Date #43

236 27 4
                                    

"Kamu suka coklat panas kan?"

Jungkook dengan bangganya menyodorkan segelas cangkir berbentuk sapi berisi coklat panas pada Lisa yang sedang duduk di hadapannya, menunjukan senyuman kotak sembari menatap Lisa yang sedikit bingung dengan minuman yang di sodorkan Jungkook.

"Coklat panas cuma bikin orang jadi gemuk." Celetuk gadis Thailand itu.

"Tapi dulu-"

"Dulu?" Gadis berponi di hadapannya mengernyit, sedetik kemudian mata bulatnya membesar, seakan mengingat sesuatu yang sudah lama tidak ia kerjakan.

"Ah," Lisa menganggukan kepalanya.

"Itu dulu." Sambungnya.

"Jungkook, dengar. Aku sekarang harus menjaga berat badanku, wajahku. Aku nggak minum coklat panas dan makan snack ringan di tengah-tengah kencan kita, aku ini idol! Sama seperti kamu, aku kira kita bakal jalan-jalan di tempat bagus." Tukas Lisa sedikit sebal, melipat kedua tangannya di depan dada.

Sedangkan Pemuda Jeon? Ia hanya bisa mengangguk kikuk, merasa apa yang ia kerjakan begitu bodoh hingga merendahkan nilai jualnya di mata Lisa.

Pujaan hatinya.

"Oh hahahaha-" Tawa renyahnya menggema ke seluruh isi ruang kafe kosong yang sengaja ia sewa demi bertemu dengan Lisa diam-diam,

sepertinya rencananya tidak berjalan mulus.

Bodohnya Jungkook.

Lisa tersenyum tipis memperhatikan gerak-gerik Jungkook yang tampak kehabisan akal, sesekali jari Jungkook mencoba mengirimkan pesan pada Serin untuk meminta bantuannya tapi malah berakhir dengan ia menghapus kembali ketikan pesan yang akan ia kirimkan.

Jungkook begitu bingung.

Ini bukan dirinya.

Dan Lisa juga sudah berubah.

Apa-apaan bajing, ini kenapa bisa jadi awkward banget dah? Batin Jeon Jungkook.

"Ekhem." Lisa berdeham.

"Jungkook, sepertinya aku harus ngasih tau kamu sesuatu." Gadis itu melepaskan lipatan tangannya.

"Eh? M mau ngomongin apa?" Gugup Jungkook, mendekatkan kursinya ke meja sekadar ingin melihat lebih jelas wajah bidadarinya.

"Soal masalah itu, Di malam aku dan kamu putus, ingat?" Lisa sedikit menghela nafasnya.

"Itu bukan salah Taehyung."

"Waktu setelah aku mutusin kamu, kita berantem di depan bar karena aku mabuk kan? Saat itu, aku bener-bener udah ngebuat keputusan." Lisa menatap Jungkook yang air mukanya mulai mengeras.

"Keputusan kalo aku harus ngejar mimpi aku, apapun caranya. Saat aku mabuk, aku nangis aku ga tau mau cerita sama siapa lagi, aku ga tau keputusan aku benar atau salah ninggalin kamu, makanya aku telepon Taehyung. Selain kamu, mungkin sahabat baik kamu bisa ngerti kenapa aku milih untuk pisah dengan kamu." Lanjutnya

"Dan di apartemen dia, aku ketiduran karena nangis. Dia berniat untuk nelpon kamu, tapi aku larang. Aku nggak tidur sama dia Kook." Lisa berdiri, menyandang tas selempangnya. Tersenyum pada Jungkook yang menatap nanar kearah dirinya.

"Jadi, apapun masalah kalian, aku minta maaf. Karena semuanya salah aku." Lisa membungkuk kemudian berbalik, sesaat sebelum kaki jejangnya melangkah keluar dari kafe, Jungkook menahan tangan Lisa.

Menariknya ke dalam dekapannya.

"Kalo, di hati kamu ga ada ruang untuk aku lagi." Jungkook menelan susah payah ludahnya.

"Boleh aku minta satu permintaan?"

Lisa terdiam, menunggu Jungkook melanjutkan kalimatnya.

"Luangkan waktumu untukku malam ini saja."











Jangan lupa like and comment ya!

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang