taman kota ataupun ia mengajak Lisa menemaninya main ps seharian, dan berakhir dengan Lisa yang pulang duluan karena tidak tahan Jungkook terus mengacanginya.

Memangnya pacaran harus pake memberi segala? Apakah Jungkook salah waktu ia mengajak Lisa berkencan selama dua tahun dulu?

Jangan lupa vote dan comment!

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang