Malam cerah #37

235 37 0
                                    

Bulan purnama malam ini sangat terang, setidaknya itu yang Serin rasakan sekarang. Dengan Jungkook di sampingnya, memakan es potong rasa buah sambil duduk di ayunan taman bermain yang letaknya lumayan jauh dari keramaian.

Apalagi ketika mata Jungkook yang sesekali kedapatan meliriknya, ah- apakah Jungkook anak dari aphriodette? Kenapa Jungkook selalu tampak mengagumkan dimatanya? Serin yakin kenapa Lisa bisa jatuh cinta kepada Jungkook. Dari segi wajah- Jungkook memang lebih tampan dari abangnya.

Tapi dari segi perilaku- no uh- tidak sama sekali.

Hening.

Sejak mereka sampai di sini hingga seorang tukang es potong lewat, yang di lakukan kedua remaja ini hanya diam, duduk, tanpa membuka pembicaraan apapun.

"Ser." Suara Jungkook memecah keheningan, Serin menoleh pada Jungkook yang duduk di sebelahnya. Menyesap sedikit-sedikit es potong yang masih penuh. Mengangkat kedua alisnya, seperti berkata 'apa?'

"Yang lo bilang-" bariton pria itu kembali bersuara, Serin mengangguk sekilas. Tersenyum tipis menanggapi Jungkook yang hendak menyelesaikan kalimatnya.

"Gue sama L-"

"Cinta itu perjuangan Kook," Cicit Serin yang masih menghisap hemat es potong perisa anggurnya, menganyunkan pelan tubuhnya ke belakang dan ke depan.

Padahal, definisi cinta itu sendiri Serin tidak mengerti- ah sudahlah. Toh dia bertekad akan membantu teman barunya kan?

"Sebenarnya, gue tau lo masih punya rasa sama Lisa, gue juga tau lo abis darimana."

"Abis dari konsernya Lisa kan?" Cebik Serin polos sambil menggigit habis esnya. Membuangnya tepat ke tong sampah di sebelahnya. Hati Jungkook tercelos, kenapa tiba-tiba Serin menjadi tau apa yang ia lakukan? Sebenarnya ini cukup menyeramkan.

"Lo-, bahagia?"

"Maksudnya?" Sedikit demi sedikit Jungkook mencoba masuk ke dalam percakapan yang di arahkan Serin, meski tak terlalu menahu tentang apa maksud gadis ini.

"Ngeliat dia dari jauh? Lo mau terus-terusan jadi pengecut, ya?" Kekeh gadis itu keluar, semakin mengayunkan kuat ayunannya.

"Jadi, gue mau bantuin elo supaya lo bisa tersenyum lagi. Nggak selalu nunjukin fakesmile supaya lo bisa membohongi perasaan lo, lo punya hak Jungkook." Jungkook mengadahkan kepalanya ke atas, mencoba menimang-nimang apakah ia menerima jika Serin benar-benar membantunya? Tapi- bagaimana dengan rencana awal yang ia buat?

Tunggu- jadi. Jungkook tidak harus menjadi orang jahat kan? Artinya ia masih bisa mendapat kebahagiaan tanpa membuat kegaduhan lain yang dapat membuat hubungannya dengan Taehyung semakin retak. Bukankah itu hal bagus?

"Ehm." Deham cowok itu, menahan tali ayunan Serin yang bergerak pelan. Menatap mata Serin lekat-lekat dengan mata hitamnya yang berbinar. Tersenyum lebar.

Senyum yang belum pernah di tunjukan Jungkook kepada siapapun selain Lisa.

Hawa panas menjalar perlahan ke pipi Serin, senyuman manis Jungkook bisa-bisa membuatnya mimisan.

"Bantuin gue kalo gitu." Ucap Jungkook, Serin memgangguk kilas kemudian menolehkan wajahnya ke arah lain.

"Pasti."

"Apa yang enggak buat temen gue?" Serin kembali mengayunkan ayunannya.

"Sahabat."

"Hah? Apa?"

"Iya, lo sahabat gue. Rin." Jungkook ikut mengayunkan ayunannya, menghiraukan tatapan mata Serin yang heran.

Malam ini benar-benar malam yang cerah.



Jangan lupa vote dan komen! ^^

Then, There's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang