Bagian 1

12.5K 275 2
                                    

Rania, gadis cantik berparas manis dengan senyuman lembut penuh kasih sayang semakin menambah kecantikannya ditambah dengan bentuk giginya yang menyerupai gigi kelinci.Gadis yang bernama lengkap RANIA CALISTA RAMLAN, putri tunggal dari seorang pengusaha kelas atas Aji Ramlan dan Amelia Ramlan.

Aji Ramlan merupakan pengusaha kaya yang diagung-agungkan di kalangan pengusaha lainnya, bukan apa Aji Ramlan benar-benar membangun perusahaan besarnya itu dari nol bahkan Aji pernah menjadi seorang pelayan cafe sebelum menikahi Amelia Ramlan, wanita cantik yang dulu berprofesi sebagai seorang model.

Kejayaan Aji tak lepas dari dukungan Amelia kebahagiaan mereka semakin bertambah sejak kelahiran putri tunggu mereka Rania, meskipun setelah itu mereka harus menerima lapang dada kenyataan bahwa Amelia tidak bisa mengandung lagi. Namun semua itu tidak menyurutkan kebahagiaan mereka.

Hingga puluhan tahun membina rumah tangga akhirnya keretakan demi keretakan mulai muncul kepermukaan. Aji dan Amelia tidak lagi berada di jalan yang sama, keduanya merasa tak lagi memiliki kecocokan hingga pertengkaran lebih sering mewarnai rumah tangga mereka.

Bahkan mereka luput memperhatikan putri tunggal mereka yang kini sudah menginjak usia 22 tahun, Rania sedang mengenyam pendidikan di universitas terbaik kota mereka. Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama Rania sudah mulai mengetahui ada yang tidak beres pada hubungan orangtuanya namun ia masih belum paham betul.

Namun sejak ia sudah berada di bangku SMA, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat bagaimana pertengkaran demi pertengkaran terjadi di antara Papa dan Mamanya.

"Ceraikan aku!!"

"Wanita sialan! Kau fikir aku tidak sanggup melakukan itu?"

Rania duduk meringkuk didekat tangga mendekap kedua lututnya ketika mendengar teriakan demi teriakan kedua orang tuanya dilantai bawah. Rania menangis tergugu di saat kedua telinganya menangkap suara pecahan dan juga teriakan dari papanya.

"Rania mohon jangan seperti ini Ma pa! Rania mohon."

Rania bergumam sendiri sambil mendekap lebih erat lututnya, sejak saat itu kedua orang tuanya tak lagi canggung berdebat bahkan saling memaki meskipun Rania berada didekat mereka.

Namun Rania bersyukur masih ada Mbok Inem yang masih menyayanginya, wanita paruh baya itu selalu bersedia memeluknya ketika orangtuanya bertengkar sambil membisikkan kata-kata menenangkan hingga di sekarang ia berada di bangku kuliah Rania mulai terbiasa dengan pertengkaran orang tuanya ia hanya perlu menyingkir jika mama dan papanya sudah mulai saling cela lalu berujung pertengkaran hebat.

"Hari ini kuliah pagi ya non?" Mbok Inem memasuki kamar Rania.

Rania yang duduk didepan cermin tersenyum lalu mengangguk, "Iya mbok, tapi kacamata Nia hilang."keluhnya sedih.

Mbok Inem tersenyum lembut sambil melangkah menuju ranjang Rania lalu mengambil sesuatu disana dan berjalan mendekati Rania yang terlihat frustasi sambil mengobrak-abrik meja riasnya.

"Dimana sih? Perasaan semalam disini deh."keluh Rania.

"Ini apa non?"Tanya Mbok Inem sambil memperlihatkan benda di tangannya.

Rania terkekeh malu sambil menggaruk tekuknya lalu memperlihatkan cengiran lebarnya pada Mbok Inem, "Ahh, rupanya keselip ya?"

Mbok Inem mencubit gemas pipi Rania hingga gadis itu terkekeh geli, "Makasih Mbokku sayang."Rania memeluk sekilas Mbok Inem.

"Dasar!" Mbok Inem kembali mencubit gemas pipi Rania.

Rania tersenyum mengambil kacamata ditangan Mbok Inem lalu memakainya, "Udah cantikkan?"tanyanya genit.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang