Bagian 9

3K 170 0
                                    


"Mas berangkat pagi lagi?"

Raja mengangguk akhir-akhir ini ia memang sedikit sibuk dengan rapat-rapat penting mengenai proyek kerja sama untuk pembangunan vila di Bandung. Raja sudah dari dulu mengincar proyek ratusan milyar ini dan akhirnya ia bisa bekerja sama dengan perusahaan besar ini.

Ada yang berfikir sama?

Benar, perusahaan yang di maksud Raja adalah RN Group. Tau perusahaan siapa itu? Yup. Perusahaan Aji Ramlan yang tidak lain adalah Ayah dari gadis bodoh yang pernah ia tolong.

Sial!

Mengingat Rania kembali moodnya berubah buruk seketika. Raja sudah berusaha keras mengenyahkan gadis bergigi kelinci itu dari dalam fikirannya tapi kenapa gadis itu tidak juga minggat dari otaknya?

Apa mungkin Rania main pelet ya?

Mati aja lo Raja!

Raja menggelengkan kepalanya, manada di zaman now seperti ini masih ada yang percaya hal-hal seperti itu. Akui saja kau memang sudah terjerat pesona gadis aneh itu.

Tidak.

Raja tidak mungkin semurah itu, Apaan! Baru peluk dikit langsung jatuh cinta malu kali sama bulu ketek Mami Cantika.

"Itu ngapain dari tadi cengengesan nggak jelas."

Raja menaikkan kepalanya menatap Maminya dengan bingung, "Mas kan lagi makan Mi."

Cantika mendengus ia masih muda belum rabun ia bisa melihat cengiran menyebalkan putranya tadi dengan jelas dan feeling nya mengatakan Raja sedang mengatainya sesuatu di dalam hati, "Gosipin Mami kamu ya."

Raja memutar matanya, "Kayak nggak ada kerjaan lain aja."

Cantika semakin membulatkan matanya, "Papi!"rengeknya manja pada Gatot yang sibuk membaca korannya.

"Udahlah Mi, makan gih jangan ngedrama pagi-pagi Papi pusing."keluh Gatot yang dibalas dengusan Cantika diikuti dengan kekehan geli Raja dan Ratu.

"Auh ah pada nyebelin nggak bapak nggak anak sama-sama bikin sakit hati." Cantika beranjak dari kursi menuju kamarnya.

"Mulai deh aktingnya."keluh Ratu yang dibalas anggukan oleh Raja.

"Sayang kok malah ngambek sih."Gatot tidak perduli dengan ledekan putra dan putrinya bisa gawat kalau Cantika-nya ngambek bisa-bisa jatah hariannya di pending lagi.

Raja dan Ratu kembali melanjutkan sarapannya tanpa memperdulikan drama pagi yang sedang di mainkan oleh ke dua orang tuanya. Mami dan Papi mereka selalu lupa umur jika sudah ngedrama seperti sekarang ini.

"Mas nebeng ya."

Raja mengangguk toh kantor dan sekolah Ratu searah, "Jangan macam-macam ya, nggak ada alasan jemput kawan atau apapun Mas sibuk banget hari ini."

Ratu manyun, ia selalu suka mengerjai saudara satu-satunya ini pernah ia mengatakan bahwa pulpennya ketinggalan dan ia harus beli yang baru dan dengan bodohnya Raja mengangguk dan mengantarkan adiknya untuk membeli pulpen baru. Raja baru sadar ketika mobilnya sudah memasuki parkiran mall.

Gila masak beli pulpen satu harus ke mall dan setelah itu Raja harus merogoh kocek untuk membayar belanjaan adiknya dan Ratu memekik kesenengan selain bisa bolos ia juga bisa memeras saudaranya ini. Cerdas bukan?

"Ya janji kali ini langsung ke sekolah."jawab Ratu sedikit malas-malasan.

Raja kembali mengangguk tepat di suapan terakhir nasi gorengnya ia meletakkan sendok dan garpu miliknya lalu mengambil gelas berisi air putih miliknya meminumnya hingga tandas.
"Ayok jalan!"ajaknya segera beranjak.

Ratu mengangguk mengambil tas miliknya lalu mengikuti langkah Raja menuju garasi tempat mobil Raja di parkirkan. Sebenarnya Raja hari berniat memakai motor sport miliknya namun urung karena ia tidak mungkin rela mempertontonkan paha mulus adiknya pada pria-pria hidung belang yang bertebaran dimana-mana layaknya hama.

"Mas sebenarnya Rania siapa sih?"Ratu membuka suara ketika mobil Raja sudah keluar dari komplek perumahan mereka.

"Gadis bodoh."sahut Raja enteng, meskipun di dalam hatinya ia kembali merasa panas. Jelas saja, ia masih kesal karena gadis itu begitu tega mengusirnya. Memangnya siapa dia berani-beraninya mengusirnya?

"Mas kok bisa kenal gadis bodoh?"

"Takdir kali."

"Masak sih!."

"Ya nggak tau juga masak apa nggak."

Ratu mendengus ketika mendengar jawaban ngawur dari Raja, "Jodoh mas kali."celetuknya tiba-tiba.

Dan seketika Ratu mengumpat ketika Raja menginjak remnya tiba-tiba, "Ngomong pakek bismillah ya."

"Yang ada juga pakek mulut kali kalau mau ngomong."sahut Ratu kesal sambil mengusap-usap jidatnya yang terbentur dashboard mobil Raja.

Raja mendelik sebelum kembali menjalankan mobilnya untung saja mereka masih berada di jalanan sepi kalau tidak saat ini Raja pasti sudah menjadi bulan-bulanan pengguna jalan lain karena menginjak rem tiba-tiba.

"Cantik nggak sih Mas gadis bodoh itu?"

"Namanya Rania bukan gadis bodoh."bentak Raja tak terima ketika Ratu menyebut Rania gadis bodoh.

"Ya kan Mas yang mulai nyebut Rania gadis bodoh aku mah ikut Mas aja."bela Rania.

"Ikut-ikut memang Mas tourguide apa."dengus Raja.

Ratu hanya terkekeh ia selalu suka caranya berkomunikasi dengan Raja, meskipun menyebalkan Raja adalah pria yang hangat dan juga baik hati, beruntung rasanya jika gadis bernama Rania itu bisa menggaet hati Mas Raja-nya ini.

"Kenalin dong Mas."pintanya tiba-tiba.

"Kenalin siapa sih?"tanya Raja tak mengerti ia masih fokus pada jalanan yang sudah mulai padat.
Macet memang pemandangan lumrah di pagi begini, apalagi hari kerja seperti hari ini.

"Ya sama Rania dong! Masak sama bang Kipli."

Raja terkekeh, "Jangan anti Bang Kipli begitu kamu dek. Kualat eh malah jatuh Cinta nanti."

"Amit-amit jabang bayi."Ratu langsung mengetuk-ngetuk kepalanya berkali-kali hingga membuat tawa Raja pecah.

Raja masih tertawa geli sebelum matanya menangkap seseorang yang mirip sekali dengan Rania, gadis itu tampak lebih sehat meskipun wajahnya masih pucat dan sialnya mobil yang ditumpangi gadis itu berhenti tepat disebelah mobilnya hingga Raja bisa dengan jelas melihat gadis itu.

Sialan! Kenapa melihat gadis itu saja jantungnya sudah berdetak gila seperti ini. Ia deg-degan namun rasa geli di rongga dadanya itu justru begitu menyenangkan. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?

Tepat ketika Raja masih menatap gadis yang mirip namun ternyata memang Rania di saat itu pula Rania menolehkan kepalanya hingga tatapannya bertemu dan Raja bisa melihat dengan jelas raut kaget gadis itu. Raja semakin merasa deg-degan saat melihat gadis bergigi kelinci itu menatapnya begitu intens.

Namun semua berubah ketika Raja melihat raut sedih di wajah cantik itu. Raja mengernyitkan dahinya apa lagi ketika Rania memilih membuang muka darinya, gadis itu duduk tegak di dalam mobilnya tanpa menoleh lagi padanya bahkan sampai mobil itu berjalan terlebih dahulu meninggalkan Raja yang masih kebingungan.

"Mas jalan woy!"

Raja gelagapan apa lagi ketika telinga menangkap bunyi klakson mobil lain yang tertuju padanya, "Kalau mau ngelamun pilih-pilih tempat kali mas."

Raja mendengus, ia memilih diam otaknya kembali memutar kejadian beberapa waktu lalu kenapa Rania tiba-tiba berlaku seperti itu padanya? Apa yang salah pada dirinya? Raja ingat dengan jelas bagaimana matanya Rania membola dan berbinar ketika melihatnya hingga tiba-tiba tatapan gadis itu berubah padanya.

Apa yang terjadi sebenarnya?

*****

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang